Dua hari kemudian adalah hari ulang tahun pernikahan.
Setelah teringat pemeriksaan besok, Febi sudah tidak ingin berdandan. Tasya berkata dia hanya memiliki satu pengalaman di bidang itu. Melakukan pemeriksaan ginekologi sangat merugikan. Namun, sekarang masalah sudah di ujung tanduk, dia tidak punya jalan keluar lagi.
Dia dan Nando pergi bersama ke Restoran Alioth, kedua orang ini sangat jarang bisa berdekatan seperti ini. Jika bukan karena dia tidak boleh melanggar permintaan ayah mertuanya, mungkin sekarang dia tidak akan muncul di sini.
Febi melirik Nando yang terlihat tidak sabar, dia hanya meminum air tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Sungguh menyedihkan ....
Dengan suasana seperti itu, tidak ada satu pun yang tahu bahwa mereka sedang merayakan ulang tahun pernikahan mereka, bukan? Mungkin lebih mirip seperti hari berduka.
Febi menghela napas pelan, dia mencoba membangkitkan semangatnya dan bersiap untuk memesan. Saat mengangkat matanya, dari kejauhan Febi melihat sekelompok orang berjalan menuju ke arahnya.
Keempat pria jangkung yang terlihat sangat memukau. Kemunculan mereka telah membuat semua wanita di restoran terkesima dan terpana. Terutama lelaki yang berjalan di depan ....
Febi tertegun sejenak, lalu wajahnya menjadi pucat. Dia segera mengangkat menu untuk menutupi wajahnya. Meskipun hanya sekilas, seketika dia sudah mengenali lelaki itu. Beberapa orang walaupun sudah lama berlalu, tapi tetap tidak bisa melupakannya.
Dunia benar-benar sempit! Bahkan setelah satu malam bercinta, mereka bertemu kembali dalam waktu yang sesingkat ini. Hal yang paling tragis adalah ... suaminya, Nando ada di sisinya!
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Nando dengan cemberut. Dia mengulurkan tangan dan menurunkan menu dari wajahnya.
Wajah Febi menjadi pucat pasi. Dari sudut matanya, dia bisa melihat bahwa beberapa orang berjalan ke arahnya. Apakah ... dia sudah mengenal dirinya? Ekspresi Febi terlihat panik, dia menepuk tangan Nando dan tergagap-gagap, "A ... aku pesan makan."
"Pesan makan? Apakah ada orang yang memesan makan dengan menempatkan menu di wajah seperti ini? "Nando terus menatap wajahnya dan mendengus dingin, "Febi, bagaimanapun kamu adalah nyonya muda Keluarga Dinata. Tidak bisakah kamu memperhatikan sikapmu?"
Febi merasa bersalah dan tidak berani menjawab. Saat mendongakkan kepalanya, dia melihat mereka hanya berjarak satu langkah. Dengan jarak yang begitu dekat, dia bahkan bisa mencium aroma menyegarkan di tubuh lelaki pagi itu.
Tanpa disadari Febi teringat akan ciuman bergairah mereka ....
Jantung Febi berdegup kencang.
Dia benar-benar panik sambil menahan napas. Dia memikirkan bagaimana menjelaskannya kepada Nando.
Sosok itu semakin dekat ... sangat dekat ....
'Lelaki itu datang! Apa yang harus aku katakan?' batin Febi.
Namun ....
Saat Febi berpikir yang tidak-tidak, sosok yang tinggi itu melewati mereka dan berjalan langsung ke meja lain. Saat mereka lewat, lelaki itu sama sekali tidak meliriknya. Febi terkejut, tapi dia tidak berani menoleh. Apakah dia ... tidak melihatnya atau apakah dia sengaja menjaga jarak seperti Febi?
"Ada apa denganmu?" Nando mengerutkan kening, dia merasa sikap Febi sangat aneh.
Baguslah, baguslah.
Febi menghela napas lega, tapi hatinya masih merasa takut. Mendengar pertanyaan Nando, dia menyerahkan menu dengan rasa bersalah, "Kamu yang pesan saja, aku tidak punya nafsu makan, aku makan seadanya saja."
Nafsu makannya telah hilang karena ditakuti oleh lelaki itu. Kenapa dia harus duduk begitu dekat dengan Febi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur, Ayo Cerai
RomanceDua tahun lalu, di bawah mata cemburu semua orang, dia menikah dengan putra Keluarga Dinata dan menjadi orang terhormat. Namun, tidak ada yang tahu dua tahun kemudian, dia yang sudah menikah masih adalah seorang gadis .... Pada hari itu, dia dijebak...