Ketika Bilqis pertama kali menggendong bayi Alyssya dan menginjakkan kakinya bersama Arkhan untuk perpisahan atau wisuda Bilqis ke pesantren Al Huda, dia merasa risih dengan pandangan yang diberikan oleh santriwati, santriwan, ustadz, dan ustadzah di pesantren.
Rasa risih yang dirasakan oleh Bilqis mungkin disebabkan oleh perasaan tidak nyaman atau tidak percaya diri saat menjadi pusat perhatian. Mungkin ada pandangan yang membuatnya merasa tidak nyaman karena penilaian dari segi rupa atau penampilan fisik.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kecantikan masing-masing, dan penilaian berdasarkan penampilan fisik tidak seharusnya menjadi faktor yang menentukan nilai seseorang. Pesantren Al Huda seharusnya mendorong sikap saling menghormati dan menghargai setiap individu tanpa memandang penampilan fisik.
Bilqis dapat mencoba mengatasi rasa risih tersebut dengan mengingatkan dirinya sendiri bahwa penampilan fisik bukanlah hal yang paling penting. Fokuslah pada nilai-nilai agama, pendidikan, dan pengembangan diri yang diajarkan di pesantren. Jika masih merasa tidak nyaman, Bilqis juga bisa berbicara dengan pengurus pesantren atau ustadz/ustadzah untuk mendapatkan dukungan dan pemahaman lebih lanjut.
"Kakak Arkhan, besok adalah hari perpisahanku di pesantren Al Huda. Aku merasa sedikit risih dengan pandangan orang-orang di sana." Ucap bilqis.
" Kenapa kamu merasa risih, Bilqis? Apa yang membuatmu tidak nyaman?" Tanya arkhan pada Bilqis.
" Aku merasa risih dengan pandangan santriwati, santriwan, ustadz, dan ustadzah. Seperti ada penilaian dari segi rupa atau penampilan fisikku." Ucap Bilqis.
" Kamu tahu, Bilqis, penampilan fisik bukanlah segalanya. Yang penting adalah nilai-nilai agama dan pengembangan diri yang kita dapatkan di pesantren. Jangan terlalu memikirkan pandangan orang lain." Jawab Arkhan.
" Tapi tetap saja, rasanya tidak nyaman. Apa yang sebaiknya aku lakukan?" Tanya Bilqis.
" Mungkin kamu bisa mencoba mengubah cara pandangmu. Ingatlah bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kecantikan masing-masing. Jangan biarkan pandangan orang lain merusak kepercayaan dirimu." Jawab arkhan
"Ya, kamu benar. Aku harus fokus pada nilai-nilai yang diajarkan di pesantren dan tidak terlalu memikirkan penilaian dari luar. Terima kasih,kakak Arkhan." Ucap Bilqis menatap arkhan serius.
" Sama-sama, Bilqis. Aku selalu ada untukmu. Jangan ragu untuk berbicara dengan pengurus pesantren atau ustadz/ustadzah jika kamu masih merasa tidak nyaman. Mereka pasti akan membantu dan memahami situasimu." Jawab Arkhan.
"Terima kasih, kakak Arkhan. Aku akan mencoba yang terbaik dan tetap menjaga semangatku di pesantren." Ucap Bilqis.
" Semangat, Bilqis! Aku yakin kamu akan melewati ini dengan baik." Jawab Arkhan.
Setelah berbicara dengan Arkhan, Bilqis merasa sangat bahagia. Percakapan mereka memberikan dukungan dan pemahaman yang membuat Bilqis merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan dirinya sendiri. Dia merasa diingatkan bahwa penampilan fisik bukanlah segalanya dan bahwa nilai-nilai agama dan pengembangan diri yang diajarkan di pesantrenlah yang lebih penting.
Bilqis merasa terbuka untuk berbicara dengan pengurus pesantren atau ustadz/ustadzah jika masih ada ketidaknyamanan, namun saat ini dia merasa lebih siap untuk menghadapi perpisahannya dengan semangat dan keyakinan. Dia merasa beruntung memiliki teman seperti Arkhan yang selalu ada untuknya dan mendukungnya.
Dengan perasaan bahagia dan semangat yang tinggi, Bilqis siap menghadapi perpisahannya dengan pesantren Al Huda dan melanjutkan perjalanan hidupnya dengan penuh kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dia pelajari selama di pesantren.
Bilqis duduk di tempat yang sudah disediakan, merasa sedikit tegang menunggu perpisahannya di pesantren Al Huda. Namun, tegangannya segera berkurang saat dia melihat Ustadzah Aisyah mendekatinya. Ustadzah Aisyah adalah salah satu ustadzah yang mengajar di pesantren dan Bilqis sangat mengaguminya.
Ustadzah Aisyah tersenyum lembut saat melihat Bilqis. "Assalamu'alaikum, Bilqis. Apa kabar?" ucap Ustadzah Aisyah dengan ramah.
Bilqis menjawab, "Wa'alaikumussalam, Ustadzah Aisyah. Alhamdulillah, saya baik. Terima kasih."
Ustadzah Aisyah duduk di samping Bilqis dan memulai percakapan hangat. Mereka berbicara tentang perjalanan Bilqis selama di pesantren, pelajaran yang dia pelajari, dan pengalaman berharga yang dia dapatkan. Ustadzah Aisyah memberikan semangat dan motivasi kepada Bilqis untuk terus mengembangkan diri dan menjaga nilai-nilai agama yang telah dia pelajari.
Bilqis merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Ustadzah Aisyah sebelum perpisahannya. Pertemuan ini memberinya kekuatan dan keyakinan untuk melanjutkan perjalanan hidupnya di luar pesantren. Dia merasa terinspirasi oleh Ustadzah Aisyah dan berjanji akan terus mengamalkan nilai-nilai yang telah diajarkan.
Dengan hati yang penuh rasa syukur dan semangat yang membara, Bilqis siap menghadapi perpisahannya dengan pesantren Al Huda dan melanjutkan perjalanan hidupnya dengan penuh kepercayaan diri dan kebaikan yang telah dia pelajari dari para ustadz dan ustadzah di pesantren.
*****
Bilqis mungkin memiliki tingkat dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan agama dan telah menunjukan komitmen yang kuat untuk belajar dan mengembangkan diri dalam konteks pesantren.
Arkhan terkesan dengan Bilqis karena dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam belajar agama di pesantren. Bilqis menunjukkan semangat yang tak pernah pudar dan keinginan yang kuat untuk terus berkembang dalam pemahaman agama. Keinginan Bilqis untuk mendalami ajaran Islam dan meningkatkan pemahamannya tentang agama adalah hal yang menginspirasi Arkhan. Selain itu, Bilqis juga menunjukkan ketaatan yang tinggi terhadap aturan dan tata tertib pesantren, serta memiliki disiplin yang tinggi dalam menjalani kehidupan di pesantren. Semua hal ini membuat Arkhan sangat terkesan dengan Bilqis dan menganggapnya sebagai teladan bagi santri lainnya.
"Selamat atas dedikasi dan komitmenmu yang tinggi dalam belajar agama di pesantren, Bilqis! Saya sangat terkesan dengan semangatmu yang tak pernah pudar dan keinginanmu untuk terus berkembang. Semoga perjalananmu di pesantren menjadi berkat bagi hidupmu dan membawamu lebih dekat kepada Allah. Teruslah berjuang dan tetaplah menjadi teladan bagi kami semua. Selamat dan sukses selalu, Bilqis!"
Senyum Bilqis adalah ekspresi kebahagiaan dan rasa terima kasih atas ucapan selamat dari Arkhan. Senyumnya menggambarkan rasa bangga dan menguatkan semangatnya dalam perjalanan belajar di pesantren. Senyum Bilqis juga menunjukkan bahwa dia merasa dihargai dan didukung oleh Arkhan, yang merupakan sumber motivasi tambahan baginya. Dengan senyumnya, Bilqis mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas dukungan dan ucapan selamat yang diberikan oleh Arkhan.
"Terimakasih kakak, atas dukungan dan Selalu bersama Bilqis selama ini kak". Ucap Bilqis pada Arkhan.
"Selamat kepada Bilqis atas dedikasimu yang luar biasa dalam belajar agama di pesantren! Ustadzah Aisyah dan Gus Alif turut mengucapkan selamat dan bangga dengan kemajuanmu yang begitu pesat. Semoga perjalananmu di pesantren terus memberikanmu ilmu yang bermanfaat dan memperkuat imanmu. Teruslah bersemangat dan jadilah teladan bagi santri lainnya. Ustadzah Aisyah dan Gus Alif berdoa agar Allah senantiasa memberkahi langkahmu dan menjadikanmu sukses dalam meniti jalan kebaikan. Selamat dan teruslah berjuang!" Ucap ustadzah Aisyah dan Gus Alif bersama.
Bilqis sangat terharu dan bahagia mendengar ucapan selamat dari Ustadzah Aisyah dan Gus Alif. Ucapan selamat tersebut membuatnya merasa dihargai dan didukung oleh para tokoh agama yang dihormatinya. Bilqis merasa terinspirasi dan semakin termotivasi untuk terus berusaha dan belajar lebih keras dalam memperdalam pemahaman agama. Tanggapan Bilqis terhadap ucapan selamat dari Ustadzah Aisyah dan Gus Alif adalah rasa syukur yang mendalam dan tekad yang semakin kuat untuk terus berjuang dalam meniti jalan kebaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihamili Anak Kyai
RandomBilqis seorang gadis remaja yang baru berumur 15 tahun yang dicintai oleh CEO muda sekaligus kakak iparnya.