Nunggu Razka lama gak?
Nggak kali ya...
Karena kalian sabar sekali menunggu, ehek.°°°
"Berapa tahun ya kita gak ketemu? Rasanya tuh, kayak... Bedaaaa bangetttt, "
Davka, sobat Razka itu merangkulnya, mau peluk, tapi takut gak suka. Alhasil dia cuma bisa ngerangkul aja dah.
Razka mendelik. "Kita gak ketemu cuma dua bulan ya, loe gak usah lebay. " Celetuk Razka sebal.
Kavi ikut tersenyum. "Udah baikan emang? Baru kali ini gue nemu orang yang punya asma seakut loe. Bisa bisanya sampe level gagal napas, tapi masih keliatan sehat bugar kayak gini." Kavi menatap Razka dari wajahnya sampai dadanya. Benar, dia merasa aneh dengan Razka yang malah terlihat sangat sehat seperti ini, seolah tidak pernah terjadi apa apa dalam hidupnya.
Razka sedikit terdiam. Dia juga bingung ketika merasa kalau dirinya bisa kembali sehat seperti sekarang.
Tapi mengetahui bagaimana ia harus berjuang mati matian hanya demi menghirup udara, ia rasa ia patut bersyukur atas keadaannya.Razka menundukkan kepala sebentar, mengambil napas panjang sebelum menjawab. "Gue sendiri gak tahu gimana bisa segini sehatnya sekarang, Kav. Lo tau kan dulu gue hampir nyerah? Tapi ya... mungkin emang gue dikasih kesempatan kedua buat hidup. Jadi, gue gak mau nyia-nyiain."
Kavi mengangguk pelan, sorot matanya sedikit melembut. "Ya, gue ngerti. Tapi lo tetep harus jaga diri. Jangan sampe kena kambuh lagi."
"Lo kira gue gak tahu?" Razka mengangkat alis, tapi senyumnya mencuat tipis. "Gue udah hapal aturan-aturan ribet itu di luar kepala. Jangan ini, jangan itu... kayak hidup di penjara. Tapi, ya... gue udah biasa."
Davka terkekeh. "Kalo lo biasa, jangan kebiasaan ngeyel juga. Gue tahu lo kadang bandel."
Razka menatapnya dengan tatapan pura-pura menyipit. "Gue? Bandel? Lo ngomong sembarangan aja, Kav."
"Emang fakta," Sahut Kavi sambil tertawa, membuat suasana yang semula serius jadi lebih ringan.
Razka ikut tertawa, lalu menepuk bahu Kavi. "Udahlah, daripada lo ngomelin gue terus, mending kita cari makan. Laper nih."
"Dasar tukang makan," Varent menggeleng-geleng, tapi dia tetap mengikuti langkah Razka. "Yaudah, gue traktir, dah! Tapi lo jangan pesen yang aneh-aneh. Asma lo udah sehat, jangan sampe karena makan sesuatu lo jadi kambuh lagi."
Razka menoleh ke belakang dengan senyum lebar. "Santai aja, Bos. Gue tahu batasnya."
Varent merangkul Razka dan membisikkan sesuatu padanya. "Gimana? Loe mau kan, coba coba? "
Razka mendelik tidak suka. "Gak mau, loe yang suka kenapa loe malah nyuruh gue buat coba nembak dia? Aneh banget, "
Varent cemberut. "Ayolah... Gue cuma mau ngukur aja...Jeje suka cewek modelan ganteng kek gue atau kusut kek elo, " Bisik Varent yang membuat Razka melotot tajam.
"Anj— ngomong loe gak di filter! Gue ganteng! "
Varent tertawa. Kavi dan Davka cuma tertawa karena tidak paham dengan pembicaraan dua insan itu.
"Ngomongin apa sih? Gue ama Kavi gak diajak? " Sahut Davka mencoba masuk ke obrolan mereka berdua.
Bagus. Razka mau ngadu aja sama Davka tentang Varent yang nyebut dia kusut dan disuruh nembak cewek.
![](https://img.wattpad.com/cover/366106149-288-k859443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Genç KurguRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...