Kembalikan Raniku

1 0 0
                                    

BLAM

Pintu flat ditutup dengan sangat keras. Sedangkan Rino masih diam, terpaku duduk sendirian di atas sofa itu.

Pria itu sama sekali tidak beranjak, ataupun bergerak untuk menahan Rani supaya tidak pergi. Tatapannya kosong, sedangkan matanya masih menatap kosong arah langit yang masih berwarna biru itu.

Setelah beberapa saat, pria yang masih tidak berbicara itu tersadar. Ia memerhatikan kertas pengumuman yang tadi kekasihnya lempar ke wajahnya itu. Ia membaca surat resmi dari lembaga antariksa itu. Di sana tertera dengan angkat jelas kalau Rani telah lolos seleksi dan telah direkrut sebagai peneliti di lembaga impian Rani itu.

Dadanya terasa sangat sesak, Rino lalu pelan-pelan melipat kembali kertas itu, dan memasukkannya kembali ke dalam amplopnya.

Hatinya semakin terasa sesak, namun air mata tidak mau keluar. Dirinya seakan-akan sudah mati rasa, apalagi mengingat kata-kata Rani barusan yang begitu menyayat hati.

Jujur saja, Rino sama sekali tidak menyadari perkataannya saat itu. Ia akui kalau saat itu ia dalam keadaan terhasut oleh Dena, dan Dena memang waktu itu sangat jahat. Namun, ia sama sekali tidak menyangka kalau Rani benar-benar sangat mengingat dan menyimpannya di dalam hati perkataan kasar juga kelakuan kasar yang dulu pernah ia lontarkan. Dan kini perkataan itu ia rasakan betapa sakitnya.

Surat itu dipeluknya lekat-lekat, sedangkan tatapannya masih kosong ketika menatap langit itu.

Rino merenungi lagi perkataan Rani. Mendengar perkataan itu, ia baru menyadari selama satu tahun mereka berpacaran saat itu, ternyata dirinya sama sekali tidak tahu apapun mengenai apa yang sesungguhnya diinginkan oleh perempuan kesayangannya itu. Ia baru menyadari ternyata kesibukannya selama ini telah membuatnya jauh dan tidak mengenali apapun tentang Rani.

Rino sangat menyesal. Hatinya sangat perih mengingat kejadian yang telah berlalu lebih dari 10 tahun itu. Lantas mata yang sedari tadi tertatap kosong itu berubah menjadi sayu. Dan akhirnya Rino memejamkan mata saking tidak tahu bagaimana caranya menyatakan dan melampiaskan betapa pedihnya hatinya saat ini.

---

Rani akhirnya sudah berhasil menenangkan dirinya setelah dipersilahkan masuk dan kini duduk di salah satu bangku di meja makan di apartemen Lion.

Sambil memegangi gelas yang berisi teh manis hangat yang telah disuguhkan oleh Lion, pelan-pelan perempuan gempal yang matanya masih sembab itu menyesapi dan menikmati suguhan dari suaminya itu.

Teh manis hangat itu tercium aroma Jasmine, aroma Jasmine membuatnya terasa sangat rileks, sehingga benar-benar ampuh membuat Rani terasa sangat nyaman, dan moodnya menjadi membaik.

Ditambah lagi, wewangian menenangkan dari tanaman lavender yang dirawat oleh Lion di salah satu sudut apartemen itu, entah mengapa membuat Rani semakin nyaman.

Aroma menenangkan itu sebenarnya membuat Rani mengantuk. Matanya terasa letih, namun ia memaksakan diri untuk tetap tersadar.

"Lion, aku ngantuk. Di sini terasa sangat nyaman. Aku boleh tidur di sini, kan?" Tanya Rani setelah kembali menyesap teh manis hangatnya. Sedangkan tatapan perempuan itu menatap penuh permohonan ke Lion.

Lion yang ditatap seperti itu tersenyum manis. Ia sangat senang karena istrinya kembali ke tempat tinggalnya ini dan perempuan itu merasa sangat nyaman.

"Tentu saja. Kamu masih ingat kamar kita, kan?"

Rani mengangguk. Lalu perempuan itu beranjak dari tempatnya duduk dan menuju ke kamarnya. Sedangkan Lion segera mencuci dan membersihkan gelas yang tadi dipakai oleh Rani.

Guratan Kehidupan S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang