Lisa memasuki Loby kantornya dengan bersiul siul kecil, "Pagi Mis Lisa,," Sapa Seorang Resepsionis dan Lisa membalasnya dengan anggukan kepala dan senyum di bibirnya kemudian iapun segera masuk ke dalam lift, Sesampainya di meja Tyuzu Lisa mengedarkan pandangannya karena hanya ada Tyuzu di sana."Apakah Lois belum sampai?" Tanya Lisa pada Tyuzu sambil menghentikan langkahnya.
"Sudah Miss, tapi dia harus mengurus ID Card terlebih dahulu untuk akses keluar masuk" Sahut Tyuzu dan Lisapun mengangguk anggukkan kepalanya.
"Baiklah jika semuanya sudah beres kau antarkan dia ke ruanganku" Ucap Lisa sembari memutar tubuhnya namun Lisa kembali berbalik. "Kau buatkan aku kopi ya" Ucap Lisa lagi
"Baik miss" sahut Tyuzu dan Lisapun kembali meneruskan langkahnya memasuki ruangannya.
****
"Bukankah aku sudah bilang aku tak mau memegang proyek itu Ma" Seru Jennie sambil mensedekapkan tangannya dan menatap kesal pada mamanya yang duduk di hadapannya.
"Mama rasa kau masih bisa menghandle dua proyek ini secara bersamaan Jenn, lagi pula Proyek Panhouse ini sudah tak terlalu membutuhkan perhatian lebih karena telah pada fase finishing saja" Sahut Nyonya Kim sambil menggelangkan kepalanya.
"Mama bisa lihat sikap Gilbert kemaren malam, aku tidak suka. Aku rasa dia tak murni untuk bekerja sama saja" Jennie berkata sambil mengetuk ngetukkan ujung pena yang di pegangnya ke meja.
"Maksutmu dia menyukaimu?" Tanya Nyonya Kim dan Jenniepun mengganggukkan kepalanya mengiyakan.
"Kau tinggal tak usah meresponnya saja jika dia mulai membahas hal hal di luar pekerjaan, bukankah semudah itu" Ucap Nyonya Kim Lagi.
"Aku merasa tak nyaman saja Ma, apalagi di awal kerja sama ini pasti kami akan sering bertemu dan dengan sikapnya itu,, aku benar benar merasa risih, belum lagi tatapannya yang jelalatan itu" sahut Jennie sembari menyandarkan tubuhnya di kursi.
"Semuanya kembali padamu Jenn, tapi menurut mama kau harus belajar bersikap profesional dan tak mencampur adukan pekerjaan dengan ego dan perasaanmu. Lagi pula mama rasa Proyek ini hanya kau yang bisa memegangnya" Ucap Nyonya Kim lalu menghela nafas.
"Kenapa tidak mama saja yang menangani proyek ini?" Tanya Jennie sambil tersenyum kecut.
"Bukankah kau tau mama banyak memegang proyek kita di luar kota sayang, dan jika mama memegang proyek ini, itu tak akan maksimal. Mama tak mau tau lagi pokoknya kaulah yang akan memegeng proyek ini" Ucap Nyonya Kim lalu berdiri dari tempat duduknya.
"Mama harap kau tidak mengecewakan mama" Seru Nyonya Kim lalu melangkah keluar meninggalkan Jennie yang menghembuskan nafas kesalnya.
"Aaaah Sial aku sangat tidak suka dengan Pria itu, tapi jika mama telah memutuskan begini akupun tak bisa berbuat apa apa selain menerimanya" Gumam Jennie sambil meraup wajahnya. Jenniepun menekan tombol Intercall pada pesawat telepon di mejanya.
"Iyaa Miss, ada yang anda butuhkan?" Terdengar suara Alice yang mengangkat telpon dengan cepat.
"Apa kau telah mempunyai data data tentang proyek baru kita dengan perusahaan Mr Robert?" Tanya Jennie
"Iya Miss ada, saya telah menyususnnya kemarin" Sahut Alice.
"Kalau begitu kau bisa bawakan satu salinan untukku, dan tambahkan pada agenda Meeting kita nanti juga ya" Ucap Jennie lalu mematikan sambungan telponnya.
"Mungkin benar kata mama bahwa aku tak boleh tebang pilih dengan siapa aku harus bekerja sama selama itu menguntungkan untuk perusahaan" Gumam Jennie sambil melangkah ke kulkas di sudut ruangannya dan mengambil satu kaleng minuman dan menikmatinya sambil menatap keluar jendela kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..