Lisa merebahkan tubuhnya di tempat tidur, di ambilnya ponsel dari dalam saku celananya dan ternyata ada beberapa pesan dari Rose yang masuk yang menanyakan tentang Jennie. Lisapun tersenyum dan mengerti akan ke khawatiran Rose, Lisa kemudian melakukan panggilan terhadap Rose dan tak perlu menunggu lama Rose telah mengangkat telponnya."Lisaa, kenapa kau tak membalas pesanku?" Tanya Rose yang langsung dengan nada meninggi, Lisa tersenyum membayangkan pasti kakanya itu sekarang sedang mempoutkan bibirnya karena kesal.
"Aku bahkan baru membuka ponselku dari tadi aku bangun tidur Chae, jadi aku baru tau jika kau mengirimiku pesan" Sahut Lisa dengan nada tenang.
"Kenapa kau bisa setenang itu? apakah kau telah menemukan Jennie? sekitar pukul 2 dini hari Jennie menelponku tapi belum sempat aku menayakan di mana dia, Jennie telah mematikan telponnya" Cerocos Rose dengan suara nyaringnya hingga membuat Lisa sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Chae,, kau telah menceritakan itu barusan di pesanmu, kenapa kau ini sangat suka mengulang ulang cerita" Sahut Lisa sembari terkekeh.
"Terus saja kau mengejekku anak nakal" Dengus Rose kesal. "Kau tinggal jawab saja apakah kau telah menemukan Jennie?" Rose kembali mengulang pertayaannya tadi.
"Harusnya kau sudah bisa menebak jawabannya bukan" Sahut Lisa sengaja menggoda Rose dengan tidak langsung menjawab pertanyaannya.
"Aku tidak bisa, cepat jawab saja apa susahnya" Dengus Rose yang kian kesal dengan keisengan dari adiknya.
"Iya iyaa,, jangan marah marah begitu lah nanti kau lekas tua, Iya aku telah menemukan Jennie dan kami telah meluruskan kesalah pahaman kami" Lisa berkata dengan nada serius kali ini.
"Lalu kemana dia pergi dari kemarin sore?" Tanya Rose lagi dengan tak sabar
"Di Appartementku,,"
"What!! Di apartement mu.." Seru Rose dengan setengah berteriak yang membuat Lisa sontak kembali menjauhkan ponselnya.
"Astaga Chae, tak perlu berteriak, apa kau ingin membuatku tuli" Gerutu Lisa dengan meninggikan volume suaranya, terdengar di seberang sana Rose tertawa terbahak bahak.
"Bagaiman ceritanya dia bisa di appartementmu Lisa?" Tanya Rose masih di sela sela tawanya.
"Entahlah, tadi malam aku menunggunya di rumahnya dan dia tidak pulang sehingga aku memutuskan untuk pulang ke appartement dan ternyata dia ada di sini, Memang benar kata pepatah tempat teraman adalah tempat paling berbahaya" Sahut Lisa sambil tersenyum saat teringat betapa naifnya dia.
"Bukan begitu tapi karena kau paboo" Seru Rose menggoda Lisa.
"Berarti kau juga paboo chae karena kau juga tak menyangka kan jika Jennie ada di sini" Sahut Lisa dengan sengit.
"Yaah mana aku tau, Karena Jennie bukan pacarku" Kilah Rose tak mau kalah.
"Sudah akui saja jika kau paboo" Sahut Lisa yang juga masih ngeyel.
"Ya sudah aku matikan saja telponnya,, Lisa Paboo" Seru Rose lalu memutuskan sambungan panggilan mereka, Lisapun menghembuskan nafas dengan kasar sambil melemparkan ponselnya ke tempat tidur.
"Menyebalkan,,"
"Siapa yang menyebalkan?" Lisapun menoleh ke arah suara, di lihatnya Jennie yang baru saja keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahnya.
"Rose sayang,," Sahut Lisa sambil beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Jennie, Di peluknya tubuh Jennie dengan lembut namun Jennie dengan cepat menghindar hingga Lisa hanya memeluk tempat kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..