Tom & Jerry

3.2K 92 0
                                        

"Orang istimewa bukan yang harus selalu didepan mata atau yang senantiasa disisimu. Tapi Dia yang setia dihati dan diingat dalam setiap bisikan doanya. Salam zohor 😘"

💫💫 Bilqis Aulia Aulfa 💫💫

"Kakak, sana pulang. Kasihan Kakak Rara pasti capek. Habis layani kakak," bisik Bilqis pada Gus Yusuf.

"Kamu ini sok tau. Sana rawat suami kamu. Kalau udah sembuh jangan rewel. Kasihan Gus Al baru sembuh," bisik Gus Yusuf pada sang adik kesayangan.

"Dan satu lagi, kasihan suami kamu Dek. Kasih jenguk keponakan kakak ya. Kasihan mereka saling merindukan Abinya," sambung Gus Al.

"Kakak, kenapa dibahas sangat intim sekali sih?" Jawab Bilqis menatap heran sang kakak.

"Udah ya Abang. Iqis, Rara pusing denger kalian berantem terus. Kaya Tom & Jerry. Kadang akur, kadang berantem. Membuat Rara pusing," ucap Rara menengahi di antara keduanya.

Sedangkan Ummi Maryam tersenyum melihat anak-anaknya pada debat. Iya, Ummi sangat tau bagaimana dengan Bilqis, dia pintar dalam debat. Ia pernah jadi juara ketika mengikuti debat antar pasantren. Bilqis bisa memenangkan itu.

"Iya, nak, benar kata menantu Ummi. Kalian pulang lah. Kasihan istri kamu nak. Ia terlihat sangat kelelahan. Sebaiknya kalian pulang lah. Besok pagi ke sini lagi," ucap lembut Ummi Maryam mengusap punggung Rara.

"Iya, Ummi. Benar kata Ummi. Istri Yusuf sudah sangat capek. Ia sudah beraktivitas hari ini," jawab Gus Yusuf melihat wajah lelah sang istri.

"Iya, nak. Boleh Ummi tanya sesuatu?" Tanya Ummi Maryam menatap wajah tampan Gus Yusuf.

"Boleh, Ummi mau tanya apa?" Jawab Gus Yusuf tersenyum ramah.

"Apa hubungan kamu sama Ning Husna baik-baik saja?"

Ucapan Ummi Maryam membuat wajah Rara berubah menjadi murung. Semua orang baru sadar dengan raut wajah Rara yang berubah murung.

Tiba-tiba Rara menundukan kepalanya. "Tidak baik-baik saja Ummi. Mereka semakin menjauh. Ini semua gara-gara hadir di keluarga kecil mereka, Ummi. Rara ingin pulang ke rumah Kakek dan Nenek. Tapi Abang tidak mau melepas Rara ataupun Mbak Nana," ucap Rara dengan suara yang bergetar.

"Sayang, ini bukan salah kamu. Harus berapa kali saya katakan kepada kamu. Kamu dan Husna sama-sama istriku. Kalian sangat berharga," ucap Gus Yusuf.

Ucapan Gus Yusuf langsung terpotong oleh Kyai. "Nak, kamu belum bisa adil kepada kedua istrimu. Kamu harus bisa adil pada mereka berdua. Kalau kamu sama Rara, kamu harus menjaga perasaan istri pertama kamu," ucap Kyai.

Gus Yusuf baru sadar, ia selalu tidak bisa menjaga perasaan istri pertamanya.

"Iya, Abi. Yusuf salah. Tidak bisa menjaga kedua hati istri Yusuf. Termasuk hati Rara, dari adik Ummi," jawab Gus Yusuf.

"Kakak Yusuf, Kakak Rara, Ama Kakak Nana. Kalian harus bahagia," ucap Bilqis.

Sebelum Gus Yusuf maupun Rara menjawab, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Datanglah wanita cantik bersama Gus Irfan kecil.

"Abiiii....ummma....bunda ....nenek kakek. Ayah..." Teriak Gus Irfan.

"Baca salam dulu sayang," ucap semuanya.

"Hehe," jawab Gus Irfan.

"Assamualaikum," salam Husna bersama Gus Irfan.

"Walaikumsallam," jawab semuanya.

"Nak, bersama siapa kalian kesini?" Ucap Ummi Maryam lembut.

"Kami berdua saja Ummi," jawab Husna.

"Loh...kenapa berdua ini udah malam bahaya di jalan. Kalau kalian kenapa-kenapa bagaimana?" Tanya Ummi Maryam khawatir.

"Iya Ummi, maaf. Soalnya Irfan mendengar percakapan saya bersama Abinya. Mendengar Bilqis dan juga Gus Al masuk rumah sakit. Gus Irfan meminta ingin menjenguk ayah sama bundanya," jawab Husna.

"Jadi, kalian ke sini malam karena cucu Nenek rewel Hmm?" Ummi Maryam memeluk Gus Irfan kecil yang berdiri dihadapannya.

"Nenek, bukan rewel Irfan. Hanya khawatir sama ayah dan bunda," jawab Gus Irfan.

"Tapi, kalian bisa ke sini besok pagi cucu Nenek yang tampan," ucap Ummi Maryam.

"Gak, mau. Irfan mau sekarang Nenek. Abi, kenapa wajah Umma sangat pucat?" Tanya Gus Irfan.

Semua orang menoleh ke Rara. Benar saja yang dikatakan Gus Irfan, wajah Rara sangat pucat. Karena ulah Gus Yusuf.

Gus Irfan kemudian berpamitan kepada semua orang. Ia berjalan pergi bersama Husna.

"Assalamualaikum," ucap Gus Irfan dan Husna.

"Walaikumsallam," jawab semua orang.

Gus Yusuf, Rara, dan juga Bilqis menatap pergi Husna dan Gus Irfan. Mereka berharap Gus Yusuf bisa memperbaiki hubungannya dengan Husna. Mereka berharap Gus Yusuf bisa adil pada kedua istrinya.

"Gus Yusuf, kamu harus bisa adil pada kedua istrimu. Kamu harus bisa menjaga perasaan kedua istrimu," ucap Ummi Maryam dengan nada yang lembut.

"Iya, Ummi," jawab Gus Yusuf dengan suara yang bergetar.

Gus Yusuf kemudian menatap Rara dengan tatapan yang penuh penyesalan.

"Rara, maafkan aku. Aku tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu. Aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku sangat menyesali semua kesalahanku," ucap Gus Yusuf dengan suara yang bergetar.

Rara tersenyum mendengar ucapan Gus Yusuf. Ia merasa sangat bahagia karena akhirnya Gus Yusuf menyadari kesalahannya.

"Tidak apa-apa, Abang. Aku menyayangimu. Aku akan selalu menunggumu," jawab Rara dengan suara yang lembut.

Gus Yusuf kemudian memeluk Rara dengan erat. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama dengan Rara.

"Aku juga sangat menyayangimu," jawab Gus Yusuf dengan suara yang penuh kasih sayang.

Mereka kemudian berpamitan kepada Ummi Maryam dan Abi Anton. Mereka berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.

"Gus Yusuf, jangan lupa janjimu," ucap Ummi Maryam dengan nada yang lembut.

"Iya, Ummi," jawab Gus Yusuf dengan suara yang bergetar.

Gus Yusuf kemudian berjalan pergi bersama Rara. Mereka berjalan pergi menuju mobil mereka.

"Sayang, aku akan berubah menjadi suami yang baik untukmu. Aku akan selalu menjagamu dan melindungimu," ucap Gus Yusuf dengan suara yang penuh ketulusan.

"Iya, Abang. Aku percaya kamu," jawab Rara dengan suara yang lembut.

Gus Yusuf kemudian membuka pintu mobil untuk Rara. Ia membantu Rara masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih, Abang," ucap Rara sambil tersenyum.

Gus Yusuf kemudian masuk ke dalam mobil dan mereka berdua melajukan mobil mereka meninggalkan rumah sakit.

Mereka berdua merasa sangat lega karena akhirnya mereka bisa keluar dari rumah sakit. Mereka berdua berharap semua masalah mereka bisa segera selesai.

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang