Kenapa istriku menangis"

2.3K 80 0
                                    

Bilqis langsung cemberut ketika mendengar suaminya. Ia merasa tidak bebas seperti biasanya kalau udah mempunyai suami tidak bisa berkumpul dengan sahabatnya dan santriwati lainnya. Dia merasa bosen kalau terus di kamar.

"Ih... Kenapa sih aku ini. Merasa sendirian terus di sini, mau ke asrama takut mas all marah, tapi aku bosen disini, kapan mas all kembali sih" gumam Bilqis memandang gerbang pasantren milik mertuanya di balkon kamar Gus all.

Sedangkan ummi Maryam, hanya tersenyum melihat bilqis kesel begitu karena suaminya. Ummi Maryam juga tidak lupa dengan istri Gus alzam berada di rumahnya juga.

"Assalamualaikum, menantu ummi kenapa pada murung sih" salam ummi maryam pada Naura.

"Walaikumsallam ummi, Naura bingung mau ngapain ummi. Tadi Naura pergi ke dapur tapi gak boleh bantu, terus Naura mau bantu bersih-bersih gak boleh juga terus Naura ngapain ummi?" Tanya polos Naura.

"Sayang bukan gak boleh, soalnya udah ada yang bersihin rumah ummi sayang mereka mepunyai tugas masing-masing jadi kamu gak usah repot berasih-bersih nanti suami kamu marah sama ummi melihat kamu melakukan pekerjaan rumah tangga" ucap ummi maryam.

"Loh, ummi kenapa Gus alzam marah sama ummi, kalau istrinya melakukan tugasnya? Kan tugas istri melakukan pekerjaan rumah tangga bukan hanya melayani suami dalam kamar saj kamu ummi?" Tanya Naura lagi.

"Iya, sayang tapi di rumah ummi semua menantu ummi gak ada yang berkerja melakukan rumah tangga. Sayang" ucap ummi Maryam.

"Loh, kanapa bisa seperti itu ummi" jawab Naura penasaran.

"Iya ummi, benar kata kak Naura kenapa gak boleh melakukan pekerjaan rumah tangga ?" Tanya Bilqis tiba-tiba sudah berada di samping sang mertua.

"Semenjak Gus Alif menikah sebelum pergi melanjutkan kuliahnya di Madinah, sempat dimana menantu pertama ummi" ucapan ummi Maryam terjeda.

"Melakukan pekerjaan di rumah ini, sangat lancar dikemudian hari setelah menikah dimana menantu ummi sedang mengandung bayi mereka cucu pertama kami, menantu ummi mengalami ke guguran karena terjatuh lantainya licin setelah dia mengepelnya. Dengan keadaan sendal yang dia pakai juga basah dan licin, itu tepat dimana dirumah ini tidak ada orang lain. Ummi sedang mengajar, Abi kamu juga nak sedang di luar pondok pasantren sedangkan putra- putri ummi sedang sibuk dengan tugas ya masing-masing. Kebetulan juga besan ibu datang untuk berkunjung ke putrinya yang sedang ada di rumah." Sambung ummi Maryam menangis mengingat dimana besannya berkata pedas.

"Jadi, maksud ummi yang pertama kali menemukan istri kak Alif mertua kak Alif" jawab Bilqis dan Naura langsung memeluk mertuannya.

"Ummi, maafin kami tidak bermaksud untuk mengingatkan ummi pada kejadian itu. Kami hanya penasaran kenapa kami dilarang melakukan pekerjaan rumah saja" ucap Naura dan juga Bilqis.

"Iya, tidak apa-apa. Kalian behak tau sekarang, ummi gak mau kejadian itu terulang kembali sayang maka dari ini ummi memperkerjakan mereka sampai sore saja. Mereka akan datang di sini hari sampai sore baru pulang." Jawab ummi Maryam menatap kedua menantunya itu.

"Iya, ummi kami paham sekarang alasannya. Terimakasih ummi, baik kepada kami" ucap keduanya.

"Ummi, boleh Naura peluk ummi" izin Naura.

"Boleh sayang kemarilah" ucap ummi maryam tersenyum hangat.

"Ummi, boleh iqis izin pergi ke asrama? Iqis bosen di kamar terus. Nanti sebeum mas all pulang langsung pulang." Kata Bilqis menatap ibu mertuany.

"Boleh kok sayang, sekalian ajak kakak ipar kamu yah sayang" ucap ummi Maryam.

"Baik, ummi ayo kakak kita jalan-jalan assalamualaikum ummi" salam mereka berdua.

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang