Kembali-8

3.4K 499 59
                                    

"Ingat ya bu, jangan pergi kemana-mana jangan buka juga jendelanya, sama Lupi aja mainnya didalem."

Luna mengerjap sebentar sebelum mengangguk berkali-kali, "iya Lulun nggak akan pergi kemana-mana."

Ekspresi serius yang ditampilkan Luna membuat Elang sedikit tertawa, lucu sekali wajah imut itu dengan ekspresi yang tidak sesuai dengan wajahnya.

Elang mewanti-wanti takutnya jika dia kembali meninggalkan ibunya untuk bekerja, ibunya malah keluar dari jendela, takut jika firasatnya tadi malam bisa saja terjadi jika Luna tiba-tiba keluar dari kos'an ini.

Elang mencium pelan kening Luna,"ibu mau dibawaain apa?"

"Nggak mau apa-apa tapi Lalang harus pulang cepat, Lulun nggak ada temen..."

Salah sudah pertanyaan yang Elang berikan, seharusnya ia tidak menanyakan hal itu, lihatlah wajah yang menunduk itu, Elang jadi tidak tega meninggalkan ibunya, tapi jika ia tidak kerja bagaimana dengan kehidupannya nanti.

"Janji, Lang nggak akan lama, ibu jangan sedih ya, nanti Lalang bawain es krim, ibu mau kan?"

Bisa ditebak ekspresi Luna seperti apa, ia memeluk Elang dengan melompat-lompat kecil, matanya berbinar saat Elang mengatakan ingin membawa es krim, tentu saja dia senang.

"Rasa coklat ya Lalang."Mata yang penuh harap itu membuat Elang hanya bisa membalas dengan anggukan, es krim? Itu sebenarnya tidak sehat, tapi membujuk Luna hanya dengan cara itu, jadi Elang bisa apa.

"Ya udah Elang pergi dulu ya bu."

Luna memeluk kembali Elang dan mencium pipinya,"iya hati-hati."Melambaikan tangannya pada Elang.

Elang berjalan kepintu dan menutupnya, mengunci dari luar, melihat Luna melambaikan tangannya dijendela, ia juga ikut membalas, setelahnya ia pergi. Kemana lagi jika bukan ketempat proyek yang ia kerjakan sekarang.

Rencananya hari ini Elang akan mencari pekerjaan lagi, mungkin ia akan menanyakan kerumah makan yang kemaren ia lalui, setidaknya menjadi pencuci piring juga tidak apa-apa asalkan ada pekerjaan tetap.

"Elang!"

"Anjing!"

Elang terlonjak kaget, tiba-tiba saja dari arah belakang orang meneriaki dengan keras, bagaimana dia tidak terkejut.

"Ngapain kamu disini! Kamu kabur dari sana ya!"

Elang mengernyit, siapa wanita tua menor ini, dandanan begitu tebal, pakaiannya sangat norak, kelihatan seperti orang kaya baru, jangan lupa emas yang ada dileher dan kedua tangannya, sangat menyilaukan mata.

"Dasar bodoh! Pantas saja tuan Jason mencari kalian kerumahku! Tenyata kalian ada disini! Kenapa kau kabur! Ingin kami mati karena ulahmu!"Pria tua yang baru saja datang juga sarkas terhadapnya.

Elang berpikir sejenak, dia mencari tahu siapa orang didepannya ini dalam ingatan pemilik tubuh.

Elang terkekeh sebentar, setelah mencari isi dalam pikirannya, ia tahu didepannya siapa.

Juna dan Nora, hanya nama itu yang ia tahu, mereka adalah ibu dan ayahnya Luna, berarti bukankah mereka ini kakek dan neneknya?

"Sini kamu! Kau harus kembali ke mansion tuan Jason!"Nora menarik tangan Elang dengan kasar.

"Cepetan pak! Tangkap anak ini! Berani sekali dia membuat kita terkena amukan dari tuan Jason!"

"Aku akan menelpon tuan Jason dulu!"Juna mengambil ponselnya hal itu membuat Elang emosi, ia menendang ponsel itu hingga jatuh keaspal dan hancur berkeping-keping.

"Kurang ajar lo semua! Apa salah ibu gua! Bejad tahu nggak kalian! Jual anak sendiri sama tua bangka sialan itu! Nggak punya hati ya lo lo pada!"

Juna dan Nora saling memandang, terkejut kenapa cucu mereka tiba-tiba bisa banyak bicara seperti ini, bukannya Elang adalah orang yang penakut dan tidak berani?

"Berani sekali kau! Ikut ak... arrggg..."Juna tergeletak keaspal, ia ditendang oleh Elang.

"Sialan! Elang apa yang kau lakukan! Kenapa kau melakukan itu pada kakek mu! Dasar tidak sopan! Sudah diuntung aku menyerahkan mu pada tuan Jason! Kau harus berbakti! Punya ayah orang kaya kenapa tidak dimanfaatkan! Pergi kembali pada tuan Jason!"

Apakah kedua orang tua ini gila? Uang dan uang hanya itu pikiran mereka?

"Jadi lo emang sengaja ngelakuin ini! Sengaja supaya ibu gua tersiksa dirumah neraka itu! Emang nggak ada otak ya kalian!"

"Berani sekali kau mengatakan seperti itu!"Juna ingin menampar Elang tapi ia lebih dulu ditampar oleh sang cucu.

"Ini buat lo yang bikin ibu gua menderita!"

"Ini buat lo karena buat ibu gua selalu ngeluarin air mata!"Elang memukul Juna berkali-kali. Ia sungguh emosi mengingat Elang selalu saja mendapat siksaan begitu juga dengan Luna.

Nora berteriak histeris, ia meminta tolong pada orang-orang yang lewat tapi mereka tidak berani ikut campur melihat Elang yang sangat ganas takut akan mereka yang terkena dampaknya.

Hingga beberapa mobil hitam berhenti dekat mereka, Nora senang,"itu dia tuan! Itu dia Elangnya! Tangkap dia!"

Elang menghentikan pukulannya, "sial! Bodyguard Jason!"Bukan hanya satu, seperti lebih dari dua puluh orang, bagaimana bisa ia melawannya.

"Tangkap dia!"Para bodyguard itu segera mengepung Elang, sementara Juna dibantu oleh Nora untuk pergi dari sana.

Elang merasakan punggungnya sakit, ia ditendang dan dipukuli oleh beberapa bodyguard Jason.

Ia sesekali menendang dan membalas pukulan mereka, tapi Elang sudah terengah-engah, orang-orang ini begitu kuat, tubuhnya yang kurus kering tidak setara dengan mereka.

Salah satu bodygard Jason menendang kepala Elang hingga ia terdorong jatuh keaspal.

"Ssst...sakit..."Elang meringis kepalanya berkunang-kunang, begitu sakit karena tendangan bodyguard itu.

"Nggak boleh ketangkep, gimana sama ibu nanti..."Tubuh Elang dipegang oleh mereka.

"Lepas! Lepasin gua sialan!"

"Diam! Dasar tidak tahu diri! Sebagai pelayan seharusnya kau tidak melarikan diri! Kau membuat kami dihukum oleh tuan Jason! Rasakan ini!"Satu tamparan Elang dapatkan diwajahnya, bodyguard ini sepertinya sangat dendam kepadanya.

Elang meronta tapi dia tidak bisa lepas dari orang yang memegangnya ini"ibu maafin Lang..."Sadar atau tidak, kening Elang terluka karena jatuh membentur aspal dan itu mengeluarkan darah hingga jatuh pada matanya, rasanya sangat perih ia menutup matanya rapat.

"Menyusahkan saja! Sialan gara-gara dia kita harus dihukum pagi dan malam!"

"Benar kita harus menyerahkan pada tuan Jason secepatnya!"

"Iya kita lihat bagiamana dia bisa lepas dari tuan Jas...

Dor...

"Argg..."

Bodyguard yang ingin berbicara itu langsung terjatuh keaspal, matanya terbuka dan kepalanya tertembus peluru.

Orang-orang sekitar berlari ketakutan mendegar suara tembakan, sekelompok orang-orang berjas hitam turun dan melawan para bodyguard Jason.

Elang terjatuh karena tidak ada yang memegangnya, ia memegang kepalanya, sakit sekali berdenyut nyeri, samar-samar ia mendegar suara tembakan dan setelahnya tidak tahu apa yang terjadi, menutup mata dan jatuh dalam kegelapan.

Vote →comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang