Nora dan Juna berlari sejauh mungkin, bisa saja setelah mereka menangkap Elang para bodyguard Jason juga akan menangkap mereka.
Mereka masih ingin berfoya-foya menghabiskan uang yang diberikan Jason dulu waktu mereka meminta pertanggung jawaban untuk menghamili Luna.
"Aduh sakit sekali! Dasar bocah tidak tahu diri! Berani sekali dia menghajar ku!"Juna mengusap pelan luka yang didapat oleh Elang.
"Untung saja dia sudah ditangkap!"Lanjut Nora sambil memapah sang suami."Jika tidak kita bisa dihajar tuan Jason!"
"Lebih baik kita liburan keluar negeri."
"Kau benar, kita harus menjauh dari tuan Jason supaya dia tidak bisa menemukan kita! Bisa jadi kita terkena amukan dari dia! Aku masih ingin berbelanja dan berlibur bersama teman-temanku!"
Mereka berhenti sebentar, memesan taksi terlebih dahulu agar bisa segera pergi dari sana menyiapkan keperluan mereka untuk keluar negeri.
Sebuah mobil berhenti didepan mereka, dari mobil itu bisa dilihat betapa mewahnya, tidak bisa mengalihkan pandangan.
Jendela mobil diturunkan, seorang pria tampan dengan memakai kacamata melihat kearah mereka, dia tersenyum tipis.
"Butuh tumpangan?"
Nora dan Juna saling memandang, apa pria tampan ini berbicara pada mereka?
Nora berdehem sebentar, "maksudnya kamu mau memberi kita tumpangan?"
Pria itu mengangguk, "ya kenapa tidak? Kalian pasti mencari kendaraan, tidak baik orang tua seperti kalian berlama-lama dijalan seperti ini, bagaimana jika ada yang berniat jahat?"
Nora mengangguk setuju, "ya benar, anak muda memang perhatian, ayo pak kita masuk..."Nora ingin masuk kemobil tapi ditahan oleh Juna."Apa pak?"
"Kamu ini! Kita tidak mengenalnya? Lebih baik kita tunggu taksi saja."Bisiknya pada Nora.
"Tapi kan ini lebih bagus dari taksi, udah nggak apa-apa, lagi pula keliatan dia nggak berniat jahat, mobilnya aja bagus, sepertinya dia benar-benar baik."Tanpa memperdulikan Juna, Nora naik kemobil pria itu, kembali tangan Nora ditarik.
"Kalau begitu aku didepan!"
Nora berdecih,"tadi saja tidak mau!"Ia juga naik kemobil itu.
"Kalian mau kemana?"Masih dengan senyuman, pria itu bertanya.
"Antar saja ke apartemen kami, tidak jauh dari sini, didekat persimpangan dan nanti saya tunjukkan lagi dimana jalannya."Jawab Nora.
Hanya anggukan yang diberikan sebagai jawaban oleh pria itu, ia menginjak pedal gas dan mulai menjalankan mobil.
Nyaman, itu yang dirasakan Nora dan Juna saat didalam mobil, mobil yang sungguh sangat didambakan oleh mereka.
Lama berkendara Juna mulai melirik laki-laki disampingnya, "kenapa tidak memutar di persimpangan?"Aneh saja, jalan ini sepertinya bukan jalan menuju apartemen mereka.
Pria itu melirik dan tersenyum,"aku juga tinggal disana dan lebih baik memakai jalan pintas saja."
"Benarkah? Kenapa kita tidak pernah melihat mu?"Nora sangat antusias saat mendegar itu, bukankah senang memiliki pria tampan yang tinggal didekat tempat tinggal yang sama? Jangan lupa jika orang didepannya ini kaya, bisa dimanfaatkan bukan?
"Pekerjaan yang menumpuk membuatku harus pulang sedikit larut, mungkin kita tidak akan pernah bertemu jika seperti itu terus menerus."
Nora semakin takjub, dia yakin laki-laki didepannya ini bisa dimanfaatkan.
Mobil tiba-tiba berhenti membuat kedua orang tua itu heran.
"Kenapa berhenti disini?"Juna bisa melihat tempat ini sangat sepi, sepertinya gedung yang tidak terpakai.
"Ya bukannya tadi kamu ingin melewati jalan pintas?"Lanjut Nora.
Pria itu menatap mereka masih dengan tersenyum, "benar jalan pintas untuk mengantar kalian keneraka!"
Srekk..
Arggg...
Pria itu menusuk mata Juna dengan sebuah belati kecil, darah menciprat kemana-mana.
Nora berteriak histeris, darah juga mengenai wajahnya.
"A-pa yang kau lakukan! Tolong!"
"Mataku!"
Pria itu menusuk kembali leher Juna membuat dia tidak bisa berteriak, mulutnya ternganga dan mulutnya juga mengeluarkan darah.
Nora terus membuka mobil, dia sungguh ketakutan sekarang, "tolong! Tolong ada pembunuh!"
Pria itu mendekat, ia menggeleng prihatin,"sudah tua, tidak baik terlalu lama hidup, aku akan mengantarmu ke peristirahatan terakhir, berterima kasihlah padaku."
"Tidak! Tidak jangan mendekat! Menjauhlah dariku! Pergi!"Nora ingin mundur tapi tetap saja tidak bisa, ia takut setengah mati.
Pria itu mengayunkan belatinya dan menusuk tepat pada dada Nora.
Sreeek....
Aaargg...
Berkali-kali hingga tidak tahu apakah Nora masih hidup atau tidak.
Pria itu menghela nafas sejenak, ia keluar dari mobil dan mengelap darah yang ada ditangannya, mengeluarkan rokok yang ada di sakunya, dan menghirupnya sebentar.
Sebuah mobil baru saja tiba, ia berhenti tepat dihadapan pria itu, seseorang pria berjas hitam keluar dan sedikit membungkuk.
"Tuan Ken, anda bisa memakai mobil sekarang."
"Terima kasih."Jawabnya sambil tersenyum tipis,"ah iya jangan lupa, dibakar."
"Baik tuan."
Ken masuk kedalam mobil, ia meninggalkan perkarangan gedung itu melihat di spion jika mobil yang tadi dia bawa sudah terbakar.
"Hama harus dimusnahkan, jika tidak dia akan berkembang biak."
"Aku harus menemui anak baru ku, pasti Nathan akan senang mendapat teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...