Waktu menunjukkan pukul 16;30, Lisa beberapa kali mengecek ponselnya dan menghela nafas panjang. "Kenapa Jennie tak membalas pesanku dari tadi" Gumam Lisa lalu iapun segera menelpon Jennie namun tiga kali panggilannya tak di jawab, sambil meletakkan ponselnya di meja, Lisa menyandarkan tubuhnya di kursi."Apakah dia masih kesal padaku perihal tadi siang?" Gumam Lisa sambil memejamkan matanya."Mungkin lebih baik aku jemput saja dia nanti ke tempat Pilates" Gumam Lisa lagi seraya bangun dari duduknya dan menuju ke kulkas, Mata Lisa tertuju pada Buah apel yang ada di sana dan iapun mengambilnya.
Lisapun kembali mendudukkan dirinya dan berniat memakan apelnya namun ia urungkan karena Tyuzu yang masuk ke dalam ruangannya sambil membawa beberapa map yang berisi Dokument.
"Miss Lisa ini berkas berkas yang anda minta, tolong di periksa kembali" Tyuzu berkata sambil menyerahkan dokument pada Lisa dan Lisapun seera menaruh apelnya dan mulai meneliti berkas yang di berikan oleh Tyuzu, Tyuzu memandang apel yang di letakkan oleh Lisa.
"Miss Lisa apakah sedang ingin memakan Apel?" Tanya Tyuzu dan Lisapun mengangkat kepalanya lalu mengangguk. "Kenapa tak mengupasnya terlebih dahulu?" Tanya Tyuzu lagi.
"Aku malas melakukannya" Sahut Lisa singkat kemudia kembali fokus pada berkas di tangannya.
"Kalau begitu biar saya mengupaskannya untuk anda" Tyuzu berkata sembari berjalan mengambil sebilah pisau dan piring kecil, Lisa hanya memandang sekilas pada Tyuzu sembari tersenyum.
"Padahal aku bisa makan apel dengan kulitnya jika tak ada yang mengupaskannya" Lisa berkata saat Tyuzu mulai mengupas apel di tangannya.
"Tidak apa apa Miss, jika anda ingin memakan apel anda bisa menyuruh saya untuk mengupaskannya" Ucap Tyuzu yang membuat Lisa terkekeh mendengarnya.
"Berarti setiap hari au harus mengupaskanku satu Apel di sore hari" Lisa berkata sambil membubuhkan parafnya pada tiap lembar dokument yang ia periksa.
"Dengan senang hati Miss" Sahut Tyuzu sambil melempar senyumnya kepada Lisa. "Aaawww,," Aduh Tyuzu yang langsung meletakkan pisau dan apelnya ke meja, Lisa yang kaget dengan aduhan Tyuzupun mengangkat kepalanya dan melihat Tyuzu yang menggenggam jari telunjuknya dengan darah yang merembes dari sela sela jarinya.
"Astaga kau terkena Pisau" Seru Lisa yang langsung meletakkan dokumennya ke meja dan langsung mengambil beberapa lembar tisu dan menghampiri Tyuzu. "Coba sini aku Lihat" Lisa berkata sambil meraih tangan kiri Tyuzu.
"Lepaskan tangan kananmu Tyuzu" Printah Lisa karena Tyuzu masih menggenggam jarinya yang terkena pisau. Lisapun dengan cepat melap darah di jari Tyuzu dengan tisu hingga bersih namun darah kembali keluar dari jari Tyuzu.
"Hhmm sebentar ini harus di hentikan dulu darahnya" Gumam Lisa lalu beranjak mengambil kotak p3k dan kembali menghampiri Tyuzu. "Lain kali kau harus berhati hati" Ucap Lisa sambil membasahi kapas menggunakan alkohol dan membersihkan jari Tyuzu.
"Maafkan saya Miss karena saya jadi merepotkan anda" Tyuzu berkata dengan canggung karena posisi Lisa yag berjongkok di depannya sedangkan ia masih duduk di kursi.
"Kau tak perlu sungkan begitu, bukankah aku sudah bilang jangan bersikap terlalu formal" Sahut Lisa yang telah selesai mengoleskan cairan antiseptic pada Luka Tyuzu, Lisapun mengambil satu Plester untuk membalut Luka Tyuzu. Belum selesai Lisa memasangkan Plester pada Jari tiba tiba pintupun Terbuka, baik Lisa ataupun Tyuzu serempak menoleh.
"Lisaaa,, apa yang kau lakukan" Terdengar suara Jennie, Lisapun sontak melepaskan tangannya yang masih memegang tangan Tyuzu. "Apa yang kalian Lakukan, Lisa kenapa kau..aahh Sial" Teriak Jennie dan langsung memutar tubuhnya dan menutup pintu dengan cara membantingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..