JENNIE POVBerkali kali aku melirik jam di pergelangan tanganku yang telah menunjukkan pukul 16 lewat 45 menit, aku yakin pasti Lisa sudah tiba di sini.
Ternyata Meeting kali ini tak sesuai dengan prediksi dan sedikit ada kendala hingga mengulur waktu. Pukul 17 kurang 5 menit ahirnya Meeting selesai, dengan terburu akupun merapikalan berkas berkasku dan bergegas keluar dari dalam ruang Meeting dan langsung menuju ruanganku yang aku yakin Lisa telah menungguku di sana.
"Pasti dia sangat bosan menungguku" Gumamku sembari membayangkan Lisa yang memasang muka kesalnya karena terlalu lama menungguku. Akupun melangkahkan kaki ku dengan lebar menuju ke ruanganku, namun saat aku sampai di depan pintu aku mendengar suara orang bercakap cakap, karena penasaran akupun membuka pintu secara perlahan agar tidak menimbulkan suara.
"Itu suara Lisa dan Mama" Gumamku,dengan pelan aku berjalan masuk. Aku ingin mendengarkan apa yang mereka bicarakan maka aku tak langsung menghampiri mereka melainkan aku berdiri di belakang sofa tempat mereka duduk sambil memeluk dokumen yang lumayan tebal dengan kedua tanganku.
Itu adalah masa lalu untukku Aunty, yang terpenting saat ini semua Cinta ku hanya untuk Jennie, hanya Jennie satu satunya gadis yang ada di hatiku" terdengar suara Lisa, aku mengerutkan keningku karena masih tak paham dengan apaa yang sebenarnyaa mereka bahas."Aku tak butuh mendengar kata katamu itu Lisa, aku bukanlah Jennie yang perlu kau berikan kata kata manis. Hanya satu yang aku perlukan, yaitu pembuktian darimu" Kali ini ku dengar Mama menjawab kata kata Lisa. "Apakah mereka sedang berdebat?" Batinku, namun aku masih belum mau menghapiri mereka.
"Selama ini bukankah aku telah berusaha memberikan pembuktian kepada Aunty, apakah semua yang Lisa lakukan belum cukup membuat Aunty percaya?" Kembali terdengar Lisa bertanya dan mama tak segera menjawab pertanyaan Lisa. Ruangan menjadi hening beberapa saat, di tempatku berdiri aku merasa berdebar menunggu jawaban apa yang akan di berikan oleh mama. Terdengar dengan jelas helaaan nafas mama.
"Iya Lisa aku percaya padamu, aku bisa melihat kesungguhanmu terhadap putriku, dan aku merestui hubungan kalian sepenuhnya, tapi ingat jangan pernah sakiti dan hianati putriku" Mendengar jawaban mama aku merasa beku, "Apakah aku tak salah dengar" Bisikku dalam hati, aku rasa hal yang sama juga tengah di rasakan oleh Lisa saat ini.
"Apakah benar Aunty merestui kami sepenuhnya?" Lisa menyambung cepat pernyataan mama tadi dengan kembali bertanya, dan aku menunggu Jawaban dari mama dengan berdebar karena aku takut jika tadi aku hanya salah dengar.
"Iya Lalisa, aku merestui Hubunganmu dengan Putriku Jennie Kim" Terdengar jawaban dari mama yang membuat hatiku bersorak gembira, karena saking bahagianya akupun menutup mulutku dengan menggunakan kedua telapak tanganku dan melupakan bahwa aku sedang memegangi dokumen, dan tak ayal dokumen di tangankupun terjatuh ke lantai dengan suara yang cukup keras karena ketebalannya.
Braaakk!!! Terdengar suara dokumentku yang jatuh, Lisa dan mamapun serentak menoleh ke arahku dan aku tiba tiba menjadi gugup karena tertangkap sedang menguping pembicaraan mereka.
"Astaga Jennie" Seru Lisa kaget dan iapun segera bangun dari tempat duduknya dan bergegas menghampiriku, di pungutinya Dokumen yang berceceran di bawahku, akupun segera membantu Lisa untuk mengupulkan dokumen, Akupun melempar senyumku saat tatapan kami bertemu dan Lisapun membalas senyumanku dengan mengedipkan sebelah matanya.
Setelah semua dokument kami kumpulkan Lisa segera menaruhnya di meja dan kamipun mendudukkan diri kami di sofa, Kami masih terdiam dan mama hanya memandangi kami secara bergantian.
"Apakah yang mama katakan tadi serius?" Tanyaku sambil menatap Mama, aku masih belum yakin dengan yang aku dengar tadi jadi aku rasa aku harus memastikannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't doubt my love.
ФанфикAku bukan Gadis Baik baik, yaa aku seorang Play Girl kata orang orang, Tapi aku belum pernah jatuh cinta hingga aku bertemu dengannya. Jennie Ruby Jane Kim, Aku mencintainya sejak pertama pertemuan kami..