Ummi Anita berjalan ke kamar utama Gus Yusuf ketika masih lajang. Berapa langkah ummi Anita melihat sang putra sednah duduk bersama Rara.
Ummi Anita tersenyum melihat kasih sayang putranya kepada istri keduanya ia tidak pernah membeda-bedakan istri keduanya dengan istri pertamanya.Ummi Anita berjalan ke arah sang putra dan menantunya. " Assalamualaikum nak"
"Walaikumsallam ummi" jawab keduannya.
"Nak, ajak ning Rara makan malam bersama dulu sebelum kalian tidur" ucap ummi Anita tersenyum ramah.
Rara menggelengkan kepalanya, ia belum siap ketemu dengan keluarga besar Gus Yusuf. Ia merasa tidak pantas untuk berada di lingkungan ini.
"Ummi" lirih Rara menangis.
"Loh, apa yang membuat Ning Rara menangis Hmm. " Ucap ummi Anita.
Rara berjalan ke arah ummi Anita ia berhamburan ke dalam pelukan ummi, ia merasa kangen kepada sang bunda. Selama ini telah meninggal dunia.
"Ummi maafin Rara" jawab Rara setelah sadar ia memeluk ummi Anita tanpa izin terlerbih dahulu.
"Iya tidak masalah, kok Ning Rara harus minta izin terlebih dahulu kan ummi adalah ummi kamu juga kan" ucap ummi Anita.
"Tapi tetap saja Rara gak sopan ummi!! Rara selalu di ajarkan oleh nenek harus izin terlebih dahulu" jawab Rara menundukan kepalanya.
"Udah iya, nak ummi sangat sayang sama kamu mari kita makan dulu, atau suami kamu yang akan mengambil makanan ke sini biar kamu nak nyaman yah" ucap ummi Anita tersenyum ramah.
"Sayang, biar Abang ambilin kamu makan malam kita makan di sini dulu yah" Gus Yusuf selalu mengelus rambut panjang Rara.
"Abang, boleh Rara perlahan baju kaya ummi, Ning Husna, dan santriwati yang disini" ucap Rara menatap wajah tampan suaminya.
"Boleh, sayang. Abang sangat senang kamu udah mau menutup auratnya." Jawab gus Yusuf tersenyum hangat.
Ummi Anita tersenyum, melihat sikap sang putra yang baru pertama kalinya memperlakukan dengan manis. Tidak ketika bersama Ning Husna!! Gus Yusuf merasa segan kepada Ning Husna dan orang tuanya itu yang di hormati banyak orang.
Tidak dengan Rara, di manja meskipun mereka kenal setelah menikah, sikap manis Gus Yusuf pada istri ke duanya itu. Dimana Rara masih polos tapi lebih jauh ilmu agamanya meskipun penampilannya terbuka tapi Alhamdulillah ia bisa menjaga dirinya dari lelaki idung belang di luar sana.
*****
Di ruang makan sudah ada, Gus all, Bilqis, kak Nova, kak faizar, kyai Rahman, ummi Maryam, Gus Irfan, Ning husna dll. Mereka semua menunggu ummi Anita, Gus Yusuf dan juga Rara.
"Paman, kemana kak Yusuf, kak Rara?? Kok belum datang-datang sih. Iqis udah kelaparan nungguin mereka?" Tanya Bilqis cemberut menunggu sang kakak kesayangan lama.
"Sayang, sabar yah mungkin sebentar lagi mereka datang." Ucap Gus all yang mewakili pamannya Bilqis.
"Tapi, iqis udah lapar loh Gus, ini juga" jawab Bilqis menunjuk perutnya.
"Saya tau, bayi kita kuat seperti ummanya" ucap Gus all mengelus perut datar Bilqis.
Sebelum Bilqis menjawab, Gus Yusuf dan juga ummi Anita datang bersama kecuali Rara di kamar sendirian. Gus Yusuf bersama ummi berjalan bersama ke ruangan makan.
"Assalamualaikum" ucap keduanya.
"Walaikumsallam"Jawab semau orang.
"Maaf, sudah membuat kalian semua menunggu lama. Soalnya Rara sakit demam malam ini." Ucap Gus all.
"Kakak, Rara sakit. Kakak kenapa gak bawa makan dari tadi tau istrinya sakit" jawab Bilqis sangat gereget.
"Iya, kakak ngaku salah. Tapi Rara tidak mau di tinggal sendirian. Rara memilik rasa trauma di masa lalunya." Ucap Gus Yusuf mengusap kepala Bilqis yang tertutup hijabnya.
"Sayang, udah kasihan Gus Yusuf kalau terus kamu omelin" ujar Gus all mengusap punggung sang istri.
"Maaf, Gus. Iqis udah sayang sama kak Rara maka khawatir." Ucap Bilqis menundukan kepalanya ia sangat takut saat mendengar teguran Gus all.
"Sudah, kenapa kalian malah ribut. Nak bawa makan malam buat istrimu lalu kasih obat, kalau demamnya masih tinggi bawa Rara ke rumah sakit segera."
"Baik, Abi. Yusuf mau menyiapkan makan malam yang akan di bawa ke kamar. Kasihan Raranya soalnya ia tidak mau di tinggal."
"Baik, nak biar Abi gantikan kamu kajian malam ini"
"Iya Abi, maafin Yusuf gara-gara Yusuf Abi yang turun tangan sendiri menghadiri kajian di luar."
"Udah, nak Abi akan mengajak faizar untuk menemani Abi, kajian." Ucap kyai anton ia tau kalau gak ada dirinya faizar akan mendekati Bilqis.
**
Setelah siap dengan makan malam, Gus Yusuf membawa ke kamar dimana sang istri sedang duduk didekat jendela memandang cantik ya bulan.
Ceklek... Pintu kamar terbuka lebar masuklah pria tampan membawa nampan berisi satu piring makanan lengkap. Di tambah satu air putih satu gelas coklat hangat.
Gus Yusuf melangkah menghampiri istrinya yang melamum entah apa yang di pikirkan.
"Assamualaikum, sayang" salam Gus Yusuf.
"Walaikumsallam, Abang sudah kembali." Jawab Rara memeluk suaminya itu.
"Udah sayang, lagi apa kok melamun sih.. ada yang mengganggu pikiran kamu" ucap Gus Yusuf.
"Rara, hanya rindu nenek dan kakek. Apa kabar ya bang mereka." Jawab Rara menangis.
"Sayang nanti kapan-kapan kita ke tempat nenek dan juga kakek"
"Benar, Abang mau ke rumah nenek dan kakek?" Tanya polos Rara bahagia mendapatkan suami sebaik Gus Yusuf.
"Iya, kesayangan Abang yang bawel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihamili Anak Kyai
RandomBilqis seorang gadis remaja yang baru berumur 15 tahun yang dicintai oleh CEO muda sekaligus kakak iparnya.