Bilqis melihat Gus alif sering melamun, entah apa yang ada dalam pikirannya. Bilqis berjalan menghampiri Gus Alif ia duduk di dekat ustadzah aisyah
"Assalamualaikum, ustadzah Aisyah, Gus Alif, Abi." Salam bilqis mencium punggung tangan Abi dan ustadzah Aisyah.
"Walaikumsallam sini nak gabung" ucap semuanya.
"Gus Alif masih kepikiran Gus kecil yah?" Tanya Bilqis.
"Iya, Bilqis saya. Masih belum tenang!! Kepikiran putra sayang yang masih bayi itu. Ya saya tidak habis pikir ibunya tega membuang putranya sendiri." Ucap Gus Alif.
"Hmm, iqis bisa paham kok perasaan sang ayah bagaimana ke pada sang anak. Tapi percaya lah, Gus di sana ada ummi, Gus alzam dan Ning Naura ditambah suami iqis paling tampan" jawab Bilqis tersenyum di balik cadarnya
"Tapi tetap saja saya jauh dari anak saya. Ning Bilqis, dari dulu saya ingin ketemu dia tapi dimana dia ada di rumah Abinya malah jauh darinya." Ucap Gus Alif putus asa.
"Alif, istighfar nak. Kamu tenang di sana ada adik-adik kamu, yang bisa jaga cucu Abi. Disana juga ada ummi kamu nak" jawab kyai Rahmat menenangkan putranya.
"Iya, Gus bener kata kyai. Gus harus tenang sekarang kita fokus mendampingi dulu Ning Bilqis di sini. Saya dapat chat dari panitia disini jadwal Bilqis di sini ikut lomba selama dua bulan saja. Soalnya Gus all mengajukan lomba Bilqis selama dua bulan. Dia tidak mungkin membiarkan istrinya sedang hamil melakukan kekuatan ini, mungkin kehamilannya udah hampir masuk ke hamilan besar" ucap ustadzah Aisyah menenangkan semuanya.
"Tapi Ais, say--"
"Sssstttt, kalau begitu mending Gus Alif pulang saja sana. Kalau masih banyak fikiran." Ucap Bilqis cemberut.
"Iya kamu sana pulang Abi gak mau lihat kamu tidak pokus kaya begini. Mending di dampingi oleh orang lain." Jawab kyai Rahmat beranjak.
"Gus Alif, boleh cerita sama Ais" ucap ustadzah Aisyah.
"Abi ngusir Alif begitu " jawab Gus Alif merajut
"Nanti yah di kamar saya cerita" sambung Gus Alif.
"Ya Abi, usir kamu. Kamu ini kenapa jadi gak fokus kalau sedang banyak pikiran, contohnya barusan gak fokus sekali " ucap kyai Rahmat.
"Iqis menantu Abi, bagaimana persiapan kamu saat ini udah siap" sambungnya.
"Alhamdulillah udah siap Abi. " Ucap Bilqis.
*****
Di Indonesia, pria tampan sudah mulai siap-siap untuk pergi ke kantor ia tidak lupa kabari istinya, tapi istrinya terlebih dahulu memberi kabar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gus all hanya tersenyum saat melihat , chat dari istrinya. Dia juga tersenyum saat mendapati alasan dari sang istri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyum manis di wajah pria tampan yang niatnya mau, pergi ke perusaannya tambah semangat jadinya.
Setelah sampai di ruangan bawah di sana sudah ada ummi dan kakak iparnya sudah menunggunya di ruangan makan.
"Assalamulaikum, ummi, kakak ipar" salam Gus all sudah duduk di depan sang ummi.
"Kakak ipar dimana kakak alzam?" Tanya Gus all pada Ning Naura.
"Abang sudah berangkat ke perusahaan tadi pagi. Ada apa Gus all mencari Abang" ucap Ning Naura menundukan kepalanya.
"Ada yang all mau bahas sama kakak alzam. Kakak ipar" jawab Gus all mulai memasukan makannya ke mulutnya.
"Hmm, kayanya Abang buru-buru pergi. Hanya sarapan sedikit Gus all. Apa ada masalah di perusahaan maka kalian berangkat" ucap Ning Naura pada adik iparnya.
"Tidak ada kakak ipar, gak ada masalah kok. Kenapa kakak alzam buru-buru sih? Kalau ada masalah pasti ada yang nelepon all dong." Jawab Gus all pada Ning Naura.
"Benar kata Gus all, tapi kenapa hatiku gak tenang ummi, Gus all" ungkap Ning Naura mulai meneteskan air matanya.
Ummi maryam mulai mengusap punggung menatunya itu, ummi paham dengan perasaan, menantunya.
"All, cepat berangkat bilang ke kakak kamu, istrinya punya perasaan buruk yang akan terjadi kepada suamnya." Ucap ummi Maryam pada Gus all.
"Baik, ummi all akan segera berangkat kasian kakak ipar sangat cemas" jawab Gus all
"Gus all, boleh minta tolong jagain Abang untuk Naura. Perasaan Naura udah gak tenang ini, takut ada kejadian sesuatu kepada Abang." Ucap Ning Naura pada Gus all.
"Baik, kakak tenang dulu yah. Jangan banyak pikiran dulu all akan berangkat ke perusaan dulu assalamualaikum" salam Gus all mencium punggung tangan umminya dan Ning Naura.
"Walaikumsallam, hati-hati di jalannya Gus" ucap keduanya.
"Baik, ummi dan juga kakak ipar" jawab Gus all berlalu dari hadapan ummi, dan juga Ning Naura.
Ummi maryam dan juga Ning Naura menatap punggung Gus all mulai menghilang di Balik dinding.
Sedangkan Gus all, sudah masuk ke dalam mobil, ia udah siap membelah jalan raya di pagi ini. Perasaan Gus all campur aduk tapi ada notivikasi dari sang istri.
Di tengah perjalanan melihat banyak ke rumunan manusia di pinggir jalan. Gus all merasa ada orang yang ia kenali di balik ke rumunan manusia itu.
Gus all memperhatikan. Ada warga menyeret paksa dua orang itu entah apa yang sebenarnya terjadi.
"Ayo bawa dia, dia yang tega menghamili putriku yang masih di bawah umur ini."ucap ayah tiri gadis malang itu.
"Tunggu pak, apa maksud bapak kapan saya melakukan itu. Perasaan saya tidak pernah melakukan hal yang di tuduhkan bapak ini" jawab Gus alzam merasa ia tidak pernah melakukan hal bodoh itu.
"Mana ada maling ngaku penjara pasti udah penuh ." Ucap ngotot ayah tiri gadis malang itu.
"Tunggu dulu, pak apa buktinya kalau saya telah menghamili anak bapak" jawab Gus alzam.
"Kamu masih ngelak lagi hah." Ucap ayah tiri gadis malang itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gus alzam hanya menutupi matanya karena tidak menyangka bahwa dia pernah menyentuh gadis ini, tapi dimana dia tidak bisa mengingatnya.
"Kamu masih ngelak lagi hah, bahwa kamu telah menyentuh putri sambungku, dia masih belajar di Mesir beda satu tahun dengan kamu." Ucap ayah gadis malang itu.
"Ayah, ayo kita pulang jangan buat keluarga kita malu" jawab gadis malang itu.
"Tidak kamu, sedang mengandung anak pria itu. Maka dia harus tanggung jawab sekarang juga."
"Tapi ay--"
"Baik, saya akan menikahi putri bapak, hari ini juga
Gus all, menatap hanya diam menyimak apa yang mereka bicarakan. Gus all menatap kepada sang kakak berada di tengah ke rumunan warga.