12 • Hal-Hal Baik

114 47 0
                                    

🌾🌾🌾🌾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌾🌾🌾🌾

Aku tidak jadi mengajukan kalimat tanya tadi, terlalu ambigu.

"Silahkan," kata Malik terlihat antusias. Tidak pernah sekalipun, Malik mengalihkan pandangannya saat berbicara denganku.

"Motif Kak Mal nawarin saya pekerjaan apa? Maksud saya, kita belum saling mengenal, masih baru. Kita baru kenal beberapa hari ini. Pun Kak Malik belum tau bagaimana saya, tapi kenapa berbaik hati menawarkan pekerjaan pada saya?"

Malik lekas tersenyum mendengar pertanyaanku, dengan santai dia menyeruput espressonya.

"Well, kita bisa saling mengenal setelah kamu mungkin mau bekerja sama dengan saya. Dan saya tidak punya motif lain. Kebetulan, kemarin saat kita duduk di sini bersama teman saya, saya mendengarkan cerita kamu. Saya hanya ingin kamu menggunakan sedikitnya peluang yang sedang saya berikan."

Sebenarnya, aku tidak terlalu percaya. Sebab, aku selalu punya prasangka terhadap orang lain. Aku tidak pernah berani menatap mata lawan bicaraku, sebab aku takut mereka meremehkanku lewat tatapannya. Namun, sedari tadi Malik bicara, aku terus melihatnya.

Tatapan kami bertemu, dalam bayangan iris matanya yang gelap, aku menemukan sesuatu yang bisa membuat hatiku hangat saat menatapnya. Seolah tatapan itu memberi tahu pemiliknya, kalau sosok yang terperangkap dalam retinanya adalah orang baik.

Lihat, bahkan tatapannya saja sudah membuatku salah paham.

"Oke, terima kasih atas jawabannya. Saya -"

"Makan dulu kuenya. Saya harap kehadiran saya yang tiba-tiba seperti ini, tidak mengganggumu."

Sebenarnya sudah, tapi aku tersenyum kemudian mengambil garpu kecil di samping kue yang sudah Malik pesankan.

"Tapi, kalau boleh saya tau, Kak Mal, HRD di Xian Techno, ya?"

"Sejenis itu, tapi saya punya wewenang lebih di perusahaan. Pun kamu tidak usah takut saya tipu, saya benar-benar sedang mencari orang pengganti yang bisa bekerja selama pegawai saya cuti melahirkan."

"Berapa lama? Kalau diterima, kontrak kerjanya berapa lama?"

Ini adalah aku yang sebenarnya, cerewet. Kalau belum aku mengerti, aku akan terus bertanya sampai aku mengerti.

"Sekitar tiga bulan, kalau kerja kamu bagus saya akan merekomendasikan kamu di perusahaan."

Aku tertawa kecil, memang aku sehebat apa, sampai Staf Hrd Xian Techno menawariku bekerja dibagian tertentu, pun akan merekomendasikannya? Apa aku berhak mendapatkannya?

"Jangan terlalu risau, latar belakang pendidikan kamu tidak masalah. Selama kamu punya skill, yang sudah diasah lewat pelatihan yang kamu ikuti, saya bisa mempercayai kamu."

Kalau aku lihat lagi, Malik tidak terlihat sedang menawariku pekerjaan. Tapi dia sedang membujukku.

"Bagaimana bisa? Bukannya kita baru saling mengenal?"

Paranoia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang