Bab 62

366 21 0
                                    


  Ahirnya weekendpun tiba, Lisa dan Jennie memasuki mobil dengan terburu. Jennie duduk dengan muka masam dan memandang keluar Jendela sedangkan Lisa terlihat serba salah menyikapi mood buruk kekasihnya itu.

  "Pasti yang lain sekarang tengah menungu kita  dengan kesal" Gumam Jennie.

  "Kurasa mereka  juga belum tiba di  bandara sekarang"

  "Tapi tetap saja mereka harus menunggu kita,  Lagipula bagaimana kita bisa kesiangan" Gerutu Jennie.

  "Kita sama sama tak bisa bangun sayang jadi berentilah menyalahkanku" Gumam Lisa pelan namun Jennie mendengarnya dengan jelas dan sontak menoleh ke arah Lisa dengan menatapnya tajam.

  "Siapa yang semalam mengajak minum, dan siapa juga yang semalam mengajak bermain beberapa kali, aku terlalu lelah hingga tak bisa bangun, masih tak mau di salahkan seperti itu" Omel Jennie sambil menyedekapkan tangannya.

  "Iya itu salahku" Gumam Lisa pelan karena tak bisa membela diri. Keduanya saling diam beberapaa saat hingga Lisa kembali angkat bicara.

"Lagipula kita naik pesawat pribadi sayang jadi tak perlu khawatir seperti itu, kita tak akan ketinggalan pesawat" Lisa berkata sambil menarik tubuhh Jennie ke dalam pelukannya.

  "Tetap saja seharusnya kita tak membuat mereka menunggu kita Lisa, belajarlhh menghargai perasaan orang lain" Sahut Jennie  masih dengan ekspresi kesalnya.

  "Sedangkan mobil yang di tumpangi Jisoo dan Rose telah sampai di bandara, mereka berdua segera bergegas menuju ruag tunggu khusus dan duduk di sana. Rose memeriksa ponselnnya dan mendengus kesal.

  "Kenapa?" tanya Jisoo yang  duduk di sampingnya.

  "Kau baca sendiri" Sahut Roose sambil menyerahkan ponselnya kepada Jisoo, Jisoo yang penasaranpun dengan cepat membaca pesan di ponsel Rose.

  "Bisa bisanya mereka bangun sesiang ini" Gumam Jisoo sambil kembali memberikan ponselnnya kepada Rose yang dengan malas membalas Chat tersebut.

  "Jika itu Lisa aku tak heran, tapi ini Jennie juga bisa bangun sesiang itu. Apa yang mereka lakukan hingga bisa tidur senyenyak itu" Omel Rose yang mambuat Jisoo menahan senyumnya.

  "Kenapa kau malah tersenyum? memang ada yang aneh?"

   "Kau ini kenapa begitu polos? Bisa saja mereka kelelahann setelah bercinta semalam bukan, kau tau setelah melakukan aktifitas bercinta bisa memberikkan rasa nyaman dan membuat tiildur lebih nyenyak" Ucap Jisoo menjelaskan.

  "Bagaimana kau tau? Apakah kau pernah melakukannya?" Tanya Rose menyelidik yang membuat Jisoo menggaruk tengkuknya.

"Tentu saja belum, bukankah kita belum pernah melakukannya" Sahut Jisoo yang membuat Rose tersipu malu.

  "Siapa tau sebelum denganku  kau telah melakukannya dengan orang lain" Sahut Rose pelan.

  "Tentu saja tidak Chae, bukankah kau tau sejak dulu aku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelum denganmu?" Sahut Jisoo sambil menatap Rose yang masih tersipu. "Kau akan menjadi yang pertama dan terahirku"

  "Semoga saja begitu Jisoo" Sahut Rose lalu menyandarkan kepalanya di bahu  Jisoo. "Kenapa Irene dan Seulgi juga belum tiba" Gumam Rose kemudian.

  "Tadi Seulgi mengirim pesan kepadaku, katanya dia mengantarkan Irene ke toilet dulu" Sahut Jisoo sambil menggenggam tangan Rose.

  "Apakah Lisa telah bercerita padamu tentang sandiwara Antara Aunty Kim dan kedua orang tuaku Jis?" Tanya Rose mengalihkan pembicaraan.

  "Belum, memang mereeka bersandiwara tentang apa?" Tanya Jisoo penasaran.

Don't doubt my love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang