58 • Kabar Dari Masa Lalu

61 26 0
                                    

Melamun semalaman, membuat aku mengantuk di pagi pukul sepuluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melamun semalaman, membuat aku mengantuk di pagi pukul sepuluh. Pagi? Haha, ini sudah menjelang siang, 2 jam lagi, matahari tepat berada di atas ubun-ubunku.

Perutku perih, lima hari terakhir ini, aku hanya mengkonsumsi makanan yang tersisa di lemari pendingin yang ada di kamarku. Makanan tidak sehat, hanya cemilan dan beberapa potong roti yang tiga hari lagi kedaluarsa.

Malik tidak mengunjungiku lagi, aku tahu dia datang sebagai wakil perusahaan yang memberikan sedikit uang belasungkawa untukku. Tentu, dengan Maksud tertentu dia mendatangiku. Hubungan kami? Aku tidak tahu, aku tidak peduli. Mengurung diri, dan tidak tahu kabar dunia setidaknya membuat aku menjadi sedikit lebih tenang.

"Kak Alice, ada Kakak dari Kafe Pandora datang. Katanya, dia bawa kue kesukaan Kakak."

Wah, ini tidak lucu. Aku hampir bergerak untuk membuka pintu. Imanku goyah mendengar kata kue kesukaanku. Tidak, kalau begini aku terlalu lemah. Masa aku terbujuk hanya dengan makanan? Tapi, jujur saja aku lapar. Aku tidak naif, maghku kambuh sejak dua hari yang lalu. Aku terbaring, kepala pusing, tidur saja beberapa kali terbangun karena leherku terasa tercekik.

Sampai akhirnya aku tersenyum kecil melihat tanganku sudah menggenggam knop pintu kamarku.

"Kak Alice ...." Pintu aku buka, aku lihat Rora membelalakkan matanya.

"Kakak!" seru gadis itu, kemudian aku melihat Mala tengah tersenyum sembari mengangkat dus berisi cheese roll kesukaanku.

"Rora nggak sekolah?" tanyaku basa basi.

"Udah pulang,

"Kak Alice, apa kabar?" Aku hanya tersenyum, kemudian berjalan tanpa bicara membawa langkah Mala menuju ruang tamu.

Sepi, di tempat ini aku terbiasa memandangi hujan. Aku terbiasa mendengar ledekan bapak yang ingin aku pulang menggandeng pacar. Haha, sekarang sepi. Ibu juga sudah sibuk lagi di toko.

Ya, meski bapak sudah tiada, roda kehidupan kamu masih bergerak. Mungkin, sekarang kami berada perputaran paling bawah dari perjalan hidup kami. Namun, yang hidup tidak boleh menjadi seperti orang mati, karena kehidupan akan terus berjalan apa pun, dan bagaimana pun keadaannya.

Kemudian, setelah kami duduk di sofa, Mala menaruh kue kesukaanku di meja. Dia duduk tepat berada di sampingku, lalu meraihku dan memeluk dalam hening.

"Kak Alice pasti kuat, Mala tahu itu. Maaf ya, Mala baru datang hari ini. Pandora sepi gak ada Kak Alice."

Wah, sudah lama sejak aku tidak pergi ke Pandora. Tempat aku meyiksa diri, karena kenanganku dan Mahes abadi di sana.

Pelukannya terlepas, Rora lebih mengerti dari aku. Dia menaruh teko berisi teh di samping kue yang Mala bawa. Aku jadi mengingat Mahes, sudah lama sejak aku tidak mengonsumsi kafein, Mahes melarangnya. Dia tahu, aku punya magh akut.

Paranoia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang