Assalamu'alaikum🌻
Para reader's🍁Kini sudah 2 hari alya ngak pulang ke pondok atau lebih tepatnya kerumah nya. Alya tinggal di rumah sakit BALQIS HOSPITAL kalian ingat kan rumah sakit itu? Kalau tidak ingat cari di part sebelum nya. Alya masih sama belum berani pulang karna takut abang nya marah tapi sekarang ia ingin pulang kerumah nya meski apapun yang terjadi. Ia tau ia salah kalau ia ngak pulang tapi ia juga punya hati yang bisa merasakan sakit.
"Kak dinda" Ucap alya kepada dokter dinda, tau kan dokter dinda? Dokter yang menangani alya.
"Kenapa al"
"Em kak, alya mau pulang tapi masih takut kalau abang bakal marah"
"Gapapa kamu pulang dulu aja, bukan nya kakak ngusir tapi kalau kamu lama-lama di rumah sakit juga ga baik. Kamu juga kabur dari pondok, mendingan kamu pulang dan cerita ke abang kamu"
"Tapi alya takut abang marah"
"Semarah-marah nya abang kamu dia pasti bisa ngertiin kamu"
"Em oke deh habis ini alya pulang"
"Tapi sebelum pulang minum obat nya dulu, semenjak kamu pergi dari pondok kamu nggak minum obat 2 hari lo, nanti kamu ada apa-apa gimana"
"Iya iya kak, emm kak"
"Iya"
"Makasih yah udah rawat alya meskipun nggak alya bayar kakak"
"Lah kenapa bayar kakak? Malahan kakak yang Terimakasih sama kamu alya udah boleh urus rumah sakit ini" Kalau kalian bingung kenapa dokter dinda bilang gitu karna BALQIS HOSPITAL adalah rumah sakit milik alya yang di dirikan dari hasil kerjanya sendiri. Kalau kalian tanya alya kerja apa? Nanti juga kalian tau.
"Hehehe gapapa lah kak, daripada nggak ada yang urus"
"Kakak mau terimakasih sama kamu al udah boleh urus rumah sakit ini, dan pesan kakak semoga kamu tambah sehat untuk lewati hari-hari kamu"
"Makasih kak, sayang kak dinda" Alya pun memeluk dokter dinda yang sudah ia anggap sebagai kakak kandung nya sendiri. Umur alya dan dokter dinda hanya beda 7 tahun lebih tepatnya dokter dinda umurnya setara dengan abang nya alya yang 25 tahun.
"Iya sayang juga alya"
"Yaudah kak alya pamit mau pulang dulu. Kakak punya masker duckbilk hitam nggak"
"Em ada nih bentar kakak ambilkan dulu" Dokter dinda pun mengambil kan masker untuk alya.
"Nih al"
"Makasih kak, alya mau pamit dan ingat yah kak kalau ada pasien yang kurang mampu gratisin aja itung-itung alya mau bantu-bantu buat mereka"
"Iya alya"
"Assalamu'alaikum kak alya pamit"
"Waalaikumsalam"
Alya pun pulang ke rumah dengan berjalan kaki menyusuri jalanan ibu kota jakarta. Kini alya mengenakan gamis hitam, topi putih, masker duckbilk hitam, hijab hitam, semua yang dipakai alya hari ini ia pinjam dari dokter dinda.
Alya berjalan terus menunduk supaya tidak ada yang mengenali nya katanya. Setelah berjalan lama kini sudah ada di belokan rumah alya, alya pun cepat-cepat berjalan agar bisa sampai ke rumah nya. Setelah sampai alya pun memberanikan dirinya untuk memanggil pak ahmad selaku penjaga gerbang rumah alya.
"Assalamu'alaikum pak ahmad" Ucap alya dan pak ahmad pun langsung buru-buru ke gerbang untuk membuka nya.
"Waalaikumsalam mau car-- eh non alya, mari masuk non" Alya pun masuk setelah di bukakan gerbang nya.
"Pak abang sama mbak citra ada di rumah"
"Tadi den kevan sama non citra lagi pergi ke kantor sama belanja bulanan katanya"
"Oh makasih yah pak saya masuk dulu"
"Iya non"
Alya pun masuk ke pekarangan rumah nya dan langsung membuka pintu tak lupa mengucapkan salam. Kini ia langsung menuju kamar nya lalu melepas topi dan masker yang ia kenakan, ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia pun keluar dan menghadap ke cermin.
"Hm, apa alya ga boleh bahagia setelah kepergian ayah dan bunda" Ucap nya sambil memandangi dirinya dari cermin.
"Alya cape bunda ayah, sehabis meninggalnya kalian alya jadi ngerasa sendiri ga punya siapa-siapa" Alya masih ber monolog sampai ia mendengar suara dari arah bawa dirinya pun mau turun dan tak lupa mengambil hijab nya terlebih dahulu.
Alya pun berjalan ke bawah ke arah ramai-ramai dan disana ada abang nya dan juga citra dia pun menghampiri nya.
"Abang" Ucap nya dan yang di panggil pun menoleh ke sumber suara.
"Lo alya, kenapa disini kok nggak di pondok" Tanya citra.
"Dek kenapa pulang, lah mana azzam" Tanya nya abang citra.
"Alya....."
"Kenapa dek sini sama abang" Alya pun berjalan ke abang nya dan langsung memeluk abang kesayangan nya itu.
"Ada apa hm, ada masalah" Alya menangis di dada bidang kevan, dan kevan mengelus punggung nya alya sambil menenangkan nya.
"Hiks abang hiks"
"Lo lo lo lo kenapa ini kamu nangis hm cerita sama abang" Ucap nya kevan yang langsung menangkup pipi alya yang sudah memerah.
"Cit tolong bikinin minum"
"Iya bentar" Selepas ke pergian citra ke dapur alya pun di bawa duduk di samping kevan.
"Ada apa hm"
"Hiks abang hiks" Alya langsung memeluk abang nya lagi dan membuat kevan bingun.
"Sutt sutt suttt ada apa sih adek abang ini kok nangis"
"J-janji a-abang ga marah hiks"
"Iya abang ga marah sini cerita sama abang"
Alya pun menceritakan nya dari awal ayah sakit dan gus azzam sudah berani membentaknya, lalu setelah kepergian ayah nya gus azzam jadi kasar yang membuat terpuruk. Tambah lagi saat bunda nya meninggal dan alya kembali ke pondok gus azzam menjadi kasar suka main tangan. Alya pula menceritakan saat ia dituduh selingkuh lah, dibilang jalang lah, lonthe lah apa lah itu.
Alya pula menceritakan kalau gus azzam juga suka berduaan dengan ustadzah sindy. Setelah menceritakan semuanya alya pun meminta abang nya untuk tidak menceritakan ke siapa-siapa dan kalau umi, abi, gus azzam tanya alya kemana lewat chat alya meminta abang nya untuk menjawab tidak tahu, dan bukan berarti alya menghilang tapi alya mau nenangin diri dulu.
WAALAIKUMSALAM🌻
Next Part☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAM [END] REVISI
Teen Fictionseorang santriwati bandel dan susah diatur sama ustadz dan ustadzah. langganan hukum bikin semua ustadz-ustadzah geleng-geleng dengan kelakuan nya siapa lagi kalau bukan Balqis Khansa Alya. Alya santriwati paling bandel di pondok darunnajah, santri...