Pada saat itu, peningkatan Febi yang seperti itu lebih cepat daripada Meliana. Selalu ada desas-desus di perusahaan bahwa cepat atau lambat Febi akan menggantikan posisi Meliana, jadi Meliana selalu memiliki dendam terhadapnya.
"Kalau proyek ini benar-benar dapat dimenangkan, maka semua orang harus bekerja lebih keras dan kelak kita harus bekerja sama. Tidak ada yang namanya mengikuti siapa pun. Kalau proyek ini diselesaikan dengan baik, semua orang akan mendapatkan keuntungan." Meliana mendapatkan pujian orang-orang hingga merasa sangat bangga, dia mengambil serbuk kopi sambil memberi semangat pada yang lain.
Tasya diam-diam menyentuh Febi, "Kalau dua tahun ini kamu masih di sini, posisi Meliana sudah akan menjadi milikmu."
"Ssst." Febi meletakkan jarinya di bibir Tasya, untuk menghentikan kata-katanya.
...
Pukul tiga sore, Kak Robby datang ke departemen dengan ekspresi gembira. Semua orang berdiri satu demi satu, "Bos, apakah ada kabar baik?"
"Ya! Berita bagus!" ucap Kak Robby dengan suara penuh semangat, "Hari ini, Pak Julian sendiri yang datang ke perusahaan kita, dia menunjuk kita sebagai satu-satunya tim yang bertanggung jawab atas pengembangan dan desain proyek baru Hotel Hydra. Tentu saja, setelah melalui diskusi dan penelitian, dia juga menunjuk orang yang bertanggung jawab atas tim ini!"
Mata semua orang tertuju pada Meliana, semua orang merasa iri dan beberapa orang sudah mulai mengucapkan selamat kepadanya. Meliana menerimanya dengan gembira, dia menunggu bos mengumumkannya.
Namun ....
Pada saat berikutnya, kata-kata bos membuat semua orang di departemen sangat terkejut sehingga mata mereka langsung terbelalak hingga hampir meloncat keluar.
"Orang yang bertanggung jawab adalah orang baru saja kembali ke tim kita, Febi!"
Seluruh departemen menjadi sunyi senyap.
Semua orang mengira mereka salah dengar, bahkan Febi pun tertegun sejenak. Tasya adalah orang pertama yang bereaksi, dia berteriak kaget dan memeluknya, "Febi, kamu adalah orang yang bertanggung jawab, Pak Julian menunjukmu!"
"Ya, memang Pak Julian yang menunjuknya. Semua orang bertepuk tangan dan ucapkan selamat kepada Febi!" Kak Robby memimpin untuk bertepuk tangan dan Tasya mengikuti dengan cepat. Semua orang tersadar dari lamunan mereka dengan wajah takjub. Mereka memandang Meliana dengan simpatik, lalu bertepuk tangan dan mengucapkan beberapa kata selamat kepada Febi.
"Febi, karena Pak Julian telah memilihmu, maka kelak kamu harus memberikan yang terbaik." Kak Robby menepuk pundak Febi dengan semangat, "Meliana, Tasya akan menjadi wakilmu, mereka semua memiliki banyak pengalaman. Kalau kamu butuh sesuatu, langsung bicarakan dengan mereka."
Febi tersadar dari keterkejutannya. Sebelum menjawab, dia mendengar seseorang di sampingnya sudah mengeluh untuk Meliana, "Bos, Kak Meliana adalah orang yang paling berpengalaman. Bagaimanapun, seharusnya kita memilih Kak Meliana sebagai penanggung jawab, 'kan? Apa artinya memilih orang baru? Bagaimana kalau proyek ini berantakan, bukankah kita akan rugi besar?"
Orang yang berbicara adalah asisten Meliana, Cici.
"Pendatang baru? Bahkan Febi adalah pendatang baru sekalipun, juga tidak ada yang bisa kamu lakukan. Siapa suruh Pak Julian menyukainya! Kalau dia ingin memberikan proyek sebesar itu kepada Febi, apa yang bisa kamu lakukan? Kalau kamu keberatan, bicarakan dengan Pak Julian. Kalau kamu tidak rela, kamu bisa mengundurkan diri dari proyek ini." Beberapa kalimat Tasya membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Suka?" cibir Lusi, matanya tertuju pada tubuh Febi, "Mungkin kata-katanya benar. Kalau bukan karena hubungan yang tidak jelas antara dia dan Pak Julian. Bagaimana mungkin sebuah proyek besar akan diserahkan kepada orang baru tanpa ada alasan yang jelas? Seorang wanita yang sudah menikah dan seorang ibu yang belum menikah, kedua ini adalah pasangan emas. Cara yang mereka gunakan pasti adalah cara yang tidak biasa, bukan?"
Setelah Lusi mengatakan ini, semua orang tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur, Ayo Cerai
RomanceDua tahun lalu, di bawah mata cemburu semua orang, dia menikah dengan putra Keluarga Dinata dan menjadi orang terhormat. Namun, tidak ada yang tahu dua tahun kemudian, dia yang sudah menikah masih adalah seorang gadis .... Pada hari itu, dia dijebak...