Kembali-27

3.1K 400 44
                                    

Zoya memberikan ide yang sangat bagus, dan mereka semua setuju.

"Baiklah, kalian cari penjahit yang bagus."Ken memerintahkan para bodyguard.

"Baik tuan."

Elang tersenyum, dia mengusap air mata Luna, "udah ya bu, Lupinya nanti bagus lagi, jadi ibu jangan sedih."

"Em? Benar?"Mata Luna bersinar mendegar itu, tentu dia sangat senang.

" Iya bu."

Luna memeluk Elang, "makasih Lalang! Hore! Lupi udah nggak rusak lagi!"Luna memeluk Lupi dengan pelan, dia takut jika Lupi bertambah rusak nantinya.

"Ada apa?"Max memangku Elang tanpa aba-aba, hampir saja Elang mengumpat.

"Tidak baik mengumpat baby."Bisik Max, dia tahu bayinya itu pasti melakukannya dalam hati.

"Lepasin, risih tahu nggak."

"Tidak."

Sudahlah, Elang malas berdebat sekarang.

Nathan mendengus, andai dia juga punya tubuh sebesar Max, dia juga akan memangku adiknya, "nanti aku bikin badan aku bagus!"

"Tidak perlu baby, ini sudah bagus."Ken terkekeh pelan mendengar gumaman Nathan, tidak boleh, sudah bagus bayinya tetap menjadi bayi.

"Tapi mau pangku adek daddy."Kesal Nathan.

Sedangkan Elang hanya mencebik, masa dia dipangku oleh Nathan, mau diletakkan dimana wajahnya.

"Oh iya, bang Gio mana?"Nathan melirik kesana-kemari, tidak biasanya Gio tidak kelihatan pada jam sekarang.

Benar juga, mereka mencari Gio tapi wajahnya saja tidak tampak.

"Dia beristirahat dikamar, dia demam."Ucap Max.

Zoya yang sedang mendadani Luna langsung menghentikan tangannya."Yang bener bang! Kok bisa bang Gio demam?"

Zain juga sedikit cemas, tadi abangnya baik-baik saja.

Elang melihat koolfever didahinya, "apa bang Gio ketularan gua ya?"

"Biarkan dia berisitirahat, jangan menggangunya, besok kalian bisa melihatnya."Walaupun Ken mengatakan seperti itu, dia tetap saja khawatir, dia akan mengeceknya nanti.

"Siapa yang sakit?"

Ken dan Max mendatarkan wajahnya, kenapa pria tua ini tidak pulang kerumahnya sendiri. King baru saja selesai membersihkan diri, dia akan menginap disini, tapi dia mendengar dari jauh jika ada yang sedang sakit. "Apa Elang belum sembuh dari demamnya?"

"Bukan adek opa! Tapi bang Gio."Nathan berucap.

King mengambil Nathan dan memindahkan kepangkuannya,"benarkah?"Sedikit khawatir dengan Gio, dia akan melihat Gio nantinya.

Elang yang mendegar itu menjadi sedikit merasa bersalah,"keknya bener gara-gara ketularan gua."

"Tuan mereka sudah datang."

Elang menjatuhkan rahangnya, sungguh orang kaya diluar nalar, robek hanya sedikit tapi mengundang desainer sebanyak belasan orang.

"Jahit boneka itu."Ucap Ken tapi tidak memperhatikan mereka.

"Tutup mulutmu baby."Max menutup mulut Elang yang masih menganga.

"Nggak mau! Nanti Lupinya rusak!"Luna tidak mau memberikan Lupi pada mereka, yang membuat mereka was-was, ditatap oleh keluarga William membuat nyali mereka ciut.

Elang bangkit dari pangkuan Max, dia menjauhkan orang-orang itu, "jangan dipaksa, ibu nanti nggak mau."Elang memeluk ibunya, "ibu katanya mau Lupi nya bagus, ibu kasih ya bonekanya ke mereka, mau diperbaiki."Elang berucap dengan pelan, takut ibunya nanti tidak mengerti.

"Em? Mereka mau perbaiki Lupi? Bukan rusakin?"

Benarkan, ibunya tadi tidak mengerti, jadi dia tidak mau memberikan Lupi pada mereka.

"Iya bu, nanti Lupinya bagus lagi, ibu mau kan?"

Luna kembali bersemangat, dia mengangguk berkali-kali,"iya! Mau! Mau Lupi jadi bagus!"Luna memberikan Lupi pada Elang.

Elang mengelus pelan pipi Luna sebelum memberikan boneka itu pada mereka.

"Ih gemes! Mau peyuk!"Dengan teganya Zoya memeluk Elang dan Luna secara bersamaan."Kita selfi dulu!"Zoya memfoto dirinya mencium Luna dan Elang.

"Kakak! Nathan juga mau!"Masa cuma Zoya yang hanya mencium Elang.

"Oh mau cium juga! Sini sini! Muach.."Zoya mencium pipi Nathan berkali-kali.

"Bukan mau cium! Maunya cium adek!"Salah sudah maksud Nathan.

"Sudah Zoya, pipi Nathan memerah."Ken menghentikan anak perempuannya ini, bisa-bisanya dia selalu bersemangat setiap harinya.

Zoya hanya cengengesan, "maaf daddy, abisnya pipi Nathan gemoy, mau diuyel-uyel gini!"Sambil mengusap pipi Nathan."Oh iya dad."

"Ada apa?"Ken menaikkan alisnya.

"Aku udah beli sesuatu lho! Mau liat nggak?"Zoya senyum-senyum sendiri.

"Beli apa? Apa itu sangat menarik hingga cucu opa ini sangat senang."King juga ikut penasaran dengan apa yang dibeli Zoya.

"Pasti opa juga senang liatnya, bentar! Kalian tunggu disini jangan kemana-mana!"Zoya berlari secepat kilat.

"Jangan berlari Zoya! Kau bisa jatuh!"Ken sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Ok daddy!"Hanya teriakan saja yang bisa mereka dengar, tapi Zoya sudah menghilang.

Elang melihat keatas, perasaannya menjadi tidak enak sekarang, matanya menjadi menyipit.

Mereka semua menunggu apa yang Zoya ingin perlihatkan, "Tarra! Liat lucu kan? Lucu kan!"

Elang sudah menduganya, pantas saja perasaannya tidak enak, Zoya mengambil kostum dengan bentuk Dinosaurus.

Zoya melebarkan senyumnya, "Lulun! Elang! Ayo pake ini! Pasti lucu!"

"Jangan macem-macem ya! Ibu ayo lari!"Elang memegang tangan Luna dan segera pergi dari sana.

"Tunggu nggak boleh! Pake ini dulu!"Zoya segera mengejarnya.

Mereka menggeleng pelan, Zoya sudah mulai berulah, tapi mereka tetap akan menunggu hasilnya nanti, pasti Elang sangat lucu memakai kostum Dino itu.

Vote→ comment→ follow

Typo? Tandai!

Gimana sama ujiannya? Lancar nggak?

Mau lagi?

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang