Kembali-38

2.4K 369 36
                                    

Dikediaman Ken, sekarang anak-anak masih menonton televisi karena memang film yang diputar belum habis.

Sangat menarik sekali melihat, Zoya, Nathan, Zain, Elang dan Luna duduk berjejer, dipangkuan masing-masing ada popcorn yang selalu diambil selalu.

Wajah mereka sangat lucu, raut wajah mereka berubah-ubah jika adegan film juga berubah.

Rasanya kemarahan yang melanda dihati Ken begitu sirna, dia bergabung tapi tidak mau mengacaukan mereka, biarlah mereka menonton film itu hingga selesai, jarang sekali melihat anak-anaknya akur tanpa perdebatan dan penolakan dari Elang.

Gio dan Max juga sama, mereka duduk disamping kiri dan kanan Ken, hati mereka sedang kacau tapi setelah melihat pemandangan ini, sepertinya langsung tenang, seperti obat yang bisa menyembuhkan rasa khawatir dan ketakutan mereka.

"Yeay udah habis!"Nathan bertepuk tangan diikuti Luna.

Luna memegang wajah Elang, dia menatap Elang dengan sumringah, "Lalang! Lulun mau jadi Lupi biar bisa lawan jahat!"

Elang tersenyum, dia memegang wajah ibunya juga, "ibu dia bukan Lupi, namanya Po."Tidak heran ibunya berkata seperti itu, mereka menonton film yang pemeran utamanya adalah panda, itu sama seperti Lupi.

"Wah... Kalo Lulun jadi Po, Nathan mau jadi Tigress!"Nathan berseru!

"Eh nggak bisa!"Teriak Zoya mengangetkan mereka semua, setelahnya dia cengengesan melihat tatapan Ken."Maksudnya Nathan nggak cocok jadi Tigress! Nathan cocoknya jadi em? Siapa  ya yang imut? Oh itu aja! Master Shifu! Kalo Zozo baru Tigress! Kan Zozo perempuan!"

"Tapi Lulun juga perempuan! Lulun tetap mau jadi Po!"Luna memegang wajah Zoya, meyakinkan pilihannya.

"Iya Lulun tetap jadi Po! Kan PO lucu sama seperti Lulun! Kalo Zain, aku tahu jadi apa?"

"Zoya."Sela Ken.

"Maaf daddy, maksudnya abang Zain, kalo bang Zain, Zoya tahu jadi apa?"

"Jadi apa?"Tanya serentak Luna dan Nathan.

"Jadi Monkey! Liat kan mirip!"Zoya menyemburkan tawanya.

Yang lain juga sama, mereka tertawa tapi tidak dengan Luna, dia sepertinya tidak mengerti.

Zain tidak bisa berkata-kata, keterlaluan, Zoya sungguh keterlaluan, kenapa dia menyamakan wajah yang tampan ini sama seperti dengan Monkey, dari mana miripnya.

Elang juga tidak bisa menahan tawa, melihat wajah muram Zain, bertambah mirip.

"Em? Tidak mirip."Ujar Luna membuat semua orang terdiam, sedangkan Zain sekarang menjadi lebih bersemangat, ternyata ada yang membelanya.

"Terimakasih Lulun."Ingin memeluk Luna tapi dihalangi oleh Elang.

"Nggak ada! Jangan sentuh ibu gua ya! Eh maksudnya jangan sentuh ibu aku! Jangan peluk-peluk!"Sekarang ada Max disana, jadi Elang akan berusaha berbicara formal, Max begitu membuat Elang tidak berdaya, bukannya Elang takut, tapi Elang tidak mau kembali diperlukan seperti bayi. Ingat Elang tidak pernah takut pada siapapun.

Zain tidak jadi memeluk Luna, Elang sungguh pelit!

"Kalo bang Gio jadi apa?"Lanjut Nathan.

Mereka semua berpikir, sedangkan Gio yang  dibahas hanya tersenyum, dia akan mengikuti semua keinginan adiknya.

"Sudah, hari sudah larut, kita lanjut besok saja, sekarang waktunya tidur."Ken berbicara seperti itu setelah melihat jam, waktunya anak-anak tidur sekarang.

"Yeah... Daddy lanjut nonton lagi..."Bujuk Nathan, jarang-jarang nonton film seseru ini.

"Iya daddy, satu kali lagi ya!"Zoya juga melakukan hal yang sama.

Andai saja Ken tidak bisa mengontrol hatinya, dia pasti akan mengiyakan hal itu, tapi ini tidak baik bagi anak-anak karena waktu tidur mereka harus terjaga.

"Tidak baby, besok masih ada waktu dan sekarang waktunya untuk tidur."

Nathan dan Zoya mendesah kecewa, tapi mereka benar-benar belum mengantuk.

"Tapi daddy..."Nathan ingin membujuk tetapi Gio lebih dulu menggendong Nathan, "bagaimana jika membaca cerita sebelum tidur?"

Terdengar menarik, tapi sepertinya itu hanya untuk anak kecil, Elang tidak mau, ingin menarik ibunya tapi Luna lebih dulu memegang tangan Gio.

"Lulun mau!"

"Zozo juga mau abang! Gimana kita semua tidur dikamar bang Gio!"Saran Zoya, menyenangkan bukan jika mendengar cerita sambil tiduran, apalagi bersama Elang dan Luna.

Max yang tadinya ingin menolak tidak bisa karena Ken menggeleng pelan."Biarkan, kita juga akan tidur bersama mereka."

Baiklah, Max akan mengalah, kali ini dia akan melihat bayinya itu tidur tanpa pacifier, padahal dia sudah menyiapkannya, tapi dia akan mencoba lagi nanti jika Elang sudah tidur nyenyak, ia sangat menantikan hal itu.

"Ibu..." Elang berdecak, Max dengan mudah mengendongnya, kenapa laki-laki ini sungguh menyebalkan.

"Diam baby."Max mencium pipi Elang, tidak pernah bosan mencium pipi yang mulai membulat itu, sepertinya mereka berhasil membuat tubuh Elang sedikit lebih berisi, itu artinya Elang senang berada didekat mereka.

"Baiklah, sepertinya itu menyenangkan."Gio berjalan lebih dulu, diikuti oleh mereka dari belakang.

Zain, Zoya dan Luna berpegangan tangan, hanya Luna dan Zoya yang melompat kekiri dan kekanan, sedangkan Zain hanya bisa memaklumi kedua orang yang berbeda umur itu.

Vote →comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang