chapter 55.

8.2K 398 26
                                    

Assalamu'alaikum🌻
Para reader's🍁

Tepat hari ini hari ketuju ibunda alya, semua keluarga berkumpul menyiapkan acara tahlilan ketuju. (Acara nya author sama in kayak di desa author yah mungkin di kalian beda yahh...) kini semua orang memasak karna dibagikan nanti di acara tahlilan nanti malam. Alya sedang membantu bikin jajan untuk nanti malam dan dibantu teman-temannya alya yang lain pada datang ke rumah alya dengan membawakan uang dari seluruh kelas untuk membantu keluarga alya (tak tau apa namanya yang penting uang dari seluruh kelas) mereka bersama-sama membuat kue bersama. Tanpa sadar tepung terigu sudah tinggal sedikit dan alya disuruh beli.

"Nduk alya" Panggil budhe nya alya.

"Eh iya kenapa budhe"

"Beliin tepung gih udah tinggal sedikit,

"Y-ya tapi budhe al--"

"Gapapa nduk sekalian kamu bisa nenangin diri dan nggak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan kamu, boleh sedih tapi jangan terlalu berlarut-larut" Ucap umi nisa menasehati.

"Emm yaudah, umi alya ajak rahma yah"

"Iya"

"Budhe, umi, apa aja yang di beli"

"Ini daftar nya"

"Baik lah kalau gitu alya dan rahma pamit dulu assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" kini mereka berdua berjalan keluar dengan alya yang muka nya masih di tekuk.

"Al, rah mau kemana" Tanya adel yang baru saja datang dengan faiza sehabis dari luar sehabis beli sesuatu.

"Mau ke indo juni disuruh umi" Jawab Rahma.

"Yaudah hati-hati kalian"

"Hm iya"

Mereka berdua pun berjalan menyusuri trotoar jalanan, mereka tidak mau naik apa-apa mereka ingin jalan katanya lebih sehat. Di seperjalanan Rahma melontarkan cerita agar buat alya senang dan iyaaa alya sedikit senang dan ceria. Tak lama pun  sampai mereka pun langsung masuk ke indo juni dan mengambil troly setelah itu mereka berpencar untuk membeli masing-masing barang. Alya yang membeli di frozen seperti ikan, ayam dll. Sementara Rahma membeli bahan-bahan kue, mereka sama-sama membawa catatan untuk membeli barang-barang. Alya langsung menuju tempat ayam dll begitu pun dengan Rahma.

Setelah selesai dengan barang yang Alya beli ia mencari Rahma dia pun menemukan Rahma baru saja ingin menghampiri nya ia melihat Rahma ditabrak oleh seseorang pria, pria itu niat membantu tapi Rahma tidak menerima uluran tangan nya.

"Rahma" Panggil Alya yang langsung menghampiri Rahma.

"E-eh Alya"

"Udah selesai"

"Udah tinggal ambil keju itu aja"

"Yaudah sini aku bantu"

"Saya minta maaf sekali lagi karna telah menabrak anda" Ucap pria itu, alya yang mendengar pun tak asing siapa pria itu.

"Iya gak pa-pa saya juga tidak liat jalan" Ucap Rahma sambil menunduk tidak berani menatap nya.

"Nona an--" Baru saja orang itu akan memanggil Alya dengan panggilan tersembunyi nya tapi kalah cepat dengan Alya yang langsung menatap tajam pria itu seakan memberi isyarat jangan bicara pakai nama itu.

"Kamu gapapa rah" Tanya Alya.

"Gapapa kok al"

"Alya kenapa kamu disini" Orang itu pun berganti dengan memanggil nama Alya.

"Saya beli barang barang bersama teman saya"

"Boleh saya bantu"

"Al buruan udah ditunggu umi" Ucap Rahma menggoyang-goyangkan tangan Alya.

"Iya bentar, tinggal apa tadi kata kamu"

"Keju. Keju yang diatas itu"

"Tinggi banget nggak ada yang lain"

"Ngak ada disuruh umi yang itu"

"Yahhh"

"Boleh saya ambil kan" Ucap pria itu menawarkan diri. Alya pun mengangguk dan pria itu mengambil kan beberapa keju setelah itu memberikan nya ke Alya.

"Makasih" Ucap mereka berdua.

"Kalau gitu saya dan teman saya pulang dulu an"

"Baik lah hati-hati"

"Iya"

Mereka berdua pun berjalan ke kasir dengan Rahma mendorong troly setelah itu mereka mengantri. Setelah selesai membayar mereka pun pergi dan kembali menuju rumah. Mereka kembali menyusuri trotoar jalanan, mereka memutuskan untuk menaiki angkot. Alya pun mencari angkot dan setelah ketemu mereka naik. Mereka duduk paling ujung sendiri berdua dan satu laki-laki mencurigakan di depan mereka.

"Al"

"Apa rah"

"Pemuda tadi siapa"

"Oh itu, i-itu anak temen ayah"

"Ouh"

"Kenapa emang nya rah"

"Ngak pa--"

"Apa jangan-jangan kamu suka sama dia ngaku kamu rah"

"Ih enggak yah enak aja"

"Kalau suka bilang aja rah gapapa tapi jangan pacaran kalau ketemu lagi ajak ta'aruf. Ga baik pacaran nanti timbul dosa, dosa udah banyak eh malah di tambah lagi"

"Hmm"

"Dan jangan kayak reader's yang asyik pacaran eh tapi enggak tau timbul dosa"

"Hhh iya, eh Al semoga kamu langgeng yah sama bang azzam"

"Hm iya. Kalau udah nikah kan langgeng karna Allah kalau reader's pacaran langgeng karna istidraj"

"Gitu yah"

"Iya mangkanya jangan pacaran kamu, kalau ketemu langsung ajak ta'aruf aja"

"Aku aja ga kenal sama tuh orang eh disuruh ta'aruf aja, mentang-mentang udah halal"

"Maaf-maaf hehehe"

Mereka pun Mengehentikan bicara nya. Tak lama angkot pun turun di perempatan rumah Alya, baru saja Alya mau turun tapi dompet yang di bawah Rahma di jambret oleh laki-laki yang di depan mereka tadi.

"Eh Al jambret Al tolong-tolong"

"Astaghfirullah. Nih kamu bayar dan bawain dulu aku yang ngejar"

"Bisa do'ain yah"

"Em yaudah hati-hati"

Rahma pun membawakan tas mereka dan juga membayar angkot tersebut. Alya mengejar jambret tersebut meskipun menggunakan gamis ia masih bisa berlari cepat dan melewati rintangan tersebut.

WASALAMUALAIKUM🌻
Next Part☘️

Hai apa kabar......
Semoga kalian balik.

Absen dulu nih kalian.
Askot mana nih kalian?
Reader's lama?
Atau reader's baru nih?

Yaudah lah next part semuanya.....

ALZAM [END] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang