Ana Uhibbuka Filah

1.1K 42 0
                                    

Ke esokan paginya, keluarga Gus yusuf dan juga kedua istrinya. Melakukan kegiatan masing-masing, Gus Yusuf mulai memperhatikan putra pertamanya Gus Irfan, ia sangat rewel sekali ia mulai merasakan kehadiran adiknya.

"Mas, Gus kecil masih rewel yah" ucap Ning Husna pada suaminya.

"Iya, sayang kenapa yah? Tidak biasanya putra kita seperti ini" Gus Yusuf bingung harus menenangkan putranya itu.

"Sayang, jagoan Abi jangan rewel yah cepat sembuh" sambung Gus Yusuf.

"Abang,kenapa Gus kecil?" Tanya Ning Rara.

"Gak, tau sayang kenapa dari tadi pagi rewel sekali" ucap Gus Yusuf pada sang istri.

"Apa, Gus kecil merasakan kehadiran adiknya kakak. Soalnya gak biasanya anak kecil rewel seperti itu kalau gak punya adik" Ning Naura menyumpulkan itu.

"Atau, kakak mandi bersama. Air mandi kakak mandikan sama Gus kecil " sambung Ning Naura.

"Benar kata Ning Naura, nak coba kamu mandi bersama sama Gus Irfan biar dia gak rewel lagi" ummi Anita ikut bicara juga.

"Tidak ummi, Gus kecil sakit gak boleh di mandiin dulu" Ning Husna membantah ucapan Ning Naura atau ummi anita.

"Tapi, nak apa kamu mau!! Suami kamu harus jaga Gus Irfan sakit ?? Terus kalau kalian mau makan apa kalau suami kamu gak kerja atau ngajar di pasantren. Jangan egois nak pikirkan. Kesembuhan putra kamu" ummi Anita pertama kali marah sama Husna.

"Udah, ummi jangan di marahi kakak Husna kalau kak husna gak mau gak papa jangan di paksa. Ayo kita keluar jangan ikut campur urusan mereka" Ning Rara memlih mengalah dan keluar kamar di susul ummi Anita dan Ning Naura.

"Nak, kenapa kamu selalu mengalah sama Ning Husna?" Tanya ummi Anita.

"Rara, gak ingin berantem ummi, sama kakak Husna. Rara takut nanti anak Rara lahir di benci sama kakak Husna atau Gus Irfan nantinya. Rara ingin berpisah ummi sama Abang"

Rara udah gak sanggup selama mereka menikah sampai saat ini ia tidak mendapatkan prilaku baik dari istri pertamanya. Rara tidak di beri kesempatan untuk dekat dengan suaminya setelah kejadian di rumah sakit waktu itu.

"Nak, kalau kamu pisah sama putra ummi? Kamu mau tinggal dimana sayang. Ummi gak ingin kalian berpisah sayang. " Ummi Anita memeluk menantunya karena udah mulai sayang pada Rara sama sayang seperti ke Husna.

"Kak Rara, gak coba untuk bertahan sama kak Yusuf demi anak kalian. Kalau Naura sarankan kakak pisah rumah saja dulu biar gak terlalu sakit hati saat mereka bermesraan"

"Kakak, udah gak sanggup dek harus hidup seprti ini terus. Kakak cape dek harus selalu pura-pura bahagia dan pura-pura kuat di hadapan semua orang" ucap Rara pada sang adik.

"Tapi, setidaknya kak coba dulu demi anak kalian kalau kakak gak sanggup Naura, akan dukung keputusan kakak" jawab Naura memeluk sang kakak.

Ummi Anita menyadari ke hadiran sang putra lalu mendekat "coba kamu lihat, istri kamu sedang hamil Yusuf apa kamu tidak punya waktu sama dia"

"Gak, ada ummi. Yusuf masih ragu apa itu anak Yusuf atau anak Gus alzam" jawab Gus Yusuf termakan omongan sang istri opertamanya.

"Baik, ummi hargai keputusan kamu nak, tapi ummi mau tanya boleh?" Tanya ummi Anita.

"Boleh ummi mau tanya apa?" Tanya balik Gus Yusuf.

"Ummi, ingin tanya sama kamu Yusuf!! Di saat kalian malam pertama apa istri kamu tidak suci atau masih suci." Ucap ummi Anita berhasil menyadarkan putranya.

"Masih suci ummi" jawab Gus Yusuf.

"Kalau istrimu masih suci, otomatis anak dalam kandungan dia anak kamu Yusuf bukan anak adik ipar kamu" ucap ummi Anita tegas pada putranya

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang