Raka Sahasya

5.9K 236 1
                                    

Kalau suka sama cerita ini, like dan comment ya.

Bila ada kesalahan kata, mohon di koreksi. Terimakasih...😘

•••

"Ssshhh... Aaarrgghh... Sakit banget anjing..." Umpatnya sedikit mengerang. Ia tertunduk, mencoba untuk tidak menangis.

Kini ia tengah mencengkram perutnya dengan kuat. Nafasnya sedikit terengah karena rasa sesak yang tiba tiba datang. Penyakit maag nya kembali kambuh. Ini efek karena ia meninggalkan sarapannya karena berusaha meninggalkan ayahnya lebih cepat. Ia tidak mau berdebat dengan ayahnya.

"Gua bilang apa Rak? Gua udah sering peringatin loe buat jangan ninggalin sarapan! Keras kepala! Kepala batu! Batu neraka! Ke UKS, gua anter." setelah puas mengejek Raka, Razel memberikannya bantuan untuk membawa nya ke UKS.

Suara yang sedikit nyaring dan nyaris seperti rap itu membuatnya menoleh. Ia menatap tidak suka lalu kembali memalingkan wajahnya, tidak peduli dengan Razel, teman satu kelasnya sekaligus satu satu nya teman yang dekat dengan Raka.

"Gak usah sok peduli sama gue... Gue benci di kasihanin..." Peringat Raka tajam. Razel berdecak.

Tanpa mau di bantah, ia nekat mengangkat tubuh ringan Raka menuju UKS.

"Gini nih kalau punya prens spek bangsat. Susah di peringatin, abis itu goblok nya minta ampun dah!"

Raka meronta ronta untuk mencoba melepaskan diri. Namun tenaga Razel lebih kuat mengingat dirinya mengikuti ekstrakulikuler karate sehingga ia merasa lemah. Yang ada perutnya semakin sakit ketika di gerakan. Raka mencoba pasrah kali ini.

"Vin, pacar loe sakit. Maag nya kambuh lagi, obatin. " Perintah Razel yang membuat Raka harus memukulnya pelan. "Bukan pacar gua... Diem lu monyet— Ssshhh ..."

Lagi lagi ia meringis. Memang sulit baginya untuk tidak makan sehari saja. Sedangkan Raka sudah tidak makan selama kurang lebih tiga hari. Namun maag nya yang sekarang terasa lebih menyakitkan sampai ia merasa sesak.

"Bacot mulu loe Rak. Vin, tolong ya? Kalo gua disini, napas aja keliatan salah di mata dia." Tunjuk Razel pada Raka.

Vina terkekeh melihat wajah Raka yang sudah memerah. Ia pun meraih tangan Raka.

"Aku obatin ya Rak..." Bujuk Vina, selaku anggota PMR sekaligus orang yang menyukai Raka sejak menduduki kelas 7.

"Kasih gua obat aja... Gak usah repot repot... Hhh, hhh," Ia menunduk. Tangan kanannya terangkat untuk memegang dadanya yang tiba tiba terasa sangat sesak.

"Kalau maag nya udah kronis, emang bakal bikin sesak nafas. Biar aku longgarin dasi nya."

Dengan hati hati ia melonggarkan dasi milik Raka agar ia tidak kesulitan bernafas.

"Maaf kalau gak sopan," Cicitnya merasa malu.
"Emang. Loe tau itu,"

Vina membelalak lalu memalingkan wajahnya ketika pipinya terasa panas. Raka terkekeh. Bisa ia lihat ada semburat merah di kedua pipi Vina. Senang sekali ia mengusili Vina.

"Istirahat aja ya Rak, jangan lupa diminum obatnya. Nanti aku bawain makan buat kamu," Vina menepuk puncak kepala Raka dengan lembut di tambah senyuman yang membuatnya semakin terlihat manis. Ia pun pergi keluar setelah memberikan obat padanya.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang