Bab 69

376 20 0
                                    


  Lisa menundukkan wajahnya sambil duduk di kursinya, di pijit keningnya yang terasa pusing karena para staffnya silih berganti memberikan dokumen yang harus ia periksa sebelum di tanda tangani. Lisa memeriksa Ponselnya dan ada beberapa pesan dari Jennie serta panggilan tak terjawab.

  "Sebaiknya aku jemput dia ke kantornya saja" Gumam Lisa sambill memasukkan Ponselnya ke dalam saku, namun baru saja Lisa hendak bangun dari tempat duduknya terdengar ketukan d pintu ruangannya. "Ooohh Shit!! apakah masih ada lagi yang harus aku tanda tangani" gumam Lisa lalu iapun mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kursinnya.

  "Masuk!!!" Seru Lisa dengan suara keras, Lisa dengan malas kembali meraih ponselnya dan tampa menoleh ke arah pintu Lisa memainkan ponselnya dengan acuh, Terdengar langkah kaki mendekat tapi Lisa sangat enggan untuk memeriksa siapa yang masuk.

   "Cepatlah, aku tak punya banyak waktu" Lisa berkata sambil menatap ke kursi di depan mejanya namun tak ada seorangpun yang duduk di sana, Lisa mengernyitkan keningnya dan satu sentuhan di bahunya membuat Lisa menoleh dengan sedikit terkejut.

  Lisapun menoleh ke arah samping kursinya dan di sana Jennie tersenyum dengan manisnya. "Tega sekali aku  di acuhkan saat masuk" Gumam Jennie dengan suara manjanya namun Lisa meresponnya dengan tampa ekspresi dan malah merapihkan dokumen yang ada di mejanya.

  "Lisa,," Panggil Jennie sambil tangannya menyentuhh pundak Lisa, Lisa menoleh ke arah Jennie dengan tampa ekspresi.

  "Iyaa,," Sahut Lisa acuh dann kembali meneruskan aktifitasnya.

  "Kamu kenapa sih, sikapmu dari tadi siang aneh sekali" Ucap Jennie sambil menyingkirkan tangan Lisa dari meja dan Jennie mendudukkan dirinya di pangkuan Lisa, Lisa menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuhnya di kursi, Jenniepun memutar tubuhnya dengan posisi menyampinng dan menyadarkan wajahnya pada bahu Lisa.

  "Katakan apa salahku Hon?" Jennie berkata lalu mengangkat wajahnya dan menatap mata Lisa yang tak berbinar seperti biasannya. Lisa membalas tatapan Jennie, dan Jennie bergerak mencium sekilas bibir Lisa dan melingkarkan  kedua tangannya di leher Lisa. "Beri tahu padaku"

  Lisa kembali mengghela nafas panjang. "Siapa pria tadi siang itu?" Tanya Lisa dengan nada dingin.

  "Dia rekan bisnisku, kami bekerja sama dalam pembangunan sebuahh Hotel" Sahut Jennie yang menangkap kecemburuan pada nada bicaraa Lisa.

  "Aku rasa dia menyukaimu" Gumam Lisa masih dengan nada dingin.

  "Ayolah Lisa.. Kau tau bukan aku tak munggkin menyukai dan berbuat macam macam dengannya" sahut Jennie sambil merollingkan matannya.

  "Tapi aku Lihat saat dia berusaha menyenttuh tanganmu tadi siang"

  "Dan apakah aku membiarkan dia menyentuhku?" Tanya Jennie cepat dan Lisapun menggelengkan kepalanya.

  "Bahkan hanya menyentuhkupun aku tak membiarkannya, apalagi untuk hal lain" gumam Jennie lalu turun dari pangkuan Lisa dan berjalan menuju ke sofa, Lisa meraup kasar wajahnya dan mengkuti langkah Jennie lalu mendudukkan dirinya di samping Jennie yang menyilangkan tangannya di depan dada sambil menatap ke arah luar Jendela.

  "Tapi kenapa kau mengatakan padanya bahwa aku temanmu? Kenapa kau tak mengakuiku saja sebagai pasanganmu sehingga dia tak akan berpikir lagi untuk mendekatimu? Tanya Lisa sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Jennie menatap Lisa lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.

  "Jadi itu yang membuatmu kesal?" Tanya balik Jennie dan Lisapun menganggukkan kepalanya. "Aku  pikir kaupun pasti tau jawabanya Lisa. Siang  itu kita ada di tempat umum yang akan banyak orang yang mendengar pembicaraan kita" Lanjut Jennie dan Lisa masih tak memberikan respon terhadap kata kata Jennie barusan.

Don't doubt my love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang