TING!!! Pintu liftpun terbuka dengan Lisa dan jennie yang keluar secara beriringan menuju unit Lisa. Lisa membuka pintu Appartementnya dan mempersilahkan jennie untuk masuk terlebih dahulu kemudian Diapun menutup pintunya dan tak lupa menguncinya.
"Sayang maaf ya Appartementku bukanlah Appartement Elite karena aku di sini akibat hukuman dari Dady" seru Lisa sambil menggandeng tangan Jennie menuju kamarnya.
"It's okee,, aku suka appartementmu, tak terlalu besar dan tak terlalu banyak barang di sini" sahut Jennie yang kemudian mendudukkan dirinya di tempat tidur Lisa yang terlihat rapi. "Apa kau membersihkan sendiri appartementmu Li?" tanya Jennie sambil memindai kamar Lisa yang terlihat sedikit berantakan.
"Hehe iya sayang, ini sudah aku lakukan semaksimal mungkin" sahut Lisa kemmudian ikut duduk di sebelah Jennie, di raihnya tangan kiri Jennie dan membawanya ke bibirnya. "Cuupp,, aku sangat merindukanmu sayang" Bisik Lisa sambil menatap lekat Jennie yang malah bangkit dari tempat duduknya dan berdiri sambil melepas Blazer kerjanya dan hanya menyisakan Kemeja putih berbahan sutra tipis yang membuat Lisa menelan salivanya.
"Aku mau mencuci muka" seru Jennie lalu melangkah ke kamar mandi Lisa sambil melemparkan Blazernya ke arah Lisa yang langsung menangkapnya, Lisapun menciumi Blazer hitam jennie yang masih sangat wangi itu sambil tersenyum bodoh.
Tak berapa lama kemudian Jennie keluar dari kamar mandi dengan muka yang lebih segar setelah membasuh wajahnya, diapun duduk di sebelah Lisa. "aku mau tidur" gumamnya lalu merebahkan tubuhnya. Lisa tak menjawab dan bangkit dari duduknya untuk melepas Hoodie dan menaruhnya di gantungan baju bersama Blazer Jennie.
Lisapun duduk di tepi tempat tidur tepat di samping tubuh Jennie. "Apa kau ke sini hanya untuk tidur" Gumam Lisa sambil tangannya membelai rambut Jennie.
"Bukankah aku sudah bilang aku lelah Li" Sahut Jennie sambil menusap lengan Lisa.
"Kalau begitu aku akan menidurkanmu" Lisa berkata sambil ikut merebahkan tubuhnya di samping Jennie. Lisapun menarik tubuh Jennie ke pelukannya hingga membuat tubuh Jennie menegang kaku.
"Lisa apa yang kau lakukan?" tanya Jennie dengan gugup saat tangan Lisa mengusap usap punggungnya.
"Menidurkanmu, apa kau lupa saat kecil Mamamu juga melakukan ini" Sahut Lisa sambil melanjutkan aktifitasnya.
"Tapi mamaku tak menidurkanku seperti ini jika kau tau" Sahut Jennie yang mulai merilekskan tubuhnya dan meletakkan tangannya di dada Lisa.
"Jika begitu ini akan menjadi hal baru untukmu, aku kan menidurkanmu dengan cara ini" Sahut Lisa sambil menatap wajah mungil di hadapannya, tangan Lisapun berpindah membelai wajah indah Jennie. "Kau Cantik sekali Jenn" Bisik Lisa lalu mengecup kening Jennie, Jennie tak menolak kecupan Lisa hanya saja Pipinya terasa memanas akibat ulah Lisa.
Jari Lisapun turun dan mengusap Bibir tipis Jennie, dan Lisapun kembali mendekatkan wajahnya berniat mencium bibir Jennie, namun Jennie menahan wajah Lisa dengan telapak tangannya. Lisa yang mendapat penolakanpun menatap Jennie dengan rasa kecewa.
"Kenapa? bukankah kita pernah melakukannya" Gumam Lisa
"Aku mengantuk" Sahut Jennie singkat sambil mengubah posisi tubuhnya hingga kini dia membelakangi Lisa.
"Baiklah.." sahut Lisa singkat sambil menghembuskan nafas beratnya lalu Lisapun melingkarkan tangannya ke pinggang Jennie, di kecupinya pucuk kepala Jennie.
"Lisa.." Panggil jennia pelan.
"Iyaa..." sahut Lisa singkat sambil membelai rambut Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..