chapter 68.

8.1K 487 52
                                    

Assalamu'alaikum🌻
Para reader's🍁

Di teras rumah, ini lah keberadaan gus azzam masih merenungkan alya yang pergi karna kesalahannya sendiri. Gus azzam masih enggan beranjak dari duduk nya ia duduk di teras rumah dari jam 19.30 sampai sekarang jam 22.30 udah bisa dibayangkan berapa jam lama nya ia duduk di sana. Gus azzam sedari tadi hanya diam memandangi rumput hijau di halaman nya dan memikirkan alya.


"Zam" Panggil umi lalu yang di panggil pun menoleh.

"Makan dulu, kamu belum makan dari kemaren lo, nanti kambuh" Hening tidak ada jawaban.

"Azzam, nanti kambuh loh maag nya, nanti kalau ketemu alya emang mau bikin alya sedih karna kamu sakit" Tanya umi.

"Nggak umi"

"Yaudah makan yuk, nggak baik mikirin sesuatu saat perut kosong"

"Biarin umi, ini nggak sebanding dengan apa yang Azzam buat kepada alya"

"Hufft, sekarang gini aja kamu sayang nggak sama alya"

"Sayang"

"Cinta nggak sama alya"

"Ngak tau"

"Kalau kamu sayang kenapa kamu lukai alya, kenapa kamu bikin nangis dia, kenapa kamu bikin dia pergi" Ucapan umi membuat gus azzam menoleh dan diam memantung.

"Zam mangkanya kalau udah ada alya yang nemanin kamu, kamu jaga jangan kamu sakitin. Alya ibarat permata termahal terlangkah, tidak ada orang yang berani membeli atau menyentuh nya begitu pun dengan alya tidak ada orang yang berani menghalalkan dan menyentuh alya selain kamu, nanti kalau ketemu alya berubah yah"

"Iya umi"

"Di rubah mulai sekarang, dan makan yah besok kita cari alya lagi"

"Besok aja makan nya"

"Nggak ada besok besok sekarang"

"Yaudah sekarang cari alya"

"Azzam" Umi sudah habis kesabaran nya menghadapi anak nya yang satu ini.

Umi nisa di buat heran dengan tingkah gus azzam satu bulan ini, dia yang bikin alya pergi dia yang nangis. Umi kasihan melihat anak nya ini, ia tau anak nya ini salah tapi ia juga tak tega melihat nya seperti ini. Umi udah mumbujuk alya untuk pulang tapi masih tidak mau, cara apapun umi lakukan agar alya kembali ke pada anak nya tapi aya masih enggan untuk kembali karna kalau alya sudah trauma yaudah trauma.

Malam semakin larut, sudah menunjukkan hampir pukul 1 malam tapi gus azzam masih enggan berdiri dari tempat duduk nya dan senantiasa di temani umi. Berapa kali umi membujuk gus azzam untuk masuk dan istirahat dan juga makan tapi pria itu masih tetep kekeh tidak mau. Sampai kapan gus azzam disitu? Udara sudah semakin dingin, angin berhembus kencang menandakan mau hujan. Umi tau gus azzam sangat sensitif dengan hujan, tapi gus azzam tetep menyukai hujan sama seperti alya. Umi mengajak anak nya itu lagi masuk ke dalam karna tak mau gus bintik-bintik di badan gus azzam muncul lagi meskipun udah lama tak muncul. Hal itu akan muncul bila gus azzam terkena hujan meskipun terciprat sedikit.

ALZAM [END] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang