Assalamualaikum🌻
Para reader's🍁Sudah ada 5 hari Alya belum bangun dan di katakan koma. Di tiap-tiap hari, tiap-tiap jam, detik, menit Gus Azzam selalu menemani Alya dan menggenggam tangan nya dan tidak pernah ke pondok untuk sekedar melihat nya. Ia sangat tidak berminat. Gus Azzam masih mengharapkan Alya untuk bangun. Sangat, sangat mengharapkan istrinya itu bangun.
"Alya. Kapan bangun ga cape' tidur terus alya. Ga kangen sama saya, umi,abi,Abang, dan yang lain al. Alya sekarang hari-hari saya kacau Al Gatau kenapa. Sekarang ga ada kamu, kamu asyik tidur hehehe, saya kangen al sama kamu, kangen senyum kamu, tawa kamu, suara kamu, pokonya tentang kamu. Zaujatii saya mau cerita sama kamu. Sekarang saya sendiri, tak ada lagi orang yang suka bikin saya ketawa, bikin saya kesel. Tak ada lagi tawa indah dari mulut mungil kamu, tak ada lagi ngerjapan mata indah dari mata kamu, tak ada lagi pipi merah yang bulshing dari pipi chubby kamu. Sekarang kamu hanya tidur zaujatii, saya harap ada keajaiban dari allah yang buat kamu bangun dan bertemu dengan saya dan yang lain. Kangen kamu Al" setiap hari Alya yang tertidur di ajak bicara dengan Gus azzam meskipun tak ada respon tapi ia tetep mengajak nya berbicaranya. Tanpa ia sadari kevan melihat semuanya dibalik pintu ia tau sekarang bahwa Azzam sangat mencintai adek nya itu.
Suara pintu terbuka memperlihatkan Rahma beserta reyfan dan Adel beserta fikar lalu faiza sendiri. Mereka masuk dengan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum" ucap mereka semua dan lalu masuk
"Waalaikumsalam" jawab Gus Azzam.
"Bang gimana kondisi Alya" tanya Rahma.
"Belum sadar" semua nya hanya menghela nafas. Mereka memerhatikan wajah Gus Azzam yang tampak buruk. Badan nya kurus, kantung mata menghitam, udah tidak bisa diragukan lagi kalau Gus Azzam kurang tidur.
"Rahma Abang titip Alya bentar yah, Abang mau ke pondok ambil sesuatu" ujar Gus azzam kepada Rahma.
"Iya"
"Kalau ada apa-apa hubungi Abang"
"Iya"
"Yaudah assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab mereka. Gus Azzam pun melenggang pergi dari ruangan Alya dan menuju pulang.
Di dalam ruangan hanya ada 5 orang dan satu orang yang terbaring lemah. Tak ada percakapan sedikit pun mereka pun mendekati brankar alya berbarengan dan berdiri disampingnya brankar Alya tapi Rahma duduk di kursi deket brankar itu.
"E-em maaf. Reyfan, dan bang Fikar boleh nggak keluar dulu. Kita mau bicara sama Alya" ucap Rahma.
"Iya" kedua laki-laki itu pun keluar dan menyisakan ke-empat cewek tersebut di dalam ruangan.
"Assalamualaikum al. Gimana kabar kamu, udah lama yah ga ketemu, tau-tau kamu masuk rumah sakit" ucap Adel membuka pembicaraan. Rahma beserta Faiza masih menyimak ucapan adel.
"Al. Kangen tau sama kamu. Kita cuma bertiga di pondok, ga ada kamu al, kelas rasanya sepi al ga ada kamu. Hehehe ketemu om Farhan dan Tante rasi yah sampai ga bangun. Al tau nggak liat kamu gini aku jadi ingat waktu kamu marahin aku gara-gara aku makan pedes di pondok habis banyak dan maag ku kumat. Aku ingat banget waktu kamu bilang gini "dellll jangan makan pedes ihhh udah tau maag nya sering kumat masih aja makan pedas. Nanti kalau kamu sakit gimana, bandel banget deh Adel kalau dibilangin jangan makan pedes jangan makan pedes masih aja bandel. Kamu ga sayang perut kamu del, yang tiap hari kamu siksa dengan makan pedes. Kasian Del perutnya bukan nya tambah sembuh malah tambah sakit nanti del" hehehe disitu kamu marah Al, marah banget waktu tau aku makan pedes" Adel yang sedari tadi menahan air matanya keluar pun akhirnya menetes kan nya ia tak sanggup melihat sahabat nya begini, ia tak tega melihat sekujur Alya yang penuh luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAM [END] REVISI
Teen Fictionseorang santriwati bandel dan susah diatur sama ustadz dan ustadzah. langganan hukum bikin semua ustadz-ustadzah geleng-geleng dengan kelakuan nya siapa lagi kalau bukan Balqis Khansa Alya. Alya santriwati paling bandel di pondok darunnajah, santri...