Setelah Fiona pergi dari rumahnya, Anya malah bermenung.
Meski terlihat tenang di luar, sebenarnya Anya cukup pemikir. Curhatan sang sahabat telah mengusiknya hingga membuatnya prihatin dan khawatir.
Fiona sedang hamil anak pertama. Anya tak ingin Fiona terlalu dalam memikirkan hal yang hanya akan merugikan dirinya sendiri. Sebab, stres itu benar-benar berpengaruh untuk merusak pikiran dan tubuh.
Di mana-mana, pria memang selalu memiliki ego yang tinggi. Yang dipikirkan hanya enaknya saja. Mau orang lain terluka dan sedih, mereka selalu punya pembenaran untuk membela diri. Dan sekarang, Fiona sedang menghadapi pria seperti itu.
Anya menghela napas panjang. Dia lantas bangkit untuk membersihkan meja. Teringat dirinya tentang pekerjaan yang sudah dia sepakati dengan CEO tampan Kevan Heisenberg dua hari yang lalu. Terang saja, meski dia sempat semangat malam itu, besoknya dia malah tiba-tiba malas gerak.
Mencari satu orang dari sekian juta wanita di dunia hanya dengan satu petunjuk, yakni ukuran proporsi tubuh, sangatlah tidak masuk akal. Tapi Kevan bilang, lingkupnya hanya di kota Cezar saja.
Katakanlah Anya bisa mencari data ukuran proporsi tubuh para pelanggan yang pernah mengukur tubuhnya untuk memesan pakaian dari setiap desainer fashion terkenal di kota Cezar ini. Namun, bukankah melakukan pekerjaan itu sangat tidak masuk akal?
Ada banyak orang aneh di dunia ini. Harusnya Anya merasa waspada. Jangan hanya karena tergiur bayaran 1 juta dollar, dia langsung lembek dan bersedia melakukan apa pun tanpa memikirkan risiko apa yang akan menyapanya.
Anya adalah wanita yang penuh perhitungan. Harusnya dia menyadari ini sejak awal. Tapi mengapa mendengar nominal 1 juta dollar, dia jadi seperti anak kecil?
Apa ini karena Anya sudah lelah mencari nafkah?
Ah, benar. Anya ingin bersantai seumur hidupnya di rumah tanpa harus bekerja lagi ....
Anya menghela napas lagi. Bagaimanapun, dia tetap harus bekerja jika ingin tetap hidup. Bukankah dia sudah bersumpah untuk tidak akan menikah lagi?
Meski kakeknya yang seorang mafia sangat sayang padanya dan memanjakannya, Anya tak ingin lagi menumpukan hidupnya pada orang lain, bahkan pada kakeknya sendiri.
Tidak ada satu pun orang yang bisa dipercaya di dunia ini. Dan Anya tak boleh terbuai lagi.
Pengkhianatan lampau sudah pernah membuatnya menangis darah. Anya tak ingin merasakan sakit lagi. Maka dari itu, dia harus tetap bekerja untuk tetap hidup tanpa mengandalkan siapa pun lagi.
Tampaknya, dia memang harus bergerak mulai besok. Lagi pula, dia mengakui kalau sebenarnya dia juga penasaran.
Kira-kira, apa yang membuat CEO tampan Kevan Heisenberg mencari pacarnya hanya dengan modal ukuran tubuh?
**
"Tumben kamu ke sini. Sedang libur?"
Serly Smith, wanita gemuk dengan rambut kuning terang dan sepasang netra biru, datang membawa nampan berisi teh dan kudapan untuk dia letakkan ke meja. Anya yang sudah duduk lebih dulu di sofa lantas tersenyum.
"Aku mau gangguin kamu sebentar."
"Yah, aku lagi senggang, sih. Mau ke bioskop?"
"Film apa hari ini?"
"Horor, tapi full adegan seks."
Anya mengambil cangkir tehnya sambil membalas, "Ceritanya pasti begini; pas tokoh sedang seks, hantunya juga ikut nonton."
"Bukan. Hantunya yang justru terobsesi ingin seks dengan manusia."
"Orang bodoh mana yang membuat film itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Pervert
Romance"Aku tidak akan memberimu pilihan. Mau tidak mau, kau harus menikah denganku." ---------- Anya mendedikasikan dirinya untuk menjadi detektif swasta yang berfokus memata-matai kasus perselingkuhan. Suatu malam, Kevan sang CEO yang sedang naik daun t...