BAB 27

682 43 0
                                    

Lisa mengamit tangan Jennie dan berjalan menuju Aula Kampus, dan dengan manjanya Jennie menggelayut di lengan Lisa seakan ingin menandai kepemilikannya terhadap Lisa karena Jennie sadar bahwa banyak tatapan iri dari para mahasiswa yang melihatnya bersama dengan Lisa.

"Apa kau tak merasa gugup Li?" Tanya Jennie sambil mengusap usap lengan Lisa sambil berjalan perlahan menyusuri koridor kampus.

"Tidak. Memang kenapa aku harus Gugup? aku sudah tau jika aku lulus dan aku tak mempunyai ekspetasi mendapatkan nilai di atas rata rata karena berapapun nilaiku aku sudah pasti akan mempunyai pekerjaan bagus bukan?" Sahut Lisa dengan nada bangganya.

"Uuuh dasar anak orang kaya yang bekerja lewat jalur orang tua" cibir Jennie yang di balas kekehan oleh Lisa.

Lisa dan Jenniepun tiba di pintu masuk aula dan merekapun berpisah karena Jennie harus duduk di bangku undangan sedangkan Lisa harus bergabung dengan teman temannya sesama wisudawan. Jennie langsung menghampiri Rose yang telah melambaikan tangannya saat melihat kedatangan Jennie.

"Apakah kau sudah lama Chae?" Tanya Jennie seraya mendudukkan dirinya di kursi sebelahh Rose.

"Sekitar 10 menitan lalu" Sahut Rose "Bagaimana misi dari Mommy apa kau berhasil melakukannya?" Tanya Rose sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Beres.. tapi tentu saja aku hanya memberikan riasan natural pada Lisa, itu saja sudah membutuhkan waktu yang tak sebentar" Sahut Jennie sambil menahan tawanya saat teringat betapa wajah Lisa sangat tegang tadi.

"Apakah Lisa sempat menolaknya? secara tadi pagi dia menolak mentah mentah MUA yang telah di pannggil ke rumah oleh Mommy" Ucap Rose sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Tentu saja awalnya dia menolak, tapi setelah aku mengancam mau di Make up atau aku tak menghadiiri acaranya ahirnya dia pasrah" Sahut Jennie di sertai tawa kecilnya.

"Aaah ahirnya ada juga yang bisa menjadi pawang anak nakal itu" Rose berkata sambil ikut tertawa bersama Jennie.

Sementara itu Lisa berjalan menghampiri teman temannya yang sontak para mahasiswa yang ia lewati memandang aneh padanya, namun Lisa tak memerdulikan tatapan mereka dan mempercepat langkahnya menuju di mana Jisoo dan Seulgi duduk.

"Aaahh kenapa kalian memilih duduk jau dari pintu masuk sih" Gerutu Lisa sambil duduk di antara Jisoo dan Seulgi.

"yaa karena ini tempat yangg paling pas untuk kita" Sahut Jisoo sambil menatap lekat pada Lisa. Lisa yang menyadari tatapan Jisoopun mendengus kesal.

"Bisa tidak mmenatapku dengan biasa saja" Dengus Lisa sambil menepak Jidat Jisoo, dan bukannya berhenti menatap Lisa Jisoo malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa, tentu saja hal itu membuat Seulgi yang tadinya fokus terhadap Handphonenya ikut memperhatikan wajah Lisa.

"Yaaakk apa apaan kalian berdua ini" Dengus Lisa kesal sambil mendorong tubuh Jisoo. Jisoo dan Seulgipun sontak meledak tawanya bersamaan.

"Astaga Lisa,, Apa aku tak salah Lihat? Kau merias wajahmu?" Seru Jisoo di sela tawanya.

"Aku masih tak percaya seorang semachoo Lalisa bisa mengenakan make Up" Timpal Seulgi ikut tertawa. Mendengar ledekan dari kedua sahabatnya Lisa hanya mampu menekuk wajahnya sambil mempoutkan bibirnya.

"Tertawakanlah aku sepuas kalian, memang apa salahnya jika aku mengenakan sedikit Make up" Lisa berkata sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Tak ada yang salah, hanya saja ini sunggu di luar kebiasaanmu, oh yaa terahir aku melihatmu mengenakan Make up adalah saat kelulusan kita dari smp, dan kau bilang tak akan ada satu orangpun yang bisa membuatmu bermake up kembali, tapi Lihatlah hari ini,,," Jisoo berkata sembari memegangi perutnya yang terasa sakit karena tak bisa berhenti tertawa.

Don't doubt my love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang