Lisa yang baru keluar dari kamar mandi dan tengah mengeringkan rambutnya menggunakan Hairdryer segera menghentikan aktifitasnya saat ponselnya berdering. Diapun segera mengangkat panggilan Video dari jennie dengan senyum lebar sambil mendudukkan dirinya di kursi meja riasnya."Aku pikir kau sudah idur sayang" Seru Lisa sambil menatap Lekat Jennie yang masih mengenakan pakaiannya.
"Aku tadi sedang makan malam bersama mama di bawah" Sahut Jennie sambil menghembuskan nafas panjang, Lisa mengernyitkan dahinya saat menangkap mimik kesal di wajah jennie.
"Apa kau sedang kesal sayang?" Tanya Lisa dengan menajamkan pandangannya.
"Bagaimana kau bisa tau jika aku sedang kesal Li?" Tanya Balik Jennie sambil mendudukkan tubuhnya.
"Terlihat dari wajahmu sayang, Memang apa yang membuatmu kesal?" Tanya Lisa lagi. Jenniepun tak langsung menjawab pertanyaan Lisa, seakan ada keraguan di wajahnya.
"Saat aku pulang ternyata di Rumah ada Kai" Sahut Jennie ahirnya.
"Kai? siapa dia?" Tanya Lisa yang mulai menangkap kemana alur cerita Jennie.
"Kai adalah anak dari sepupu Mama, ya kami masih terikat hubungan saudara jauh, dan Kai sejak kecil telah menyukaiku. Mama dan kedua orang tuanyapun mendukung perasaan Kai terhadapku" Jenniepun menghentikan Ceritanya seakan merasa tak enak terhadap Lisa.
"Lalu apakah kau juga menyukainya?" Tanya Lisa dengan nada dingin.
"Tentu saja tidak sayang, kau tau bukan tentangku. Sejak aku mengetahui perasaan Kai terhadapku, aku telah menolaknya, aku juga telah mengatakan kepada Mamaku jika aku tak bisa menerima perasaan Kai sampai kapanpun. Tapi Mama seakan tak mau mengerti akan hal itu. Itulah kenapa aku ingin agar kita merahasiakan dulu hubungan Kita ini" Sahut Jennie dengan wajah gusarnya."Tapi sampai kapan Jenn kita akan menutupinya? Bagaimana jika nanti mamamu memaksamu menikah dengan Kai itu" Lisa berkata dengan nada cemas.
"Itu tak akan pernah terjadi Li, Tentu aku akan meolaknya dan lebih baik pergi dari rumah dan tentu saja Mamaku tak akan mengambil Resiko itu" Sahut Jennie yang mengerti kecemasan Lisa. "Tapi tadi aku sangat merasa kesal saat mamaku memuji muji Kai dengan perkembangan perusahaannya, sepertinya dia mengsengajakan hal itu" Gumam Jennie lagi yang membuat Lisa terdiam. "Sayang kenapa kau Diam?" Tanya Jennie yang tak meendapat tanggapan dari Lisa.
"Hhh.. aku sedang berpikir bagaimana caranya agar mamamu bisa merestui hubungan kita nanti sayang, jujur aku merasa takut akan hal ini" Sahut Lisa sambil berjalan menuju jendelanya.
"Seperti kata katamu tempo hari, kita akan berjuang bersama sama Lisa, Lebih baik sekarang kita nikmati saja prosesnya" Jennie berkata dengan senyum manisnya.
"Kau benar Jenn, ya sudah sekarang sebaiknya kau beristirahat, apa besok kau mau aku jemput lagi?" Tanya Lisa menawarkan diri.
"Aku rasa tak perlu sayang, aku tak ingin mama curiga jika kau menjemputku" Sahut Jennie.
"Baiklah kalau begitu, selamat beristirajhat sayang, Love You" Seru Lisaa sambil memberikan kecupan pada layar ponselnya.
"Kau juga Lisa,, Love you Too" Sahut Jennie kemudian mematikan telponnya.
Lisa menghembuskan nafas panjang, di rasakan dadanya sesak lalu iapun membuka Jendela appartementnya, tatapan matanya menerawang jauh, dia benar benar tak menyangka jika dia harus mengalami perjuangan ini untuk mendapatkan restu dari mama Jennie. Lisa kembali teringat kata kata Jennie yang mengatakan bahwa mamanya menyanjung Kai dalam hal pekerjaannya, Jujur hal itu seperti sebuah pukulan keras untuk Lisa di mana tak ada yang bisa ia banggakan pada mamanya Jennie untuk menandingi Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..