Tak terasa seminggu telah berlalu semenjak Lisa mulai bekerja di perusahaan Dadynya, dan ahirnya tibalah saat Weekend dan seperti Janjinya Jenniepun mengijinkan Lisa untuk menginap ke rumahnya.Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi tapi Jennie telah keluar dari kamar mandi dan telah mencuci mukanya, di hampirinya Lisa yang masih terlelap lalu di kecupnya kening Lisa dan dengan senyumnya Jenniepun melangkah keluar dari kamarnya untuk turun dan menyiapkan sarapan untuk Lisa, Pagi ini Jennie berniat untuk membuatkan nasi goreng kesukaan Lisa.
Namun langkah Jennie terhenti di tengah tangga, Dia menghela nafas gusar saat melihatt Mamanya tengah duduk di Sofa ruang keluarga sambil di temani secangkir teh kesukaannya. Nyonya Kim yang menyadari kedatangan Jenniepun mendongak sesaat kemudian memasang sikap acuh dan meraih canngkir tehnya lalu menyeruputnya.
Jenniepun dengan enggan menghampiri Mamanya, Di kecupnya pipi mamanya lalu Jenniepun mendudukkan dirinya di samping mamanya.
"Kenapa mama tak mengabariku jika pulang sekarang, bukankah kata mama kemungkinan mama dua bulan di sana bahkan ini belum ada satu bulan" Ucap Jennie membuka obrolannya, Nyonya Kim hanya menoleh sesaat pada putrinya dengan senyum sekilas.
"Bagaimana mama akan mengatakannya padamu jika selama beberapa minggu ini kau mengacuhkan mama saat mama membahas hal di luar pekerjaan" Sahut Nyonya Kim kemudian kembali menyeruput Tehnya.
"Yaa aku hanya tak ingin membahas ini di telpon ataupun Chat ma, aku ingin membicarakan ini secara langsung" Jennie berkata sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"Mama sangat kecewa kenapa harus tau ini dari orang lain Jenn" Gumam Nyonya Kim kemudian menghela nafas.
"Begitupun denganku Ma, aku juga ingin mama tau dariku sendiri tapi.."
"Tapi apa? jika Kai tak memergokimu mungkin kau tak akan pernah mengatakannya kepadaku bukan" Ucap Nyonya Kim kali ini ia menatap lekat lekat mata putrinya.
"Bukankkah Kai itu seperti anak kecil saja Ma yang harus mengadukan ini pada mama, padahal apa pentingnya jika di pikir" Seru Jennie sambil mengepalkan tinjunya.
"Dan kau tau dampak dari semua ini Jenn?" Tanya Nyonya Kim dengan nada meninggi dan Jennie hanya merollingkan matanya sambil tersenyum sinis sesaat.
"Betapa kau langsung menjadi bahan pembicaraan dari keluarga kita, andai kau mengatakan ini dari awal mungkin ini tak akan terjadi" Ucap Nyonya Kim sambil memijit dahinya.
"Jadi maksut mama kita akan menyimpan hal ini? ayolah mama perduli apa dengan reaksi mereka, selama ini memang apa perduli mereka saat mama mengalami hal hal sulit saat bersama papa selain hanya melontarkan kata kata cibiran, aku masih tak habis pikir kenapa mama masih perduli tentang pandangan mereka" Jennie berkata sambil m,enatap balik pandangan mamanya.
"Bagaimanapun mereka adalah keluarga kita Jenn, dan hal itu taka akan berubah" Sahut Nyonya Kim yang masih tak mau kalah dengan Jennie.
"Aku tau itu Ma, tapi aku tak butuh pendapat mereka" Ucap Jennie dengan nada kesal sambil mensedekapkan tangannya di dada.
"Sejauh apa hubungan kalian berdua?" Tanya Nyonnya Kim lagi kali ini benar benar menatap tajam ke arah Jennie hingga membuat Jennie agak gugup.
"Maksut mama apa?" Tanya balik Jennie.
"Mama tau reputasi Lisa sebagai seorang player yang telah banyak berhubungan dengan banyak gadis, jikapun mama mengeyampingkan masalah kalian yang segender tapi mama tak akan bisa memungkiri ketakutan mama jika sebenarnya Lisa hanya ingin bermain main saja denganmu" Ucap Nyonya Kim dengan nada melunak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
FanfictionAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..