##Bab 76 Istriku Tersayang

336 16 0
                                    

"Usha, apakah itu benar? Kemarin kalian bertemu lagi?" Suara ibu mertuanya tiba- tiba menarik kembali lamunan Febi.

"Tentu saja, kemarin dia memberiku ini!" Usha meletakkan sumpitnya, lalu berdiri dan mengeluarkan kartu undangan berlapis emas dari tasnya yang tersimpan di sofa, "Senior sendiri yang memberikannya kepadaku, besok malam dia mengundangku untuk hadir dalam malam perayaan untuk peluncuran proyek baru Hotel Hydra."

"Benarkah? Aku pikir hanya ayahmu dan kakakmu yang memilikinya. Aku tidak menyangka kamu juga memilikinya. Masih diberikan sendiri." Bella membalik undangan dengan senang dan terus melihatnya.

Febi yang duduk di samping tertegun sejenak. Dia tahu tentang undangan ini, Kak Robby dan Pak Hendri juga memilikinya, seharusnya Hotel Hydra mengutus orang untuk mengirim undangan ke seluruh CEO perusahaan besar, seperti ayah mertuanya dan Nando.

Namun, satu-satunya orang yang undangannya diantar sendiri oleh Julian mungkin adalah Usha.

"Julian sendiri yang mengirim undangan? Sepertinya dia benar-benar peduli padamu." Nando juga mengambil undangan di tangannya dan meliriknya, tapi matanya tiba-tiba beralih ke orang di sampingnya yang tetap diam, Febi, "Istriku, menurutmu begitu, 'kan?"

Febi meliriknya, mata Nando terkandung niat mencari tahu dan mengejek. Tepat ketika Febi hendak berbicara, Usha sudah mengambil undangan itu, "Apakah hal ini masih perlu kalian katakan? Siapa pun yang memiliki mata dapat melihat bahwa dia tertarik padaku. Kakak ipar, apakah kamu berteman dengannya juga, 'kan? Kamu tidak menerima undangan yang dikirim langsung darinya?"

Febi mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Samuel melihat kartu undangan di tangan Usha lalu bertanya, "Apakah kamu benar-benar menyukainya?"

"Ya, Ayah, senior adalah orang yang sangat hebat. Kamu telah banyak berurusan dengannya. Kamu pasti tahu dia orang seperti apa."

"Hebat? Kenapa aku tidak berpikir begitu?" ucap Nando dengan dingin.

Usha tidak senang dan cemberut, "Kak, bisakah kamu tidak mempermalukanku?"

"Aku tidak peduli dengan hubunganmu, tapi kalau kamu benar-benar pacaran, kamu harus menjalin hubungan dengan baik, jangan terus menerus berganti pasangan," ucap Samuel dengan sungguh-sungguh dan menutup undangan itu.

Wajah Usha senang, "Jangan khawatir, Ayah. Senior dan aku pasti akan menjalin hubungan dengan baik, kami tidak akan main-main."

Tangan Febi yang memegang sumpit sedikit mengencang. Ternyata alasan mengapa dia tidak muncul lagi selama ini adalah dia berpacaran dengan Usha?

Orang yang lewat dalam hidupnya, bagaimanapun juga dia hanyalah seseorang yang lewat di dalam hidupnya saja ....

Febi menghela napas pelan, tapi tekanan di dadanya masih belum mereda.

Febi mendengar ayah mertua kembali membuka suara, "Pesta makan malam Hotel Hydra kali ini, aku kebetulan akan melakukan perjalanan bisnis, jadi aku tidak akan ikut dengan dengan kalian. Kalian yang pergi saja."

"Ayah, aku tidak ingin pergi sendiri," ucap Nando tiba-tiba sambil menatap Febi yang telah menundukkan kepalanya sepanjang waktu dengan maksud yang dalam.

Ekspresi Samuel berubah, "Jangan berpikir untuk membawa wanita liar pergi bersamamu. aku tidak bisa mengendalikan bagaimana sikapmu biasanya, tapi dalam kesempatan ini kalau kamu berani mempermalukan Keluarga Dinata, aku tidak akan mengampunimu!"

Melihat bahwa Samuel akan marah, semua orang terdiam.

"Ayah sudah salah paham. Aku ingin membawa seorang wanita ke sana, tapi itu bukan wanita liar yang Ayah sebut. Tapi ...." Nando memeluk Febi dan tersenyum dengan manis padanya, "Kali ini, aku ingin membawa istriku yang tersayang!"

Orang ini, apa yang ingin dia lakukan?

Direktur, Ayo CeraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang