Tahu lagu dari Sara Bareilles? She used to be mine, judulnya. Ya, lagu ini adalah gambaran seorang gadis bernama Alice Keinara. Dia tidak sempurna, katanya, tapi dia selalu mencoba menjadi yang lebih baik dari Alice yang sebelumnya. Aku tahu, setelah dia menceritakan tentang seberapa pahit hidup yang dia jalani, dibayangi ejekan-ejekan, kemudian beberapa kehilangan membuat Alice kehilangan minat untuk menjelajahi isi kehidupan. Dia stuck pada masa bernama penyesalan.Alice adalah karakter paling egois yang pernah aku temui, ya dia sangat egois untuk dirinya sendiri. Dia adalah si pembohong ulung yang selalu keras pada dirinya, yang selalu berkata baik-baik saja meski sedang hancur berantakan. Si paling angkuh yang tidak akan meminta bantuan siapa pun, meski hidupnya sedang kacau.
Ya, dia Alice Keinnara. Anak perempuan berusia dua puluh dua tahun yang masih kekanakan, dan seringkali terobsesi pada hal-hal yang sulit digapai. Sebentar, biar aku bicara dulu tentang betapa jenakanya ucapan Alice hari lalu.
Suatu malam Alice pernah bercerita kalau dia menyukai idol bermarga Park, aku lupa namanya, yang jelas dia memiliki pesona yang luar biasa gila. Pesona yang hampir sama sepertiku, tapi dia memilih untuk menikahi laki-laki itu dibanding menerima aku.
Katanya, menyukai idol seperti mereka merupakan pengalihan dari rasa sakitnya, juga semacam pelampiasan. Aku tidak terlalu mengerti dibagian mencintai orang yang hanya dia temui di layar televisi, atau layar led ponselnya. Tapi, aku paham dibagian pelampiasan. Sebab, ketika tidak ada teman untuk berbagi cerita, maka kita butuh hiburan sebagai bentuk pelampiasan untuk melupakan rasa sakit yang kita punya.
Meski karakternya yang keras, pemarah, dan seringkali meledakkan emosinya di waktu yang tidak tepat. Ceroboh, kadang juga gila. Dia keras pada satu hal asing yang mencoba mengusik hidup tenangnya. Ya, dia Alice dikenal sebagai si gila, tempra, dengan sejuta sifat ajaib yang dia punya, apalagi saat jatuh cinta.
Lihat saja, dia bahkan dengan berani menciumku. Tanganku lekas merangkul pinggang kecil Alice yang terbalut dress creamnya. Demi Tuhan, dia adalah Alice yang berbeda dari yang aku lihat setiap harinya.
Aku hendak membalas apa yang Alice perbuat, namun cubitan dia di pinggangku berhasil menyadarkanku. Curang! Alice curang.
Aku tertawa, bersama dengan Alice. Dalam jarak sedekat ini, kecantikan Alice Keinnara sukses membuat aku gila. Ya Tuhan, bagaimana aku bisa menahan diri lebih lama?
"Saya boleh buka hadiah dari kamu?" Aku lihat Alice ragu sementara, kemudian setelah sekian lama diam memandangiku, dia mengangguk kecil.
"Bukan hadiah yang mewah, ini sangat sederhana, tapi saya harap—"
"Kehadiranmu di sini saja, sudah membuat saya bersyukur. Karena, selama ini saya hanya terlalu lama mengulur waktu untuk mendekati kamu."
Dengan kata lain, hadiah ulang tahun paling sempurnaku datang hari ini. Ada Alice di sampingku, penyempurna kisah hidupku yang selama ini aku tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paranoia (Tamat)
Non-FictionIni kisah tentang Alice Keinnara. Si pemimpi paling egois yang selalu ingin menang atas segalanya. Namun, setelah dewasa, dia menemui dirinya yang kalah oleh keadaan, dan patah oleh kenyataan. Dewasa adalah gerbang neraka bagi Alice, tempat manusia...