Kepala Don terasa begitu pusing setelah mencari tahu mengenai pria yang Ari maksud.
Ia begitu tidak menyangka, atau memang ini tujuan Ari memanggilnya. Pria yang dimaksud oleh bakal penerus bos di kehidupan bawah tanah itu ternyata mempunyai maksud yang sangat jahat.
Bahkan, setelah Don mencari tahu, ternyata pria itu tidak hanya menipu perusahaan Dena dengan cara tidak memberikan dana investasi, bahkan ia juga berusaha membuat perusahaan Dena bangkrut dengan terus menurunkan kualitas barang, dan membuat perusahaan itu mengeluarkan dana lebih banyak daripada seharusnya. Dan tentu saja tidak sebanding dengan pemasukan.
Bahkan, pria itu sebenarnya sudah sedari dulu berbuat curang kepada perusahaan-perusahaan sebelumnya. Dengan cara yang sama.
Namun yang lebih parah, dulu Don memang pernah berurusan dengan pria ini. Pria yang pernah ditangkapnya karena kasus penipuan seperti ini.
Lantas Don pun mengirimkan tangkapan layar mengenai hasil pencariannya di laptopnya itu dan mengirimkannya ke Ari.
Sambil belum mematikan laptopnya, Don pun memejamkan matanya sebentar dengan kepala menengadah ke atas. Ia hendak mengisyaratkan otak dan matanya sebentar.
Tut Tut Tut
Suara handphone Don berbunyi. Pria itu langsung membuka matanya dan memeriksa siapa yang melakukan sambungan telepon di malam selarut ini. Ternyata panggilan itu berasal dari Ari.
"Halo." Ucap Don dengan suaranya yang pelan dan dalam. Ia lalu memeriksa Nina yang ternyata masih tertidur pulas. Ia takut percakapannya mengganggu tidur lelap istri tercintanya itu.
"Kamu benar-benar mendapatkan data itu? Itu benar-benar mengerikan." Suara Ari yang berasal dari sambungan di sana terdengar di handphone Don.
"Itu kenyataannya. Aku pernah berurusan dengannya dan memang caranya selicik itu. Dena dan perusahaannya sekarang sedang menjadi incaran pria itu. Dia sengaja membuat saham Dena turun dengan segala kebangkrutannya supaya ia dapat mengakuisisi perusahaan Dena." Terang Don.
"Dan tidak hanya itu. Berdasarkan ceritamu tentangnya waktu itu, aku juga curiga kalau pria itu juga menginginkan tubuh Dena dan berusaha memilikinya. Padahal kamu juga tahu kalau pria itu adalah predator yang suka menyiksa dan memainkan banyak orang-orang yang mempunyai sex appeal yang tinggi." Lanjutnya.
"Berarti Dena sebenarnya benar-benar berada dalam bahaya?" Tanya Ari.
"Iya." Jawab Don tegas. "Sebaiknya perempuan itu harus berhati-hati. Keputusannya untuk memutuskan kerjasama dengan pria itu sudah menjadi keputusan yang tepat. Namun Dena nampaknya belum mengetahui resiko apa yang akan diterimanya."
"Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan Dena? Mana papa juga menanam modal di perusahaan itu juga. Papa tidak akan bermain-main dengan siapapun yang membuatnya rugi." Tanya Ari.
"Sebenarnya pria itu sengaja melakukan hal kotor seperti itu karena ia sendiri juga sebenarnya sedang kekurangan uang untuk memuaskan gaya hidupnya yang begitu Hedon. Dia sudah lama tidak melakukan hal itu karena sudah beberapa tahun ia menghambur-hamburkan uangnya demi kepuasan binalnya itu." Terang Don.
"Dan seharusnya kita mengikuti permainannya juga selagi mencari celah, kalau bisa secepat mungkin. Takutnya sahamnya Dena semakin menurun."
"Tidak. Dena nampaknya trauma dengan pria itu, Don. Pria itu pernah memerkosa Dena. Dan dengan cara memuaskan hasratnya dengan menggunakan Dena bukan cara yang bagus. Bisa-bisanya reputasinya sebagai CEO itu bisa jatuh karena itu."
"Aku tidak meminta Dena menyerahkan tubuhnya ke pria itu. Aku menghormatinya sebagai seorang perempuan yang harus dilindungi." Perkataan Don tiba-tiba membuat Ari terdiam beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guratan Kehidupan S2
RomanceBaca Guratan Kehidupan S1 dulu, ya. supaya lebih mengerti alur ceritanya. penyesalan terbesar bagi Dena adalah merebut paksa Rino, dengan berbagai cara, dari pelukan Rani. Walaupun Dena kini sudah berhasil mendapatkan Rino, bahkan seluruh semesta me...