##Bab 49 Terima Kasih Suamiku Sudah Merestui

354 23 2
                                    

Febi tertegun sejenak, tangannya menggenggam pegangan tangga dan tiba-tiba dia mengencangkan jari-jarinya.

"Kenapa? Takut?" Saat Nando melihatnya berhenti, dia tertawa dengan puas, "Kalau kamu tidak ingin bercerai, sekarang kamu berlutut dan memohon padaku. Aku mungkin masih bisa memaafkanmu."

Berlutut dan memohon padanya? Febi tersenyum, dia menghela napas karena dirinya yang dulu benar-benar sudah gila bisa jatuh cinta pada pria ini. Dia juga sudah gila bisa membiarkan dia terus-menerus menyakiti hatinya selama dua tahun.

Febi berbalik, lalu menurunkan pandangannya untuk menatap Nando dengan tenang dan acuh tak acuh.

"Oke, kita bercerai sesuai dengan keinginanku." Kemudian, Febi tersenyum lembut dan bahkan nada suaranya menjadi sangat melembut, "Terima kasih suamiku karena bersedia merestui hubungan kami."

Wajah Nando menjadi pucat pasi karena marah, pikirannya menjadi kosong. Wanita yang bersumpah tidak akan pernah bercerai sebelumnya, setelah berhubungan dengan Julian, dia berubah pikiran dengan cepat?

Sialan!

Apakah wanita bisa dengan cepat mengubah hatinya?

"Febi, berhenti!" Setelah Nando tersadar dari lamunannya, Febi sudah naik ke lantai atas. Nando berlari untuk mengejarnya, lalu mengulurkan tangan dan meraih lengannya.

Hati Febi sudah hancur berkeping-keping, dia menoleh untuk menatap Nando dengan sinis, "Kenapa? Apakah kamu menyesalinya? Kamu menyadari aku lebih lucu dibandingkan dengan cinta pertamamu, jadi tidak ingin bercerai denganku?"

Serangkaian pertanyaannya langsung memotong penyesalan Nando, hingga membuatnya tercengang.

Betul ....

Tepat ketika Febi berkata ingin bercerai, Nando malah tidak ingin bercerai dengannya. Dia tidak ingin melepaskan Febi dengan begitu saja.

Namun, kata-kata yang lebih buruk terucap, "Ha? Kamu lebih lucu dibandingkan dengan Vonny? Febi, mimpi saja kamu! Di mataku, kamu bahkan tidak pantas dibandingkan dengannya!"

Bulu mata Febi berkedip pelan, dia menahan air mata agar tidak mengalir keluar dari matanya.

Febi mendengar Nando melanjutkan kata-katanya, "Aku tetap akan bercerai denganmu! Aku tidak mau dengan wanita bekas orang lain!"

Wanita bekas ....

Kata-kata tajam itu membuat tubuh Febi yang ramping bergemetar hebat. Dia hampir tidak bisa berdiri tegak.

"Sembarangan! Kalian mau bercerai, apa sudah menanyakan pendapatku, apa aku setuju?" Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari aula yang terdengar menakutkan.

Dua orang yang bertengkar itu melihat ke arah asal suara dan mereka melihat Samuel berdiri di lantai bawah dengan wajah tegas, dia menatap mereka dengan dingin dan memerintahkan, "Turun!"

Di kedua sisi Samuel berdiri Bella dan Usha. Terlihat jelas, Bella juga mendengarkan kata-kata terakhir Nando, "Nando, apa maksudmu wanita bekas pria lain? Dia berselingkuh?"

Usha juga membelalakkan matanya, "Febi, tadi malam kamu tidak pulang, ternyata kamu berhubungan dengan pria lain?"

Febi tidak mengatakan sepatah kata pun, dia menarik napas dalam-dalam dan menahan emosinya. Kemudian, dia menghindari Nando dan berjalan ke bawah dengan acuh tak acuh.

Febi merasa sangat lelah, semacam kelelahan yang keluar dari lubuk hatinya ....

Dia tidak memiliki tenaga untuk membela diri lagi ....

Bella kesal dengan sikapnya, jadi dia memarahi, "Febi, kamu wanita yang tidak tahu malu, kamu ...."

"Tutup mulutmu!" Samuel mendengus dingin, membuat Bella tiba-tiba menarik kembali kata-kata kutukan berikutnya.

Direktur, Ayo CeraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang