Kembali-75

1.8K 303 44
                                    

Elang tertegun melihat banyaknya rambut di tangannya, ia melihat rambut Luna rontok.

"Emm?"Luna melihat tangan Elang, dia memegang kepalanya dan mengusap rambutnya, "Lalang kenapa rambut Lulun lepas?"

Elang mengigit bibirnya dan memeluk Luna, tak dapat ia tahan lagi, ia menangis dengan keras, "Apa ini Tuhan ..."

"Ibu ...."

Luna juga ikut menangis, "Lalang rambut Lulun ... "

"Elang tenang, itu hanya karena kemoterapi, pasti itu akan terjadi." Max memeluk Elang dari belakang, ia berusaha menenangkan Elang.

Zoya dan Nathan hanya bisa ternganga melihat kepala Luna yang sedikit botak itu, mereka tidak tahu harus berkata apa.

"Elang, ini tidak seperti apa yang kau pikirkan, rambut Luna akan tumbuh kembali nantinya." Ucap Ken yang juga mencoba menenangkan Elang.

"Benar, Luna akan baik-baik saja."Yakin King, mereka tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Lalang ... Luna tidak mau botak ... tidak cantik kalau botak ..."Luna menangis dengan kerasnya, itu sangat menyeramkan.

Bagaimana? Apa yang Elang harus lakukan sekarang? Apa yang harus ia jawab?

Tolong beri tahu Elang apa yang harus ia jawab pada ibunya.

Kenapa ini sangat menyakitkan?

"Lalang seram ..."

Mereka semua menunduk dalam diam, tangisan yang penuh pilu.

Luna memegang rambutnya dan semua itu jatuh, rambutnya hanya tinggal bagian depan saja.

"I-bu nggak botak kok, rambut ibu akan tumbuh lagi ..."

"Nggak mau ... mau tumbuh sekarang ..."

Elang mengepalkan tangannya, ia berlari dan keluar dari sana.

"Elang!"

"Adek mau kemana!"

Zain menyusul dan ikut mengejar Elang, kemana perginya Elang hingga dia berlari seperti itu.

Elang berlari ke koridor rumah sakit dia mendatangi semua orang.

"Bang ada cukuran rambut?"

"Om, om ada cukuran rambut?"

"Tante, ada cukuran rambut?"

Elang terus menanyakan itu pada semua orang, dia tidak menyerah hingga ia bertanya pada seorang kakek-kakek tua.

"Ada, ini. Saya selalu bawa kemana-mana, untuk nyukur kumis kakek."

Elang meminjam cukuran itu sebentar, dia berlari lagi menuju ruangan Luna.

"Elang dari mana?"

"Kenapa kau berlari?"

Tak memperdulikan apa yang ditanyakan oleh Zain dan Max. Elang masuk lagi ke dalam ruangan Luna, dia melihat Luna masih menangis di sana.

"Ibu ... ibu nggak botak sendirian kok, Elang juga botak ... liat ..."Elang menghidupkan mesin cukur itu dan mencukur rambutnya, dia mencukur habis rambutnya hingga tak tersisa.

Mereka diam tak bersuara, menangis dalam diam. Elang begitu menyayangi Luna.

Kepala Elang sudah botak, rambutnya berceceran di lantai, "Liat kan bu?  Elang juga botak, jadi ibu ... jangan nangis lagi ya ... Lang nggak suka liat ibu nangis ..."Elang memeluk Luna erat, apapun akan ia lakukan demi Luna tidak menangis lagi.

Nathan melihat cukuran yang berada ditangan Elang, ia mengambil dan mencukur rambutnya juga.

"Aku juga mau botak! Punya rambut bikin sakit kepala aja, lebih baik nggak usah punya rambut!"

"Nathan ..."

Luna melihat Nathan, dia menghentikan tangisannya, ternyata Elang dan Nathan juga tidak ada rambut sepertinya.

"Liat, tambah lucu kan?"Nathan tersenyum, tapi air matanya tidak berhenti.

"I-ya, punya rambut nggak enak, rambut Zozo juga panjang, selalu susah baut diikat, Zozo juga aku botak aja seperti Lulun dan adek!"Zoya mengambil cukuran itu dari Nathan, rambut yang tadinya panjang kini sedikit demi sedikit hilang.

"Cukur punyaku juga, Zoya. Aku tidak suka gaya rambut ini."Ucap Zain menundukkan kepalanya.

Ken tidak bisa menahan tangisnya, ia tidak kuat sekarang, ternyata anak-anaknya sungguh menyayangi Luna.

Bahkan mereka juga merelakan rambut mereka di pangkas habis.

"Benar, aku rasa rambut itu tidak bagus, lebih baik tidak mempunyai rambut."Max juga menunduk agar Zoya dapat mencukur rambutnya.

Bukan hanya Max, King dan Ken juga menunduk agar Zoya bisa memotong rambut mereka.

Elang tidak kuasa menahan tangisannya, tak menyangka jika keluarganya akan melakukan hal yang sama.

"Makasih ..."

Mereka begitu tulus pada Luna dan dirinya, menyesal sudah ketika dia pergi meninggalkan mereka, "Maafin gua ..."

"Tidak, Lang ... kau anakku, jadi kami akan melakukan apapun itu untukmu ..."

"Iya, kita kan keluarga!"Lanjut Zoya.

Luna menghentikan tangisannya, dia merasa senang saat semu orang tidak mempunyai rambut seperti dirinya.

"Yey kalian juga botak!"Dia tertawa sambil bertepuk tangan.

Elang tidak akan melupakan ini, tidak akan melupakan kebaikan mereka seumur hidupnya.

"Terima kasih semuanya ..."



Vote→ Comment →Follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang