Dalam keadaan telanjang bulat, Don berjalan ke luar kamar dan menuju kamar mandi.
Tubuhnya yang terasa sangat lengket membuatnya sangat tidak nyaman. Lagipula, di kamar itu ia sudah menggeledah isinya dan sudah merekam dan menyerahkan seluruh rekaman berkas-berkas itu kepada Ari selama bos itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selain itu, Don juga memang disuruh bos itu untuk membersihkan diri, selagi kedua anak buahnya itu membersihkan sprei tempat tidurnya dan menggantinya dengan yang bersih.
Ia berjalan dengan santainya ke kamar mandi itu dan membiarkan pintu kamar mandi itu terbuka begitu saja saat ia mandi. Sehingga seseorang yang berjaga di bawah sesekali menyaksikan pemandangan erotis ketika Don sedang membersihkan dirinya di bawah guyuran shower itu.
Sesungguhnya, anak buah itu ingin sekali kembali melecehkan pria yang bertelanjang bulat itu, namun ia urungkan karena pasti akan ikutan membasahi bajunya juga.
Setelah selesai membersihkan diri, Don kini kembali berjalan menuju kamar milik bos itu. Di sana, ternyata pintu kamarnya tidak terkunci, jadi Don bisa leluasa masuk ke dalam kamar pribadi yang dipenuhi data penting itu.
Don duduk di pinggiran tempat tidur itu sambil menenggak minuman yang tadi diberikan bos itu kepadanya. Don menatap pria itu yang kini berpakaian rapi itu sedang serius memandangi layar komputernya. Don mendekati pria yang sedang serius menatap apa yang tertera di layar komputer itu. Dan meraih memijat pelan kedua bahu gempal milik pria itu.
"Itu apa?" Tanya Don yang pura-pura penasaran. Padahal ia sudah merekam semua data itu untuk Ari.
"Ah selangkangan. Tanganku juga pegal, butuh dipijat." Ucap bos itu sambil mengangkat tangannya yang dibilang pegal itu.
Don lalu berjalan ke arah samping bos itu dan berencana memijat tangan tersebut dengan kedua tangannya.
"Bukan. Bukan dengan tanganmu." Ucap bos itu. "Tapi dengan ini." Lanjutnya sambil menggosokkan tangannya di selangkangan Don.
"Aku akan lakukan. Asalkan kamu bisa jelaskan padaku apa maksudnya semua data di komputer itu." Bisik Don yang membuat bulu Roma pria itu bergidik.
"Hahaha... Memangnya kamu mengerti? Kamu bukannya hanya seorang jalang pemberian sopir itu?" Tanya bos itu sambil meremehkan.
Don hanya tersenyum kecil menanggapi remehan bos itu. Ternyata pria itu tidak tahu siapa Don sebenarnya, jadi penyusupannya selama ini benar-benar aman.
"Justru karena aku tidak mengerti apa-apa, bukan? Jadi kamu tidak perlu kuatir membocorkan itu semua kepadaku?"
Sambil asik meremasi selangkangan Don, pria itu kembali menimbang-nimbang, sedangkan kini nafsu dan tangannya sudah sangat pegal meminta selangkangan pria seksi itu memijitnya.
"Baiklah. Sekarang pijat tanganku dengan selangkanganmu. Aku akan memberitahukan dan mengajarkan semuanya yang ada di dalam komputer ini kepadamu."
Lantas Don pun duduk mengangkang di atas lengan tangan pria itu. Sambil terus menekan dan menggesekkan selangkangannya di lengan itu seolah-olah sedang melakukan pemijatan, Don begitu serius memerhatikan apa yang tertera di dalam layar komputer itu. Don juga diam menyimak segala ucapan dari bos itu.
Tanpa mereka berdua sadari, waktu berjalan begitu cepat, dan kini bos itu harus pergi ke perusahaannya.
"Sudah-sudah, selangkangan. Aku harus berangkat ke kantor." Ucap bos itu menutup pengajarannya saat itu. Don pun selesai fokus dengan layar komputer itu.
Lantas tangan pria itu diangkatnya sehingga selangkangan Don juga ikut terangkat. Don lalu menyingkir dari tangan pria itu dan kini ia berdiri di sebelah kursi meja kerja itu.
"Kapan kamu akan kembali?" Tanya Don sambil membenarkan kerah kemeja pria itu.
"Kenapa memangnya? Kamu ingin keluar dari kamar ini? Tidak akan kuijinkan." Ucap bos itu sambil menyunggingkan senyum mesumnya.
"Tidak. Hanya saja." Don lalu memegang tangan bos itu dan menggosokkannya ke selangkangannya. "bagian ini kembali merindukan siksaan darimu."
"Aku akan kembali secepatnya. Ketika pekerjaanku selesai. Mungkin agak sore." Ucap bos itu sambil memasukkan dua jarinya ke dalam lubang anus Don dan mengoreki isinya.
"Baiklah, bos. Bagian selangkangan ini, terutama lubang anusnya, akan sangat menunggumu." Ucap Don sambil tersenyum kecil.
Lalu jemari itu pun dikeluarkan dari dalam lubang anus Don. Dan lalu cairan enzim dari dalam lubang itu yang membaluri kedua jemari itu dihisap sampai habis oleh bos itu.
"Nanti pulang mau dibawakan apa? Pizza?" Tanya pria itu sambil membuka pintu kamarnya.
"Boleh." Jawab Don.
Lalu pintu kamar itu pun ditutup oleh pria itu. Dan suara pintu terkunci pun terdengar dari luar.
"Ari. Kamu di sana? Apa kamu seharian ini bersama Dena lagi?" Tanya Don setelah pria itu memastikan sudah tidak ada seorangpun selain dirinya di kamar tersebut.
"Halo, Don. Aku di sini sendirian. Dena kembali bekerja di ruangannya di kantornya." Sahut Ari.
"Ari. Minta tolong Rino untuk selalu berada dekat dengan Dena, terutama pada saat jam istirahat siang. Hari ini bos itu pergi ke kantor, aku curiga ia akan kembali menguntit dan mengancam Dena secara langsung." Ucap Don sambil berjalan menuju meja komputer milik bos itu.
"Baik, sudah kukatakan kepada Rino." Jawab Ari.
"Oh, iya Ari. Aku tadi sudah mengirimkan rekaman cara membaca data-data dari komputer orang itu. Coba kamu dan Rino juga Santi memeriksa dengan cara yang sama seperti diajarkan oleh pria itu." Pinta Don.
"Baik, Don." Lantas Ari pun yang berada di sana memenuhi perintah Don. Ari meminta Rino dan Santi untuk memeriksa data yang terekam berdasarkan petunjuk dari bos itu.
Selagi saling terhubung dengan lewat softlens, Don kini menyalakan komputer milik bos itu. Don dengan bermodalkan komputer itu mencoba mencari tahu seluruh database perusahaan milik investor tersebut.
Tahu karena data tersebut sangat rahasia, Don mencoba meretas data tersebut dengan menggunakan darkweb yang adalah keahliannya. Di sana ia melihat banyak sekali kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan itu. Don begitu serius memerhatikan data-data tersebut. Dan di sana ia juga menemukan beberapa banyak perusahaan yang telah menjadi rugi, bahkan sampai gulung tikar karena ulah benalu dari perusahaan penipu itu.
Ari yang melihat apa yang tengah direkam oleh Don juga begitu serius memerhatikan seluruh pergerakan dari data-data yang dibuka oleh Don.
Kini, mereka berdua tengah serius memerhatikan semua data-data tersebut. Bahkan, Don juga terkejut kalau ternyata perusahaan miliknya juga akan menjadi calon korban selanjutnya dari perusahaan ini setelah mereka berhasil menghancurkan perusahaan Dena.
Rahang Don kembali menegang karena amarah. Ia tahu banyak orang terutama warga desa itu yang terbantu secara perekonomian kepada perusahaan sarang madunya. Dan apabila perusahaannya bangkrut karena ulah investor penipu ini, maka mereka semua akan jatuh ke dalam lubang kemiskinan. Dan tidak tahu bagaimana lagi harus mencari nafkah selain kembali menjadi pemburu liar yang sudah pasti akan kembali menelan banyak korban jiwa.
"Ari." Ucap Don datar.
"Iya?" Tanya Ari.
"Kamu tahu, bukan dimana aku sekarang?" Tanya Don.
"Ya." Jawab Ari. "aku tahu lokasimu berada." Lanjutnya.
"Bagus. Beritahukan pada ayahmu, semua data-data ini. Ia pasti akan marah besar dan begitu berambisi untuk menyiksa dan melenyapkan pria ini. Saat ini ia hanya mempunyai tiga anak buah karena sopir pembelotmu itu sudah mati di tangan pria itu. Jadi kamu harus habiskan ketiga anak buah itu sebelum menangkap pria itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/342876422-288-k307784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guratan Kehidupan S2
RomanceBaca Guratan Kehidupan S1 dulu, ya. supaya lebih mengerti alur ceritanya. penyesalan terbesar bagi Dena adalah merebut paksa Rino, dengan berbagai cara, dari pelukan Rani. Walaupun Dena kini sudah berhasil mendapatkan Rino, bahkan seluruh semesta me...