Keluar dari Sarang

1 0 0
                                    

"Sudah. Hentikan videonya. Langsung kirimkan video tersebut kepadaku." Ucap bos itu kepada kameraman setelah ia puas melihat para serangga itu tengah bergumul di dalam lubang anus Don.

Lantas kameraman itu menghentikan video tersebut dan mengirimkan hasil rekaman tersebut kepada bosnya.

Bos itu tersenyum senang melihat video yang ia minta itu sudah terkirim padanya. Dan ia lalu langsung mengecek video pelecehan seksual itu.

"Lepaskan kaki pria itu dan lecehkan dirinya sepuas kalian." Perintah bos itu lagi.

Lantas diberi kesempatan menggiurkan itu, ketiga orang tersebut dengan senang hati langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh bosnya. Sedangkan pria gembul itu kini berpindah ke bangku meja kerjanya untuk menyaksikan sepenuhnya video perekaman kelabang dan ulat bulu itu ketika masuk dan bersarang di area pencernaan Don itu.

Suara erangan Don kembali terdengar jelas sehingga membuat bos itu kembali bergairah. Namun karena ia sedang memberikan hadiah kepada ketiga anak buahnya itu, ia sama sekali tidak bergabung dengan mereka berempat di ranjang itu. Melainkan bos itu justru mengirimkan video tersebut ke kontak Dena sebagai video ancaman.

Padahal, di sisi lain, Dena sudah melihat secara langsung adegan kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami Don oleh ulah bos itu beserta para serangganya. Jadi Dena sama sekali tidak terpengaruh dengan video yang menjadi teror nya selama ini itu.

Ketiga pria itu sudah sangat puas menyiksa dan melecehkan tubuh Don setelah beberapa jam lamanya. Don kini yang tubuhnya sudah dipenuhi oleh cairan sperma itu kini benar-benar terasa sangat lemas. Karena entah sudah berapa kali dalam beberapa jam itu ia dipaksakan untuk selalu memuncratkan cairan kelelakiannya itu.

"Bos. Kami permisi dulu. Spreinya mau diganti sekarang atau nanti saja, bos?" Ucap salah satu anak buah bos itu.

Bos itu melihat Don yang tangannya masih terikat itu kini tengah dalam kondisi sangat lemas. Sebentar terbesit rasa kasihan karena pria itu terlihat sangat kelelahan karena sedari tadi sudah dari pagi sampai semalaman ini terus dipaksa tiada henti untuk menjadi pemuas nafsunya dan para anak buahnya itu.

"Nanti saja, setelah ia selesai beristirahat. Nanti kupanggil." Ucap bos itu sambil melambaikan tangannya tanda mengusir ketiga anak buahnya itu.

"Baik, bos. Kalau begitu kami permisi." Lalu pintu kamar itu pun mereka buka dan ketiga orang itu pergi meninggalkan ruangan pribadi milik bosnya itu.

Setelah mengunci dari dalam pintu kamarnya, pria gembul itu berjalan dan kemudian duduk di pinggiran tempat tidur. Ia melihat wajah Don yang begitu seksi, tampan, juga maskulin itu kini tengah memejamkan matanya. Pria itu juga terlihat sangat kelelahan dan kini sedang tertidur pulas.

Tangan pria itu menyentuh bagian paha Don yang ternyata sudah lengket karena cairan sperma. Ia juga memegang bagian ujung penis Don yang kini juga telah lengket karena sudah memuncratkan sperma itu lebih dari dua puluh kali. Dan kini di daerah bawah perut Don juga tengah dipenuhi bercak-bercak sperma Don.

Tanpa merasa jijik dan gerah, bos itu kini merasa ikutan mengantuk melihat Don yang tengah tertidur pulas. Ia lalu tidur tepat di samping Don sambil salah satu tangannya kini tengah memeluk selangkangan Don.

Don yang sudah dalam alam bawah sadar itu sama sekali tidak merasa geli ketika bagian ketiaknya kini tengah dijilati dan dilumat oleh bos itu. Sedangkan Don juga tidak merasa geli dan tidak nyaman ketika selangkangannya tengah diusap-usap dengan begitu lembut oleh bos itu.

---

Beberapa jam berlalu, Don kini sudah terbangun dari tidurnya. Ia merasakan bau pandan kini menyeruak masuk ke hidungnya. Kepalanya juga terasa pusing karena begitu banyak cairan yang keluar dari tubuhnya. Selain itu, ia kini merasakan hembusan nafas tertiup di salah satu area ketiaknya, dan kini salah satu area paha dalamnya tengah dipeluk.

Don melihat ke arah samping. Ia melihat bos itu masih tertidur pulas dengan mulutnya yang begitu dekat dengan ketiaknya. Dan ketika ia melihat ke arah selangkangannya, Don melihat tangan bos itu tengah memeluk area kelaminnya itu.

Sambil menunggu bos itu terbangun dari tidurnya, ditambah ikatan di kedua tangannya ini membuatnya tidak bisa kemana-mana, Don berusaha membiasakan diri dan selangkangannya dengan berbagai hewan yang kini masih bersarang di dalam rektumnya itu. Penis Don kini sudah tidak mudah terangsang apabila prostat nya itu sedang digesekkan oleh beberapa binatang yang sedang berpesta pora di dalam area selangkangannya itu.

Selain itu, Don juga berpikir data apalagi yang bisa ia serahkan dan laporkan kepada Dena melalui Ari.

Beberapa saat Don melamun, kemudian pria yang sedari tadi tidur sambil memeluk dirinya itu kini terbangun. Pria itu kini mengecup ketiak Don, dan lalu Don menoleh ke arah bos itu.

"Sudah bangun, bos?" Tanya Don berbasa-basi.

"Ugh.. sudah." Jawab bos itu sambil tersenyum mesum melihat Don. Suara Don yang baru bangun tidur itu terdengar jauh lebih seksi daripada biasanya.

Lantas pria itu pun duduk di samping Don dan lalu melepaskan ikatan di kedua tangan Don. Don pun mengubah posisinya menjadi duduk, dan ia memegangi kepalanya yang masih saja terasa sakit.

"Kenapa tiba-tiba sakit kepala, huh?" Tanya pria itu dengan penuh perhatian.

"Mungkin karena banyak cairan yang keluar dari tubuhku. Apalagi spermaku entah sudah berapa kali bermuncratan." Jawab Don.

"Baiklah. Nanti akan kubawakan minuman untukmu. sepertinya karena kamu kekurangan cairan. Atau ada lagi yang kamu Inginkan? Makanan?" Tanya bos itu. Don pun menggeleng.

"Baiklah. Tapi sebelumnya, aku ingin binatang-binatang peliharaaanku segera pulang ke rumahnya yang sebenarnya." Ucap bos itu, Don mengangguk.

Lalu pria itu pun beranjak sebentar dari tempat tidurnya. Don melihat pria itu berjalan menuju rak tempat para peliharaannya berada dan mengambil dua toples kosong.

Ketika pria itu sudah datang ke pinggiran tempat tidur sambil membawa dua toples kosong itu, juga sebuah pinset, Don pun kembali tidur telentang menghadap pria gembul itu sambil mengangkat ke atas lebar-lebar kedua kakinya. Lalu kedua kaki itu ia tahan dengan kedua tangannya. Sehingga akhirnya lubang anus Don kembali terpampang sempurna.

Don merintih kesakitan menahan rasa sakit dan geli ketika bos itu memasukkan masing-masing ketiga jarinya untuk membuka lebar lubang anus Don.

Kini lubang anus Don menganga sempurna. Dengan bantuan pencahayaan seadanya karena ketiadaan sang kameraman di ruangan itu, bos itu mengeluarkan satu persatu serangga-serangga kesayangannya itu dari dalam lubang anus Don dan memasukkannya ke toplesnya masing-masing. Sehingga beberapa menit kemudian prosesi pemindahan serangga dari lubang anus Don ke rumahnya masing-masing itu telah selesai.

Don lalu kembali melepaskan kakinya dari kedua tangannya sehingga kedua kaki tersebut terjatuh ke atas ranjang itu, dengan bos itu berada di antara kedua kaki Don. Nafas Don kembali terengah-engah dan ia melihat bos itu kembali meletakkan toples-toples itu ke raknya.

"Aku akan mandi keluar dan kembali dengan membawa minumanmu, juga seseorang yang akan mengganti sprei tempat tidur kita. Kamu tunggu di sini." Pesan bos itu sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Don sendirian di kamar itu.

Guratan Kehidupan S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang