Kembali-14

3.1K 420 45
                                    

"iya disana, lurus, Elang senyum dong! Ish senyum nggak! Gigit nih!"

Elang berdecih, dia sekarang tengah berbaris bersama Luna dan Nathan, mereka akan mengambil foto, sebenarnya bukan mereka, tapi Zoya yang menginginkan itu, di akan memfoto mereka dan mencetaknya agar menjadi kenang-kenangan.

Untuk Nathan, dia memakai kostum bentuk kura-kura, jadi sekarang dia sedang telungkup, Luna berada disampingnya dengan memegang Lupi ditangan kanannya dan ditangan kiri, dia memegang bantal yang berbentuk bambu, seperti panda asli.

Untuk Elang, dia berdiri dikursi kayu dibelakangnya agar terlihat seperti terbang.

Ken tidak dapat menahan senyumnya, pemandangan ini begitu lucu, dia juga diam-diam memotret mereka, berserta Zoya yang sedang mengambil foto.

Untuk Zain, dia pergi kesekolah setelah sarapan, anak itu tidak ingin melihat wajah Elang yang terlalu imut, bisa-bisa dia mimisan.

Bagaimana dengan Zoya? Dia tidak mau pergi sekolah karena ingin bermain dengan Luna dan Elang, tentu saja adiknya yang paling utama, lagi pula dia baru saja pulang dari luar negeri, mungkin dia akan mengajukan cuti kembali nantinya.

"Udah belom! Panas ini, ibu gua juga kepanasan!"Elang turun dari kursi, dia membawa ibunya kesisinya untuk melepaskan kostum itu.

"Ya udah lepasin aja."Zoya juga tidak tega melihat adiknya juga berkeringat, dia melepaskannya untuk Nathan dan membantunya untuk kembali duduk dikursi roda.

"Es krim! Lulun mau es krim Lalang."Sudah dari tadi Luna menunggu, sudah sarapan dan sekarang melakukan apapun yang Zoya mau, tapi es krim bagiannya belum juga diberikan.

"Ini, tenang aja, aku nggak akan bohong kok! Ini untuk Nathan juga."Zoya memberikan es krim coklat itu pada Luna dan Nathan.

"Nah ini untuk adik aku yang baru!"Zoya mencuri satu kecupan pada pipi Elang.

"Sabar Lang, cewek, kalo bukan gua udah..."Elang mengertakkan giginya. Dia menerima es krim itu, lagi pula dia juga haus sekarang.

"Jangan banyak, nanti bisa sakit."Ken beranjak dari tempat duduknya, membawa Nathan pada sofa yang tidak jauh dari sana.

Luna memakan es krimnya itu dengan belepotan, Elang yang selalu memperhatikan ibunya tentu saja tidak tinggal diam, dia segera mengambil tissue dimeja dan mengelap bibir sang ibu yang belepotan es krim.

"Mau?"Luna memberikan es krimnya pada Elang.

"Es krim Lang belum habis bu, ini masih ada."Elang menunjukkan es krimnya pada Luna.

Luna hanya mengangguk, dia makan sedikit es krim Elang, "rasa coklat!"

Tentu saja rasanya sama, tapi Elang tidak menyela, biarkan saja ibunya berekpresi seperti itu.

Mereka duduk bersama disofa, menghabiskan es krim yang diberikan Zoya, sedangkan gadis itu hanya senyum-senyum sendiri, dia sedang mengedit foto yang dia ambil tadi agar lebih cantik lagi.

Hingga mereka menoleh saat ada suara langkah kaki.

"Abang Gio!"Nathan mengangkat tangannya,  dia bisa melihat abang keduanya baru saja pulang.

Gio tersenyum manis, lesung pipit yang ada disebelah pipi kirinya itu semakin menambah ketampanan pemuda itu.

"Kenapa? Kangen sama abang?"Mengecup beberapa kali pipi gembul milik adiknya. Gio Hill William, pemuda tampan nan manis itu adalah anak kedua dari Ken, dia baru saja pulang, entah kemana tapi Ken mengatakan jika Gio pergi untuk bekerja, itu yang Nathan tahu.

"Abang tahu! Aku ada adik baru! Daddy bawa adik baru yang lucu! Dia sama ibunya! Namanya Elang! Liat-liat lucu kan?"Gio tersenyum, dia kembali mengecup pipi sang adik dan setelahnya dia melihat kearah orang yang diperkenalkan oleh adiknya.

"Abang! Liat! Aku punya foto mereka! Liat-liat!"Zoya memperlihatkan foto yang dia ambil tadi.

Gio mengecup kening adiknya, dan tersenyum,"bagus."

Zoya tentu saja menampilkan senyum, Gio adalah abang favoritnya, dia sangat baik dan tentunya sangat tampan, dia juga sangat suka memuji apa yang ia lakukan, maka dari itu, jika disuruh memilih mana yang paling baik antara Zain dan Gio, tentu saja dia memilih Gio!

Gio melihat Elang yang menyuapi perempuan disampingnya, Gio mengernyit, dia sepertinya pernah melihat Elang.

Dia memandang kearah daddynya yang dari tadi hanya diam.

"Dia..."

* * *

Kediaman Sanjaya, Jason yang tengah berada diruang kerjanya menerima laporan tentang Elang, hal itu sungguh membuat dia emosi saat para bawahannya ini tidak bisa membawa Elang.

"Bagaimana bisa! Tidak habis pikir!"Jason sungguh bingung, kenapa bisa para bawahan tertembak seperti itu, siapa yang melindungi bocah itu.

Bodyguard yang berhasil kabur dari penembakan itu berdiri dengan terengah-engah, dia menatap takut sang tuan, takut akan kembali terkena amukan, karena lukanya juga belum sembuh.

"Siapa mereka? Apa kau tahu?"Jason bangkit dari duduknya, memandang foto keluarga lengkap disana.

"Mereka memiliki tanda DW di lengan mereka, saya khawatir itu adalah para bawahan tuan William."

"Apa! Bagaimana bisa?"Jason sungguh sangat terkejut.

"Apa kau benar melihatnya?"

"Benar tuan, saya tidak mungkin salah!"

"Bagaimana mungkin! Bagaimana mungkin yang melindungi bocah itu adalah kakak ipar ku sendiri!"

Vote→comment→ follow

Lagi nggak?

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang