Bagian 92. 'Gejolak Perang: Kesucian dan Kegelapan' (2)

26 7 0
                                    

Faramond tidak pernah mengerti sebelumnya, kenapa Ayrece terus saja protes tentang sihir teleportasinya yang membuat pusing.

Awalnya Faramond mengira itu hanya karena Ayrece baru pertama kali berpindah dengan sihir gelap.

Namun, setelah merasakan teleportasi Jasper, Faramond menjadi sangat mengerti semua protesan Ayrece.

Rasanya benar-benar berbeda dengan saat pertama kali ia menggunakan sihir teleportasinya. Dengan sihir gelap, rasanya seperti ditarik oleh medan magnet besar secara tiba-tiba.

Jika tidak bersiap, orang yang berteleportasi bisa sedikit atau bahkan berputar dengan keras sampai tiba di tempat tujuan.

Sementara sihir milik Jasper, yang sejatinya berasal dari elemen ruang dan waktu milik Althare berbeda.

Rasanya seolah tanah yang dipijaknya hilang dalam sekian detik, dan kembali dengan amat sangat cepat.

Rasanya hanya seperti melompat dengan kedua kaki dan saat mendarat ia sudah berada ditempat lain. Faramond juga merasakan rasa hangat yang sedikit membuatnya geli.

Ia cukup kagum dengan elemen itu. Selain berpindah tempat, banyak sekali yang bisa pengendali elemen ruang dan waktu lakukan.

Faramond juga cukup tertarik pada Jasper. Padahal ia terlihat seperti burung hantu normal kecuali ukurannya yang super besar itu.

"Bagaimana sihir bisa ditanamkan pada seekor makhluk seperti itu ya ?" gumam Faramond seraya menatap Jasper yang beterbangan di atas hutan musim dingin.

"Ah !" Faramond menggeleng kecil, ia sampai lupa tujuannya kemari gara-gara terlalu takjub.

Ia berbalik, memeriksa seluruh ruangan itu dan mendapati jendela besar lain yang mengarah ke bagian depan kastil.

Jasper mendaratkannya di ruang labolatorium utama yang berada di menara sihir kastil Dantevale, terasa tepat namun kurang tepat secara bersamaan menurut Faramond.

Dari menara setinggi itu, Faramond berharap dapat melihat suasana luar dengan jelas. Namun sepertinya itu tidak sesuai harapan.

Yang dilihatnya adalah pemukiman yang dipenuhi oleh kabut.

Itu bukanlah kabut utara biasanya, itu adalah kabut yang biasa terlihat saat badai salju, terlihat pekat dan bergerak menggulung dengan cepat.

Padahal saat melihat kearah hutan musim dingin, Faramond hanya melihat kabut yang tipis. Bahkan ia masih dapat melihat Jasper yang terbang di kejauhan.

"Katanya suhu utara tengah menghangat, tapi terjadi badai salju ?" monolognya.

Karena merasa tidak berguna ia mengintai dari sana, Faramond segera beranjak dari tempatnya.

Ia berjalan dari tempatnya sebelumnya kearah satu-satunya pintu masuk ruangan besar itu.

Baru saja ia hendak meraih gagang pintu, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya. Dan seseorang muncul dari baliknya, terlihat sangat kaget melihat Faramond.

Faramond pun sama kagetnya dengan orang itu.

"Yang Mulia Ibu Suri," gumamnya.

"Apa yang kau lakukan disini ? Bagaimana dengan keadaan istana ?" Demelza tidak bisa mengatakan apapun selain pertanyaan yang langsung muncul dikepalanya itu.

"Saya kemari karena mendengar pelindung disini pecah dari Tarum. Anda juga, seharusnya Anda berada di Lockenham," ucap Faramond membalas.

"Apa kau terluka ? Bagaimana dengan yang lain ?" Tanya Demelza lagi.

Faramond hanya terdiam, ia tidak bisa memberikan jawaban selain 'Mereka tidak baik-baik saja' namun ia tidak mau membuat Demelza kepikiran dan pergi ke Istana karena khawatir.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang