Bagian 90. 'Gejolak Perang: Perjanjian Suci'

16 6 0
                                    

"Manusia gila mana yang mengorbankan anak-anaknya hanya untuk keselamatannya," ucap Althare dengan nada tinggi.

Ia sudah berkali-kali menolak tawaran gila dari roh suci yang berada dihadapannya itu.

Asap putih yang beberapa saat lalu hanya berupa gumpalan, kini membesar membentuk tubuh manusia.

Itu adalah siluet Ethel yang pernah Althare lihat sebelumnya. Seorang pria dengan rambut lurus panjang, tubuhnya berbalut kain sutra putih memanjang hingga ke kaki.

"Kau menyebutnya mengorbankan seolah ini adalah perjanjian yang buruk," protes Ethel.

Althare membuang muka, bagaimanapun ia tidak bisa menerima kesepakatan yang Ethel tawarkan padanya.

"Apa kau tidak ingat bertahun-tahun yang lalu, ratusan ribu manusia dari berbagai tempat di bumi ini bersaing untuk mendapatkan berkahku ? Kau kan salah satunya."

Benar sekali, kesepakatan yang Ethel berikan berhubungan dengan berkahnya. Kesepakatan ini benar-benar berada diluar dugaan Althare.

Ethel berkata akan membantu Althare keluar dari ruangan yang dibuat Rozora itu, dengan syarat yang benar-benar tak terduga.

Ethel menginginkan agar Ayrece dan Ayden, putra dan putri Althare dapat menerima berkahnya.

Eternitas dan Energi tak terbatas, berkah Ethel yang hanya diberikannya selama seratus tahun sekali pada orang-orang yang memenuhi persyaratan dan ujiannya.

Padahal Ethel telah memberikan berkahnya pada lima orang yang dipilihnya beberapa tahun yang lalu.

Dan Ayden maupun Ayrece sama sekali tidak pernah mengikuti ujian kepantasan untuk mendapatkan berkah tersebut.

Jadi Althare berpikir bahwa rencana Ethel untuk memberikan berkahnya pada si kembar adalah murni keinginanya yang tak berdasar.

"Tidak semua manusia menginginkan kekuatan," ucap Althare.

Karena dirinya pun, mencari berkah Ethel bukan semata karena ia ingin menjadi orang terkuat dengan berkah tersebut.

"Itu adalah poin pentingnya," ucap Ethel.

Althare dengan alis terangkat, memasang wajah bertanya padahal ia tidak terlalu peduli dengan alasan Ethel.

"Aku berpikir, memberikan berkahku pada mereka yang tidak menginginkan kekuatan adalah hal yang bagus."

Asap putih berbentuk Ethel itu bergerak mengelilingi Althare.

"Karena tidak memiliki keserakahan, mereka adalah orang-orang yang tepat untuk bisa mendapatkan berkahku," oceh Ethel.

Althare menatap kearah Rozora yang sudah berada dalam bentuk manusianya, tergeletak di lantai.

Ia tidak tahu berapa lama lagi Rozora akan tetap seperti itu, bisa saja ia bangun dalam waktu dekat.

Ditambah ia tidak tahu apa yang terjadi di dunia nyata saat ini. Sedangkan ia terkurung disini, bersama dengan roh suci yang amat cerewet.

Sebenarnya bisa saja Althare menyetujui permintaan dari Ethel. Berkah yang diberikannya, sama sekali tidak membebani, setidaknya bagi Althare.

Namun, ia tidak tahu apa pendapat si kembar mengenai berkah Ethel ini. Karena mereka telah mengetahui seseorang dapat mati karena berkah yang dimilikinya.

Ia tidak ingin mengambil keputusan diluar pengetahuan kedua anaknya itu. Belum lagi, alasan dibalik permintaan Ethel ini perlu dipertanyakan.

Akan lebih masuk akal jika Ethel meminta Althare untuk mendirikan kuilnya di Dantevale. Atau meminta Althare untuk mulai menyembahnya.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang