##Bab 106 Dia Adalah Penyelamatnya

289 25 0
                                    

Namun, detik berikutnya, terlintas kekejaman dan ketegasan di matanya, "Bahkan kalau kamu membenciku, aku akan menjadikanmu wanitaku! Febi, mulai hari ini dan seterusnya, kamu adalah milikku!"


Saat Nando mengatakannya, dia seakan dirasuki oleh iblis. Dia menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah, hingga membuat Febi menangis, "Nando, berhenti ... jangan sentuh aku...."

Air mata yang terjatuh membuat mata Nando menegang, ada rasa sakit yang luar biasa berkedip di dalam matanya.

Namun....

Ketika Nando berpikir Febi juga berada di bawah tubuh pria lain dengan penampilan seperti ini, kecemburuan di hatinya tumbuh dengan gila.

Nando tidak boleh melepaskannya!

Tidak boleh!

Begitu Nando melepaskannya, wanita ini ... benar-benar tidak akan pernah menjadi miliknya lagi....

"Aku tidak bisa berhenti! Aku menginginkanmu!" Suaranya yang kasar dipenuhi dengan depresi dan rasa sakit yang dalam. Bahkan Nando sendiri juga tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Dulu, seberapa ingin dia menyingkirkan wanita ini, maka sekarang seberapa kuat pula keinginannya untuk mendapatkan dan tidak ingin melepaskannya.

Nando jelas mengetahui dirinya dan Febi sudah tidak memiliki masa depan lagi. Melepaskan mungkin menjadi pilihan terbaik bagi mereka sekarang. Namun, Nando tidak mampu membohongi perasaannya....

Nando mencium air mata di wajah Febi dengan obsesif dan bergumam dengan mabuk, "Febi, aku telah diracuni olehmu. Aku mencintaimu ... bagaimana aku bisa melepaskanmu?"

Cinta?

"Aku tidak butuh cintamu! Aku hanya membencimu! Aku benci kamu!"

Jika cinta Nando selalu memberikan luka padanya, maka....

Febi tidak mampu menerimanya!

Namun....

Nando seakan kerasukan. Dia tidak bisa berpikir jernih, seakan ada iblis yang hidup di dadanya dan terus-menerus berteriak dia menginginkan Febi! ingin dia!

Sambil terengah-engah, Nando menarik ritsleting pakaiannya.

"Ah.... Jangan!" Febi benar-benar ketakutan. Dia menjerit dan sekujur tubuhnya bergemetar.

Gelombang keputusasaan yang dingin terus naik ke tubuh Febi. Febi sudah tidak dapat menahan air mata.

"Selamatkan aku...." Julian....

Tangisan menyedihkan disertai isakan minta tolong keluar dari mulutnya. Febi bagaikan binatang kecil yang terluka, dia berteriak secara acak, "Julian ... selamatkan aku ..."

Dia tidak mau memberikan pertama kalinya kepada Nando! tidak mau!

Febi yang memanggil nama Julian membuat mata Nando tiba-tiba terbelalak. Seketika, matanya tiba-tiba memerah.

"Febi, bahkan hari ini kamu membunuhku pun, aku tidak akan melepaskanmu! Julian juga tidak bisa menyelamatkanmu!" Nando menggertakkan giginya dan tindakannya menarik pakaian Febi menjadi lebih kasar.

Febi mencoba mengencangkan tubuhnya, tapi di hadapan iblis yang marah, dia sama sekali tidak bisa melawannya.

Saat berikutnya, Febi mendengar suara "srek", kain tebal telah terobek. Febi tampak memalukan, tertekan dan pakaiannya compang-camping. Dia sangat malu sehingga terseduh-seduh dan air matanya semakin deras.

Pada saat ini....

Dalam benaknya, hanya ada bayangan tinggi yang mondar-mandir.

Julian....

Direktur, Ayo CeraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang