setelah, satu jam Bilqis baru siuman pertama kali, Bilqis lihat hanya wajah tampan suaminya. Bilqis tersenyum di balik cadarnya ia tidak menyangka mempunyai suami begitu setia menemaninya. Disaat ia sakit suaminya masih setia.
"Mas, maafin iqis yah" ucap Bilqis menatap suaminya.
'minta maaf buat apa sayang?" Tanya Gus all menatap heranan sang istri.
"Bilqis keluar rumah, dan makan pedas yang selalu mas larang sama iqis." Ucap jujur Bilqis.
Gus all bukannya marah malah tersenyum. " Jangan di ulangi lagi yah sayang jangan buat mas kehilangan kamu "
"Maaf yah mas, iqis nakal" ucap Bilqis tersenyum.
"Ya, mas maafin asal jangan di ulangi lagi" jawab Gus all tersenyum.
"Mas cerita dong apa ke" ucap Bilqis.
" Baik sayang dengerin yah"jawab Gus all mengusap kepala sang istri.
"KECEMBURUAN SEORANG SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB." Ucap Gus all"Kenapa cemburu" jawab Bilqis.
Suatu ketika Sayyidah Fatimah bercerita pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib : "Dulu di kota Madinah ada seorang yg selalu aku dengar cerita tentang keberaniannya di medan perang dan membuatku kagum hingga ingin selalu mencari tau tentangnya"
Wajah Sayyidina Ali muram tatapan matanya penuh cemburuan, Rupanya pernah ada seseorang lain dalam hati istri tercintanya.
Sayyidina Ali pun bertanya kepadanya Sayyidah fatimah : "Adakah engkau menyesal wahai fatimah, bahwa engkau tidak menikah dengannya, akan tetapi menikah denganku"
Sayyidah Fatimah pun tersenyum dan menjawab : "Tidak wahai Suamiku, justru sebaliknya aku merasa beruntung karena laki laki yg aku ceritakan tadi adalah dirimu"
ROTI BASI.
MATA RASULULLAH PUN BERLINANG.
Pada saat malam Takbiran, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma. Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma. Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.
Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.
.
Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu.
Seketika itu Ibnu Rafi’i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.
Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw. Sesampainya tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.
“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”
“Kenapa keluargaku?”
“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dihamili Anak Kyai
RandomBilqis seorang gadis remaja yang baru berumur 15 tahun yang dicintai oleh CEO muda sekaligus kakak iparnya.