Ngeselin

2.6K 82 2
                                    

      Akhirnya Rara membawa pria tampan itu ke rumah sakit dimana Gus all dan Bilqis di rawat ia tidak mempunyai pilihan lain selain membawa pria tampan itu ke rumah sakit itu.

     Setelah menempuh jalan sekitar lima belas menit, Rara sampai membawa pria tampan itu ke rumah sakit!! Entah apa yang telah terjadi kepadanya.

       Rara berlari ke dalam rumah sakit ia berteriak ke para suster agar segera membantu  Rara, mengangkat pria tampan itu di mobilnya. Suster sangat kaget siapa yang di bawa oleh Rara itu putra pertama ummi Maryam.

       "Hah, ini Gus alzam putra pertama ummi Maryam!! Kenapa bisa terluka seperti ini? " Tanya suster yang satu itu.

       "Jadi, ini putra pertama ummi Maryam?" Tanya balik Rara begitu polosnya.

      "Iya, ini Gus alzam. Ia baru pulang dari Madinah, soalnya di akan melamar salah satu putri kyai di sini" jelas suster.

     "Oh, iya sebaiknya kita harus segera membersihkan lukanya. Terlebih dahulu." Ucap salah satu suster dan dokter.

   "Ahhhh....perih"

    "Maaf Gus, kalau kami membuat anda kesakitan"

     Gus alzam hanya menatap gadis kecil. Di hadapannya yang menundukan kepalanya. Ia belum. Menjawab ucapan dokter ataupun suster. Ia hanya pokus ke gadis kecil itu.

     "Kamu kenapa? Ada masalah" ucap Gus alzam kepada Rara.

    Rara mengangkat wajahnya menatap wajah tampan Gus alzam. "Rara, gak papa kok Gus. Kenapa gus belum di bersihkan lukanya? Nanti infeksi bagaimana" jawab Rara berusaha tegar mendapat hinaan dari Tante Gus Yusuf dan istri pertama gus Yusuf.

      "Apa, Rara saja yang membersihkan luka yang ada di kening. Takut nanti infeksi. Apa boleh"  sambung Rara lagi.

     "Hmmm" jawaban dari Gus alzam.

     Rara, dengan hati-hati membersihkan luka di kening, di bibir di tangan dan di perut tapi rar tidak pernah menatap itu semua karena Rara tau batasan antara laki-laki ataupun perempuan. Rara hanya membantu dokter di sana soalmya Gus alzam tidak nyaman di obati dokter.

    "Kalau, sakit bilang yah. Gus jangan di tahan" ucap Rara pokus membersihkan luka di kepala Gus alzam.

     "Hmm"

   Rara kesel sendiri mendapatkan jawaban  hanya ' hmmm' saja. Rara menekan kasa yang ad di tangannya. Dengan keras.

      "Awwww...awwaahhh sakit gadis nakal." Ucap Gus alzam ke sakitan.

     "Makanya jangan sok kuat kalau sakit bilang. Ini di tanya hanya Hmm aja" jawab Rara cemberut.

     "Emang gak sakit kalau seperti tadi. Kalau seperti tadi emang sakit lah gadis nakal." Ucap Gus alzam tersenyum tipis.

     "Ngeselin, kalau adeknya sangat ramah, ini kakaknya dingin sekali seperti kutub es" jawab Rara meninggalkan Gus alzam itu.

    "Awas Nanti jatuh cinta sama saya" ucap Gus alzam ia berusaha turun dari ranjang pasen.

    "Awas Nanti jatuh cinta sama saya" ucap Gus alzam ia berusaha turun dari ranjang pasen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Gus, kenapa turun bandel banget sih dibilangin jangan turun."

      "Awww,,,,aaahhhh sakit"

     "Udah ayo naik lagi baringan lagi, Gus ini nakal banget"

     Gus alzam tertawa kecil, tidak menunjukan tawa kecilnya Kerena muka Gus alzam datar dan dingin itu.

      "Mau, kemana" ucap Gus alzam menahan pergelangan tangan Rara.

     "Rara, mau pinjam dapur rumah sakit. Gus pasti gak bisa makan makanan rumah sakit kan. Biar rara masaki sesuatu buat Gus. Tapi tolong lepasin ini. Gadis nakal ini mau masak buat kita makan."jawab Rara tersenyum hangat.

     Dari ke jauhan itu juga wanita itu senyum miring. Dia mulai foto-foto Rara bersama Gus alzam.

     "Oh, jadi nama kamu Rara" ucap Gus alzam.

     "Emang kamu bisa masak?" Tanya Gus alzam kembali.

     "Iya nama aku Rara" jawab Rara mulai memandang wajah tampan Gus alzam.

     "Ih, jangan anggap Rara nakal gak bisa masak ya. Rara bisa meskipun orang tua Rara tidak mengajarin Rara langsung tapi ada nenek dan kakek membuat Rara bisa semua ini." Sambung Rara berubah murung.

     "Maaf kalau perkataan saya membuat kamu terluka. "Ucap Gus alzam menyadari kesalahannya.

    "Gak, apa-apa kok. Rara hanya rindu kepada kedua orang tua Rara Gus" jawab Rara menundukan kepalanya air matanya terus mengalir deras di kelopak matanya membasahi pipi putihnya.

     
    "Maaf, sebelumnya!! Kalau boleh tau kemana orAng tua Rara?" Tanya Gus alzam hati-hati.

    "Orang tua Rara sudah meninggal dunia. Gus" jawab Rara menundukan kepalanya.

       Gus alzam tidak tega melihat wajah cantik Rara bersedih. "Maaf gara-gara saya kamu bersedih"

     Rara menggelengkan kepalanya. "Bukan, gara-gara Gus. Rara kangen sama orang tua Rara.

     Tapi sayang mereka tidak menyadari kalau mereka di awasi oleh seseorang dari jarak jauh.
 

        

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang