Gio mengetuk pintu yang dari tadi dikunci dari dalam, ia berdecak, pintunya adik-adiknya tidak mau membukakan pintu, mereka masih marah dengannya karena Aksa.
"Sial!" Gio mengusap tangannya yang memerah, ia duduk di kursi dengan kesalnya, mengirimkan pesan pada Zoya dan Zain.
Akhirnya setelah sekian lama baru pintu itu terbuka, Gio menghela nafas, dia memeluk Zoya dengan erat.
"Maaf, abang nggak akan bertemu dengan dia lagi, abang tidak akan melakukan itu."
Zoya membuang mukanya, ia memukul Gio dengan kencang, "Kalo abang gitu lagi, bang Gio bukan lagi abang kita!"
Gio terkekeh kecil, ia mengusap rambut adiknya gemas.
"Mana kuenya?"Zoya menyipitkan matanya, Gio mengirimkannya pesan karena dia membeli kue yang lezat, jadi ia membuka pintu, walaupun masih marah dengan abangnya itu.
Gio tersenyum, ia memberikan paperbag itu pada Zoya, "Cheese cake, dan coklat, kesukaan mu."
Mata Zoya berbinar mendegar itu, ia langsung membukanya sedikit. Setelah berdehem sebentar baru ia mencium pipi Gio, "Aku maafin, tapi nggak boleh gitu lagi ya ..."
Gio terharu ia memeluk Zoya, melirik lewat sudut matanya, ada Aksa yang sedang mengintip sambil menangis, Gio tersenyum melihat itu. "Bagus, dia terlihat menyedihkan."
"Aku juga membelikan untuk Luna dan lainnya."
Zoya menyipitkan matanya, dia melirik paperbag yang berada di tangan Gio. "Abang harus janji dulu! Abang nggak boleh deket sama Aksa lagi! Abang nggak boleh ketemu dia lagi! Abang juga nggak boleh sebut nama dia!"Zoya memperingati.
"Tentu, janji, abang tidak akan pernah bertemu dengannya, dan membahas dia, sekarang boleh masuk? Aku merindukan Elang dan Nathan."
Zoya mengangguk antusias, ia mengandeng tangan Gio untuk masuk ke dalam ruangan.
"Nathan! Nathan! Liat! Abang Gio bawa kue!" Zoya menghampiri Nathan dan memperlihatkan kue yang diberikan oleh Gio.
"Wah ... tapi kita masih marahan sama bang Gio!"Nathan memalingkan wajahnya, tak mau melihat abangnya itu.
"Tapi aku udah maafin bang Gio! Bang Gio bawa kue! Ini untuk Zain juga! Zain suka ini kan!"Zoya memberikannya pada Zain.
Zain melirik, sepertinya enak, dia tidak menolaknya, ia mengambilnya, "Terimakasih."
Gio tersenyum, ia mengusap rambut adiknya itu, "Maafkan aku, aku tidak akan bertemu dengannya lagi, bisakah kita tidak bertengkar seperti ini?" Gio merentangkan tangannya, segera Zain memeluk abangnya itu, senang sekali adiknya tidak marah lagi.
"Zoya dan Nathan juga." Gio mendekat dan memeluk kedua adiknya yang lain.
Elang tahu apa yang terjadi, Zoya sudah menceritakannya, tentang Aksa yang selalu saja ingin mendekati Gio, Elang tahu Aksa kesepian, tapi perbuatannya sungguh di luar nalar, kenapa anak itu tidak mau berubah, sikapnya yang iri dan dengki terhadap ibu dan dirinya tidak bisa Elang toleransi lagi.
"Ini untuk Luna dan Elang." Gio memberikan kue pada ibu dan anak itu.
"Wah! Lalang! Kita juga dapat kue!"Luna bertepuk tangan gembira, ia tadi cemberut karena tidak mendapatkan kue seperti Nathan dan Zoya, tapi setelah bersabar sebentar ia akhirnya mendapatkan juga.
"Makasih bang," ujar Elang.
Gio mengusap rambut Elang sebagai jawaban. Dia juga memberikan kue pada Max, "Untukmu, tidak manis." Ucapnya sambil tersenyum.
Max mengambil kue itu, dia memang tidak suka manis, Gio tahu betul apa yang dia suka, karena selama ini Gio memang peka.
"Cepat Lalang buka!" Luna sudah tidak sabar, kue itu terlihat enak, tampilannya sangat lucu.
Elang hanya tersenyum, ia memaklumi ibunya.
Gio juga membuka kue miliknya, ia menatap kue milik Elang, "Kau sangat lucu, Elang. Tapi maafkan aku, aku harus melakukan ini, jika terjadi sesuatu terjadi pada dirimu dan Luna, Jason akan terkena dampak dari ini, karena aku membeli kue itu dari toko kue milik Bianca, itu artinya, mereka akan berpikir jika Bianca yang telah merencanakan ini dan akan membunuh kalian berdua, mereka pasti akan menyiksa Bianca kembali, Bianca akan lama tersiksa disana ... daddy pasti tidak akan membiarkan Bianca mati begitu saja, dengan begitu, Jason akan tetap merasa jika Luna adalah sumber masalah dan kau lah yang pembawa sial, karena telah menyiksa istrinya... Adrian dan Aksa? Mereka pasti akan terus tersiksa karena orang tua mereka kembali berdebat dan tidak pernah memperdulikan mereka ..." Tatapan Gio tidak pernah terlepas dari kue itu. "Aku menunggu waktu itu tiba."
Elang selesai membuka kue, dia mengambil sendok yang memang sudah ada disana untuk menyuapi Luna.
Luna juga tidak sabar, ia benar-benar ingin memakan kue itu. Luna membuka mulutnya dengan antusiasnya.
Gio memakan kue nya sambil menghitung dalam hatinya,"Tiga ... dua .... sat ..."
Brak!
Terdengar suara dobrakan pintu, mereka semua terkejut mendengar itu.
"Gio!"
Vote→comment→ follow
Typo? Tandai!
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...