Kembali-82

1.5K 231 10
                                    

Keheningan terjadi di ruang keluarga ini, tak ada yang berbicara, mereka sungguh menantikan Ken mengucapkan apa yang ia inginkan pada Elang.

Masalahnya, bibir Ken seakan kelu! Dimana Ken yang berani, sekarang ia tampak sedikit pucat, tangannya dingin.

Dalam pikirannya terus memikirkan hal yang aneh, jika ia mengatakan apa yang ia mau pada Elang, ia takut akan melukai perasaan Elang, bagaimana jika Elang kembali pergi jauh dari mereka.

Zain, Zoya dan Nathan sama-sama berpegangan tangan, mereka gugup. Menyemangati Ken di dalam hati, mereka juga penasaran akan jawaban Elang nantinya.

King memutar matanya malas," Kau bahkan tidak gugup saat menembak orang sampai mati, sekarang dia bagai pengecut! Ken ini! Apa salahnya mengatakan jika mau melamar Luna, dia membuatku jengkel! Ini sudah terlalu lama."

Begitu juga dengan Max, ingin sekali ia membuka bibir ayahnya itu agar bisa berbicara, kenapa ayahnya tiba-tiba menjadi pengecut seperti ini, aneh sekali.

"Kenapa semua diam? Lulun bingung ... Lalang! Ini main tidak bicara ya?"Luna menggaruk-garuk pipinya kebingungan, mereka sangat aneh.

Jangankan Luna, Elang saja yang dari tadi hanya mendengar keterdiaman dari Ken saja sudah bosan.

"Kita ke taman aja, bu. Kita berjemur aja,"Dari pada menunggu disini dan tidak melakukan apapun lebih baik Elang membawa Luna untuk berjemur di cuaca pagi ini, itu lebih baik untuk kesehatan Luna.

"Daddy! Katanya mau ngomong sama, adek. Kok dari tadi diem! Liat kan, adek udah mau pergi!" Nathan menguncangkan lengan Ken, ayahnya itu sangat aneh.

"Iya nih, kan tinggal ngomong lho, daddy cemen!"tambah Zoya sambil memberikan jempol terbalik miliknya.

"Payah sekali daddy'ku."Zain hanya bisa menghela nafas, ternyata Ken bisa juga gugup seperti ini.

"Baiklah, kita ke taman saja," ucap King setuju dengan Elang, anaknya ini sungguh sangat lama dan tidak seperti pria sejati.

"Itu ada baiknya,"setuju Max, ia sudah muka duduk di sini.

"Tunggu, aku akan bicara."Ken mengambil nafas, ini pertama kalinya ia segugup, bagaimana lagi, lamaran ini menyangkut kehidupan mereka seterusnya, Elang dan Luna akan menjadi keluarganya.

"Elang, aku akan berkata jujur, maaf jika nanti kau akan terkejut mendengar ini, aku ingin menjadikan Luna istriku, apa kau setuju?"

Kini bukan hanya Ken saja yang gugup, tapi semua orang yang menunggu jawaban Elang, melihat reaksi Elang yang mengangkat alis mereka menjadi was-was.

"Iya, adek. Aku mau Lulun jadi mommy kit, nanti kita akan jadi keluarga seutuhnya!"Nathan berkedip meyakinkan Elang, ia berharap agar Elang bisa menerima permintaan daddy-nya itu.

"Iya, Elang. Nanti setelah Lulun nikah sama daddy, kita bisa panggil Lulun dan mommy Lulun! Gimana?"Zoya juga mendekat ke Elang dan memegang tangan Elang.

"Benar, Lang. Lebih baik Lulun menikah bersama daddy, Lulun pasti akan bertambah senang."Zain berharap dan berdoa dalam hatinya, semoga saja Elang benar-benar menerima lamaran daddy-nya itu.

Raut wajah Elang berubah menjadi datar, dan itu di sadari oleh semua orang, kenapa Elang terlihat marah, apa jangan-jangan ia memang marah pada mereka? Jika begini lebih baik Ken tidak menyampaikan apa yang ia mau dan niat menjadikan Luna sebagai istrinya.

"Lang, dengarkan aku ... aku minta maaf jika telah menyinggungmu, aku tidak akan mengatakannya lagi, tapi bisakah kau tidak marah pada kami?"Ken sudah panik, ia mengumpat, jika seperti ini lebih baik ia tak mengatakannya.

"Lang ..."

"Oke."

"Ha?"

"Apa?"

Tunggu sebentar, apa mereka salah dengar atau memang pendengaran mereka bermasalah?  Jika memang tidak salah dengar, mereka mendengar Elang mengatakan ok?

"Apa, dek? Adek ngomong apa tadi?"Nathan mengguncang tangan Elang, ia ingin mendengar kembali apa yang dikatakan oleh Elang.

"Tadi Elang bilang oke kan? Iya kan Lang! Elang bilang oke kan?!" teriak Zoya mencoba meyakinkan apa yang dia dengar.

Zain, Max dan King juga mendengar itu, Elang mengatakan 'ok' jika seperti itu bukankah artinya Elang setuju.

Luna tertawa melihat tingkah Zoya dan Nathan yang kebingungan seperti itu, ia mencubit pelan kedua pipi Zoya dan Nathan. "Tadi Lalang bilang ok! Lulun juga dengar!"

Ken hanya bisa termenung dalam keterkejutan, Elang menerimanya? Elang benar-benar menerimanya? Maksudnya Elang menerima ia sebagai ayah dan suami dari ibunya.

"Lang apa ini benar?"

Elang tersenyum, ia memegang tangan Luna yang sedang di peluk oleh Nathan dan Zoya.

"Bener, tapi dengan satu syarat, nggak boleh nyakitin ibu untuk alasan apapun itu, sedikit aja nyakitin ibu ... " Elang meninju telapak tangannya sendiri, "Kami akan pergi dan nggak akan pernah liat kalian lagi."

Ken tersenyum, ia langsung membawa Elang dalam pangkuannya dan memeluk Elang erat, mencium kedua pipi Elang berkali-kali, "Aku berjanji, aku tidak akan pernah menyakiti Luna, jika kau melihat ku menyakiti Luna maka kau bisa melakukan apapun padaku, baby. Terima kasih, terima kasih karena kau telah menerima ku menjadi daddy'mu seutuhnya."Ken masih tidak menyangka, dugaannya ternyata salah.

"Yeay Lulun jadi mommy'nya Zoya!"

"Nathan punya mommy! Nathan punya mommy! Nathan punya mommy!"Nathan melompat-lompat pelan, dan satu lagi rahasia yang sungguh sangat membahagiakan, Nathan sembuh total dari sakit pada kakinya, kakinya yang menjalankan terapi dari dulu kini tak lagi merasakan sakit.

Zain juga bergabung memeluk ketiga orang yang saling berpelukan itu.

"Yeay Lulun jadi mommy! Lulun jadi mommy!"Luna mengikuti apa yang di katakan oleh Zoya dan Nathan.

King dan Max juga tidak dapat menahan kegembiraan mereka, ini lah yang mereka harapkan, Elang menerima Ken menjadi suami dari ibunya itu, tapi ada satu lagi masalah, apa Elang juga akan menerima Gio kembali?

"Elang, ada satu hal yang harus ku katakan padamu, ini tentang Gio ..."

Elang menutup mulut Ken dengan jari-jari tangannya,"Aku udah tahu, daddy. Aku udah denger semua yang kalian omongin semalem, jujur masih kecewa sama bang Gio, tapi setelah di pikir-pikir lagi ..."

Mereka semua diam menatap Elang yang menghela nafas.

"Aku nggak mau lagi ada permusuhan, mau hidup bahagia sama ibu, mau mulai dari awal. Aku udah lupain semuanya dan coba maafin bang Gio."

"Elang ..."

Terbuat dari apa hatimu Elang?

Semudah itu memaafkan orang yang sudah membuatmu menderita?

Tak terasa air mata mereka mengalir, memang mereka bahagia, tapi juga mereka sedih saat mendengar Elang yang berbicara seperti itu.

Ternyata Elang sudah tahu dan memaafkan mereka semua.

Elang memang anak yang baik, seperti Luna.

"Kau memang, baik Lang."

"Nggak, aku bukan orang baik."Elang tersenyum, ia mengusap air mata Ken." Gua bukan orang baik, gua juga pernah buat kesalahan, kesalahan yang mungkin buat gua bisa hidup lagi di dunia ini dan ketemu sama ibu, tapi satu hal yang gua akan lakuin, gua akan lakuin semua apa yang buat ibu bahagia, termasuk nyetujuin pernikahan ini, walaupun ibu belum sepenuhnya ngerti, tapi ibu sedikit demi sedikit udah berubah jadi lebih normal, ini semua demi kebahagiaan ibu, kalo ibu bahagia gua juga bahagia ..." Elang tersenyum ini, memang yang terbaik."Daddy ..."

Benar, daddy. Ken sangat senang mendengar itu, ia akan menjadi seorang ayah bagi Elang, bayinya yang manis dan baik hati ini.

"Yaey Lulun jadi mommy kita!"

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang