Dua Puluh Empat

9.8K 532 10
                                    

Untuk saat ini, melihat situasi sungguh tak mendukung, Daren berpikir bahwa dia harus meyakinkan semua orang kalau dirinya adalah korban. Dia tak mungkin mengatakan dengan jujur bahwa dia sudah melempar seorang bayi ke lantai.

Jika Erleen atau Anya yang mengatakan kebenaran itu, orang tua Daren pasti akan membela Daren—karena bagaimanapun mereka membutuhkan Daren untuk tetap mendapatkan hak atas perusahaan cabang.

Sebaliknya, jika Daren mengatakan dengan jujur bahwa dia melempar bayi Erleen, orang tuanya tak akan ikut campur lagi. Daren pasti akan dieksekusi. Setidaknya oleh Martin.

CCTV tak diperhitungkan di sini. Karena bayi itu hanya anak haram, Daren yakin Joseph tak akan terlalu peduli. Justru yang Joseph marahkan di sini adalah Daren. Joseph yang terkenal dengan gelar Joseph si Tak Terkalahkan, pantang sekali melihat anak atau cucunya tersungkur di depannya dengan lemah. Apalagi jika penyebabnya hanya karena seorang wanita!

Kalau Daren terlihat lemah di depan kakeknya, mustahil untuk Daren bisa merebut posisi Kevan di kemudian hari! Sebab, sampai saat ini, dari dulu hingga sekarang, hanya Kevan satu-satunya keturunan Joseph yang mewarisi apa pun dari diri Joseph; terutama kekuatan!

"A-aku tidak melakukan apa pun." Daren memulai kebohongannya. "Wanita ini yang bermasalah!"

"Daren!" Ayah Daren mendesis malu. "Katakan yang sebenarnya! Jangan buat orang tuamu malu!"

Baiklah, jika mereka mendesak ....

"Tadi ... tadi aku sedang berciuman dengan Erleen," kata Daren. Tak ayal membuat semua orang membelalak. "Aku tidak tau apa yang membuat wanita gila ini marah, tapi dia langsung memukulku. Tidak hanya itu! Dia juga melempar bayi Erleen ke lantai! Sekarang Erleen membawa bayinya ke rumah sakit!"

Kevan mengernyit. Bicara apa cecunguk ini?

"APA YANG KAU BICARAKAN, DAREN!!?" murka Martin. Dia langsung melesat menghampiri Daren, lalu mencengkeram jas pria itu. "ANAK ITU! APA YANG TERJADI PADA ANAK ITU!?"

"Eh?" Daren cengengesan. "Kukira kau akan marah karena perselingkuhan kami. Tapi kau malah bertanya soal anak haram itu, Paman?"

"Kau kira aku akan percaya Erleen berselingkuh denganmu!?"

"Kenapa tidak? Bahkan setelah berpacaran dengan Kev bertahun-tahun saja, dia masih bisa berselingkuh denganmu! Padahal kau ayah pacarnya!"

Martin marah. Saat dia hendak memukul kepala Daren, ayah Daren langsung berseru, "Tahan tanganmu, Kak! Kau tidak mau kehilangan jabatanmu, 'kan?"

Kedudukan Martin yang jatuh curam membuatnya tak bisa berkutik. Pemandangan ini benar-benar mengganggu, dan Kevan sejak dulu selalu ingin mereset keluarganya yang rusak ini. Namun demi mempertimbangkan hari tua Joseph, Kevan selalu menahan diri. Tapi saat ini dia sudah benar-benar kesulitan menghadapi kebodohan keluarganya ini.

"Kenapa ... kau berbohong?" Anya akhirnya bersuara. Sementara posisinya masih dalam dekapan Kevan, dan kedua matanya masih ditutup. Semua orang di sana langsung melihat ke arahnya. "Katakan dengan jujur kalau kau yang menggoda Nyonya Erleen. Karena Nyonya Erleen mengusirmu, kau merasa tersinggung dan menggunakan bayinya sebagai sandera. Coba katakan semua itu dengan jujur ...."

Terdiam, Daren sontak tertawa sinis. "Aku sudah bicara dengan jujur. Kau yang justru mengarang ceritamu sendiri. Kau kan wanita gila. Aku tidak tau apa yang membuatmu marah, tapi sepertinya kau merasa cemburu dengan Erleen karena dia mantan pacar Kevan! Karena itu kau melempar bayinya ke lantai!"

"Hanya karena dia pernah berselingkuh ... kau tidak perlu memfitnahnya sekeji ini, 'kan?"

Kevan merasakan tapak tangannya basah. Apa Anya menangis?

Bitter Sweet PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang