Lisa berdiri di depan cermin dan menataap lekat pantulan dirinya, dengan menghela nafas panjang Lisapun merapikan kemejanyaa dengaan memasukkannya ke dalam celananya, ya,, malam ini adalah malam pesta pertunangan Lisa dan Jennie di gelar, dengan menyewa satu hotel terbaik di Seoul secaara total dan hanya tamu undangan dan pegawai hhotel saja yang bisa masuk kekawasan hotel itu.LISA POV
Dari cermin aku menatap Jennie yang tengah di rias, "Dia sangat cantik" Gumamku Pelan Lisa seperti kepada diriku sendiri. Ingatanku pun pergi pada saat pertama aku bertemu dengannya waktu itu, aku benar benar tak menyangka Gadis yang sangat Ceroboh dan terbilang nekad karena dengan berani membuka pakaiannya di Londy untuk di cuci saat ini telah menjadi tunanganku.
Juga dengan semua usaha dan perjuanganku untuk meluluhkan ke egoan hatinya yang mempunyai gengsi setinggi langit hanya untuk mengakui bahwa dia juga mencintaiku, dengan semua drama dari mamanya dan juga Dadyku, dengaan semua pertengkaran baik itu besar atau kecil, dan semua itu membuatku merasa beruntung karena memilikinya, aku tau ini bukanlah ahir dan kedepannya pasti masih akan ada banyak aral melintang dalam hubungan kami.
Aku tersadar dari lamunanku saat tangan Jennie melingkari pinggangku, Ku usap Lembut lengan Jennie dan diapun mempererat pelukannya.
"Kenapa?" Tanyaku lembut sembari memutar tubuhku dengan di sambut Gummy Smile Jennie yang membuat hatiku berbunga tiap kali melihatnya.
"Tidak, aku hanya merasa sediikit gugup" Sahut Jennie dengan mimik wajah yang menggemaskan dan akupun mencubit pelan hidungnya. "Kau bisa menghapus Make Up ku" Ujar Jennie memprotes tindakkanku
"Bahkan tak sedikitpun yang menempel mana mungkin bisa merusaknya" Sahutku sembari memperlihatkan jariku yang masih bersih.
"Tak perlu gugup,bukankah ini hanya tinggal pestanya, jika begini saja gugup apalagi nanti saat kita menikah dan harus menggucapkann janji suci di altar" Godaku terhadap Jennie yaang membuatnya mencebikkan bibirnya.
"Memang kau tak gugup?" Tanya Jennie seraya menempelkan telinganya ke dadaku.
"Tidak, tentu saja tidak" Sahutku setenang mungkin dan Jenniepun tertawa menertawakan kebohonganku, iyaa aku berbohong. sebenarnya akupun sama dengan Jennie yang merasakan kegugupan.
"Mungkin bibirmu bisa berbohong namun degup jantungmu tidak sayang" Ucap Jennie dengan nada mengejeknya.
"Jaantungku berdegup kencang karena kau menempel pada dadaku sayang" Elakku masih tak mau mengaku. dan kali ini jari Jennie lah yang meluncur keperutku dan memberikan cubitan kecilnya, akupun meringis sambil mengusap perutku.
"itu karena kau yang tak mau mengakui bahwa kau juga gugup, apa kau pikir baru sekali ini aku meletakan kepalaku pada dadamu dan apakah kau kira aku tak hafal dengan ritme detak jantungmu" Jennie berkata seraya kembali meletakkan wajahnya di dadaku.
"Oke Okee.. aku juga merasa sedikit gugup" Ucapku ahirnya mengaku.
"Harusnya dari tadi kau bilang begitu tampa harus berpura pura kuat mental" Ucap Jennie menggodaku.
"Sebenarnya aku lebih ke merasa belum yakin jika ini adalah kenyataan, waktu terasa begitu cepat, kau tau? rasanya baru kemarin kita berkenalan dan menjaga jarak" Gumamku seraya mendekap tubuh Jennie.
"Memang seperti itulah Lisa, semua yang berlalu terasa baru kemarin kita lalui, tapi pada kenyataannya kita telah setahun lebih menjalin hubungan ini bukan?" tanya Jennie dan akupun menganggukkan kepalaku, menyetujui apa yang ia katakan barusan.
"Dan malam ini kita akan memulai babak baru hubungan kita, apa kau siap berjuang melewaati apun yang akan ada di hadapan kita Ruby Jane?" Tanyaku seraya mengurai pelukannku, aku memegang kedua pundak Jennie dan diapun menatapku dengan senyum manis di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..