Perpisahan sementara

1.3K 52 2
                                    

Jam dua tiga puluh menit dini hari, Gus all terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, ia langsung disambut dengan pemandangan bidadari yang masih terlelap tepat di sebelahnya.

Gus all tersenyum sambil memainkan rambut sang istri miliknya yang sudah terlihat damai. Sepersekian detik kemudian tatapannya melemah saat menyadari beberapa jam Lagi sang istri ini akan meninggalkannya selama sembilan bulan ke depan untuk mengikuti lomba ke madinah.

Seketika itu Gus all memeluk sang istri.

Bilqis terbagun karena merasa sesak bagaimana tidak. Sumainya memeluknya begitu erat entah kenapa. Bilqis memukul-mukul dada bidang suaminya "maasss, sesak" rengeknya.

"Sayang sudah bangun?" Tanya Gus all tidak sepenuhnya melepaskan pelukannya melainkan melonggarkan pelukannya saja.

Bilqis menganggukan kepalanya. " Mas, ayo kita sholat tahajud dulu" ajak Bilqis hendak bangun.

Gus all, menggelengkan kepalanya " mau berpelukan dulu boleh. Besok pagi kamu sayang akan pergi untuk mewakili pasantren kita selama sembilan bulan"

Bilqis terkekeh melihat sikap manja suaminya dini hari ini. " Mas terus kalau kita berpelukan, kapan sholat tahajud ya?"

"Sayang lima menit saja" jawab Gus all yang masih nyaman memeluk sang istri. Bilqis sambil memejamkan matanya.

Bilqis pasrah menurutin ke inginan suaminya, tapi setelah lima menit berlalu Gus all enggan untuk melepaskan pelukannya dari istrinya. Mereka untuk pertama kali berpisah demi mewakili pasantren milik Abinya, Gus all harus rela melepas kepergian sang istri yang sedang berbadan dua itu. Gus all juga sangat tenang disana ada ustadzah Aisyah dan Gus Alif dan Abinya ikut serta mendampingi sang istri.

"Mas, ini udah lewat lima menit loh mas Yao kita, sholat dulu nanti berpelukan lagi. Kan kita bisa habiskan waktu sampai jam dua belas, setelah azan duhur kita akan berpisah mas." Ucap Bilqis menatap wajah tampan suaminya

"Sayang, boleh di tambah lima menit lagi gak. Mas gak akan bisa memeluk kamu lagi setelah kamu pergi" jawab Gus all murung.

"Mas, kita solat dulu yah. Iqis janji akan peluk mas lagi, mumpung ada waktu untuk penerbangannya sudah selesai sholat duhur." Bilqis berusaha untuk mengajak suaminya sholat tahajud bersama.

Gus all, pasrah apa yang di katakan sang istri ia lalu bangkit dari tidurnya lalu menggandeng tangan sang istri untuk mandi bersama dan ambil wudhu.

Setelah selesai melakukan sholat tahajud, baca salam ke kanan dan ke kiri. Gus all berdoa, ia mulai mengubah posisi duduknya menghadap sang istri. Lalu mengulurkan tangannya, Bilqis lalu mengambil uluran tangan suaminya lalu ia mencium punggung tangan suaminya dengan takjim.

"Sayang bagaimana kalau kita membaca Alquran dan juga sholawatan" ajak Gus all pada Bilqis.

"Boleh, kok mas ayo. Tapi sebentar iqis ambil alqurannya dulu." Jawab Bilqis berjalan ke rak kitab dan buku penting milik sang suami.

"Sini sayang duduk mas disini" ajak Gus all tersenyum melihat wajah cantik sang istri.

"Iya mas, ini Alquran buat mas" jawab biliqs memberikan satu alquran pada Gus all.

Mereka berdua membaca Alquran bersama menjelang azan subuh berkumandan di masjid pasantren.  Gua all mengajak sang istri untuk melaksanakan panggilan Allah dua rokaat.

"Sayang kita ambil wudhu lalu kita sholat subuh berjamaah " ucap Gus all memeluk sang istri sebelum mereka sholat shubuh.

"Iya, mas ayo kita sholat subuh sayang " jawab Bilqis.

"Baik,sayang ayo" ucap Gus all menggendong tubuh mungil sang istri.

******

Di jam delapan pagi, Bilqis turun ke lantai satu. Bilqis setelah mendapatkan izin dari sang suami untuk membuat sarapan untuknya dan suaminya. Bilqis tau kalau keluarga suaminya sedang tidak ada di rumah. Ummi Maryam dan Abi rahamt sudah ada di pasantren untuk mempersiapkan keberangkatan untuk pergi ke Madinah Bilqis, dan ustadzah Aisyah, Gus Alif.

Santriwati dan santriwan sangat sedih dan berat melepas kepergian Bilqis untuk lomba di Madinah, mereka sangat berat karena tidak bisa bertemu selama sembilan bulan. Dimana Bilqis akan merasakan melahirkan entah akan di kota Madinah atau di tanah air bersama keluarga kecilnya.

"Mas, sini ayo makan dulu. Katanya mau berpelukan atau mau jalan-jalan disana" teriak Bilqis di lantai bawah.

Gus all yang tadinya mengedit sebuah foto sang istri dan dirinya iya tidak sadar sang istri sudah berapa kali memanggilnya sehingga membuat sang istri kesal sendiri.

"Maaasssss allll" teriak Bilqis kencang

Gus All, tersadar dengan kekesalan sang istri yang sudah tidak terdengar lagi. "Iya sayang sebentar mas turun sekarang"

"Iya, mas habis ngapain sih dari tadi iqis panggil gak nyaut sih. Ayo turun makannya ke buru dingin loh, ayo cepat mas" ucap Bilqis tersenyum kecut.

"Sayang kenapa gak pakai cadar Hmm." Jawab Gus all memeluk tubuh mungil sang istri

"Asatghfrullah, mas maaf iqis lupa pakai cadar" ucap Bilqis menangis sadar apa kesalahannya.

"Sayang loh kok nangis mas, mas hanya nanya kenapa gak pakai cadar sayang. Bukan memarahi kamu sayang" jawab Gus all mengusap air mata sang istri di pipi putih milik Bilqis.

"Sekarang kita makan, tapi mas mau pakaikan cadar dulu takut nanti ada yang lihat kecantikan wajah kamu sayangku" sambung Gus all.

*****

Hari ini, Gus all sudah meminta izin kepada sang kakak agar tidak masuk mengajar. Di detik-detik terakhir perpisahan sementaranya dengan sang istri, Gus all benar-benar tidak mau melewatkan waktu berharga ini. Gus all ia selalu ingin dekat bersama sang istri tidak peduli pandangan para santriwati atau santriwan memandang gurunya dan muridnya jelek.

"Sayang, pagi ini bagaimana kita jalan-jalan dulu, soalnya kenapa pagi ke siang, begitu singkat ! Bagi mas sayang kamu berapa jam lagi akan pergi meninggalkan mas sayang" ucap Gus all memeluk sang istri.

"Karena mas, selalu memikirkan tentang perpisahan kita sayang. Mas ingat kita hanya sementara terpisah jarak dan waktu" jawab Bilqis.

“Perpisahan hanya untuk orang orang yang mencintai dengan matanya. Karena tidak ada kata perpisahan untuk orang yang mencintai dengan hati dan jiwanya” ucap Gus all.

"Mas, perpisahan kita hanya untuk jarak sembilan bulan saja. Isnyaallah mas akan kuat" jawab Bilqis memeluk sang suami.

"Kenapa anak bujang ummi, terdengar dari luar saja " ucap ummi Maryam masuk ke dalam rumah.

"All, pengen ikut menemani istri all. Ummi ke Madinah. " rengek Gus all pada ummi Maryam.

"Kamu ada-ada saja all, ingat ada kakak kamu dan juga usatdzah Aisyah mendampingi istrimu"

Semua orang yang ada di ruangan itu tertawa mendengar jawaban Gus all begitu lucu sekali. Ini baru pertama Gus all merengek mau ikut sang istri.

"Ayo kita, segera berangkat " ucap Gus Alif

"Ayo, kita berangkat. Mana ustadzah Aisyah, ummi?" Tanya Gus Alif lagi.

"Oh, iya dimana usatdzah Aisyah" ucap Gus alzam.

"Iya, Dimana usatdzah Aisyah, dia tidak terlihat di sini."

"Assalamualaikum, ummi, Abi, Gus Alif, Gus all dan Ning Bilqis ustadzah Aisyah terjatuh di toilet, kakinya memar " ucap salah satu ustadzah.

Dihamili Anak KyaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang